Bagian Dua

104 10 0
                                    

Dongeng malam hari

NOW PLAYING : RIZKY FEBRIAN : RAGU

[Vote dan komen untuk cerita ini]

___________

"Aryaaa!" Rara tersadar dari pingsannya, Arya segera mengambil air putih dan memberinya ke Rara.

"Ra Lo kenapa" tanya Arya.

Rara melihat Arya membuatnya memeluk Arya seketika, rasanya lega sekali. Ternyata hanya mimpi bukan kenyataan.

"Ya gue takut ya, gue mimpi Lo ditabrak truk" Rara dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Aduuuh!" Arya meringis kesakitan.

"Lo kenapa Arya?"

"Sakit yah kayaknya ditabrak truk," ucapnya dengan ekspresi wajah kesakitan dan tangan yang memegang kepalanya.

"Ish gue gak becanda ya!"

Arya hanya tertawa mendengar ucapan Rara, Arya senang Rara memimpikannya walaupun dia ditabrak truk sekalipun. Arya berfikir Rara memimpikannya karna Rara sering memikirkannya.

Tak terasa bel istirahat terdengar, wajah Arya tampak begitu senang. Surga sekolahan baginya.

"Ra mau makan apa biar gue yang beli in" Arya dengan tangan kanan terbuka.

"Kenapa tangannya?"

"Minta duit lah buat beli makanan," Rara tidak tau harus apa pacarnya sungguh menyebalkan.

"Lo tuh gk ada romantis-romantisnya Arya, Kalo beliin pacar itu ya pake duit Lo lah."

"Haha gue becanda Ra" Arya tertawa melihat wajah kesal Rara,

"ya udah gue pergi dulu, nanti gue panggilan Kana kesini."

Cklekk

"Gak usah gue udah kesini" ucap Kana yang tiba-tiba hadir.

Kana memang begitu peduli pada Rara, baginya Rara adalah sahabat yang harus ia jaga. Mereka kenal sejak ia masuk SMA selalu bersama, berbarengan dengan pertemuannya dengan Arya, Rara merasa beruntung karena dipertemukan dengan dua orang baik.

"Ra Lo gk papa?" Tanya Kana.

"Gak papa mungkin karna gue belum sarapan Na jadi gue lemes, Na gue takut kenapa gue selalu mimpikan bayangan hitam itu."

Rara menceritakan kejadian dimimpinya, sungguh Rara sudah tidak sanggup apa yang terus menerus hadir dimimpinya. Ia tidak tau harus apa, mimpi itu hadir mengusiknya.

"Permisi.." Rara dan Kana menoleh ke sumber suara yang terarah dari pintu.

"Kak Rara ini dari kak Arya" anak kelas sepuluh dengan membawa bakso dan es teh manis.

"Makasih ya, minta ongkir ke Arya aja harus ada ongkir gitu" ucap Rara manis.

Arya sungguh menyebalkan bisa-bisanya dia menyuruh adik kelas untuk mengantarkan makananya, walau begitu menyebalkan Rara tetap menyayangi Arya.

***

Sepulang sekolah Arya dan Rara berjalan melalui kooridor yang masih dipenuhi siswi, Arya menggandeng erat tangan Rara hingga membuat siapapun yang melihatnya iri, sedangkan Rara hanya berjalan menunduk.

"Gak usah malu, Lo gandengan sama orang ganteng bukan sama truk" bisik Arya meyakinkan Rara, Rara tersenyum.

Lalu Rara berjalan pede dengan Arya didepan kaum hawa yang sedang kepanasan.

Sesampainya ditempat parkir mereka berhenti disamping motor vespa, Arya termasuk orang-orang kaya disekolahnya namun ia tetap menggunakan motor kesayangannya, walau sudah diberi motor baru oleh ayahnya ia tetap memakai Vespa favoritnya.

Selama perjalanan Rara begitu was-was pada mobil truk ia hanya takut mimpinya akan menjadi nyata, Rara menengok kearah kanan aman tak ada truk, begitupun dengan arah depannya, Rara melirik kearah belakang terdapat truk besar yang membuatnya menjadi sangat ketakutan.

"Ya ya hati-hati ada truk!" Rara menepuk-nepuk pundak Arya

"Tenang Ra itu hanya mimpi".

Walaupun hanya mimpi Rara sangat cemas dibuatnya.

Namun tiba-tiba truk melaju dengan cepat kearahnya, membuat Rara gemetar hebat.

"Ya awas yaa!"

Ciiittt! Suara bantingan stir mobil truk.

Reflek Arya gas motornya menghindar truk yang sudah jatuh dibelakangnya, syukur Rara sangat bersyukur Arya dapat menghindarinya truk tersebut jatuh membuat warga sekitar bergegas menuju tempat kejadian, yang lebih syukur lagi tidak ada korban dikejadian tersebut.

Arya berhenti kekedai kopi pinggir jalan terdekat, ia hanya ingin menenangkan Rara dari kejadian tadi.

"Ra ayo kita ngopi dulu" ajak Arya dengan nada bercanda.

Rara mengangguk mengikuti Arya dari belakang.

"Mau minum apa?".

"Kopi" jawab Rara.

"Gue tau Ra, maksudnya kopi apa?"

"Samain aja deh".

Arya memesan kopi capuchino karna Arya tau Rara hanya suka capuchino bukan kopi yang lainnya.

"Lo gk papa" lagi lagi pertanyaan itu dilontarkan oleh mulut Arya.

"Gue gk tau apa yang terjadi kalo kita gk ngehindar truk itu ya" ucap Rara lemas, sungguh Arya tidak suka wajah Rara seperti ini.

"Udah Ra gk usah dipikirin" Arya mencoba menenangkan Rara.

"Apa jangan-jangan..."

__________

HALLO SEMUANYA.

AKHIRNYA UP LAGI, TERIMAKASIH YANG SUDAH MAU STAY

MAAF TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA YA.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA, SEE U ON NEXT PART!

BYE!

RARYA [Dongeng Malam Hari]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang