Bagian Empat belas

51 7 0
                                    

Dongeng malam hari

NOW PLAYING : SHEILA ON 7 - DAN

[Vote dan komen untuk cerita ini]

_________

"Citra?" Gumam Arya melihat Citra menjegal tangan Arya.

Citra melepaskan tangan Arya dari cengkeramannya dengan kasar, menatap Arya pekat dengan tatapan elang.

"Gini ya Lo sama cewe?"

"Lo ngapain disini?" Tanya Arya.

"Sama cewe beraninya maen fisik," Citra menghiraukan ucapan Arya.

"Lo gak tau yang sebenarnya, gak usah ikut campur."

Arya dan Citra saling menatap tajam, tatapannya kini semakin dalam membuat mereka merasa dunia hanya ada mereka saja tanpa ingat ada Rara dan Ziva di sekelilingnya.

Rara dan Ziva bingung akan kehadirannya Citra, mereka berdua tak mengenal citra namun Arya seperti sudah mengenal citra atas perdebatan tadi.

"Arya udah," Rara membuka suara membuat Arya dan Citra mengalihkan pandangannya.

Arya menggenggam tangan Rara lalu pergi meninggalkan tempat tadi.

"Siapa Lo?" Tanya Ziva selepas menatap Arya dan Rara pergi.

"Gue citra."

"Lo kenal Arya?"

Citra mengangguk, walau ia hanya baru mengenal Arya beberapa jam yang lalu.

***

Di keesokan harinya Rara sampai disekolah lebih pagi daripada hari-hari biasanya, ia datang dimana hanya siswa rajin yang sudah ada disekitar sekolah.

Rara duduk didalam kelasnya seorang diri, tak ada siapapun disana kecuali ia. Suasananya pun sangat sunyi hanya terdengar suara jam dinding yang menjadi backsound disana.

Rara menatap jendela karena ia berada jauh dari jendela hingga apapun yang disana terlihat jelas, matanya tak henti melihat jendela hingga kini matanya membulat sempurna. Rara seperti terhipnotis, bayangan yang sangat familiar hadir diantara jendela yang Rara tatap.

Rara sungguh terkejut karena ia baru melihat sosok bayangan itu lagi setelah sekian lama, hatinya terus merutuki agar tak takut pada bayangan itu.

Pergi, Batin Rara.

Hingga pada akhirnya salah seorang teman kelas Rara datang dan juga membuat bayangan hitam itu hilang.

Lama semakin lama kelas menjadi ramai dan suasana disekitar sekolahpun sudah menjadi ramai.

"Woi keluar itu ada cewe cakep bener!" Zidan teman kelas Rara teriak dibalik pintu membuat semua temen laki-laki Rara keluar kelas.

Kelas sebelah pun berhamburan menghampiri ntah apa yang membuat mereka tergesa-gesa.

Kana datang dengan wajah jutek khasnya, "kenapa kan?" Tanya Rara.

"Ngeselin banget tuh cowok-cowok pada maen tabrak gue aja," ketusnya.

"Emang ada apa sih?"

"Murid baru cantik katanya si."

Bel telah berbunyi membuat seluruh siswa kembali ke kelasnya masing-masing, Pak Jaka wali kelas Rara membawa seorang wanita dibelakangnya masuk kekelas Rara membuat kelas yang tadinya sepi menjadi sangat ribut.

Rara menatap wanita itu, wajahnya tak asing bagi Rara. Rara mengingatnya kini, dia adalah wanita yang menjegal tangan Arya saat Arya ingin menampar pipi Ziva

"Selamat pagi," pak Jaka mererai keributan.

"Pagi pak," anak-anak serempak.

"Perkenalkan ini murid baru namanya Citra."

"Buset cakep bener!"

"Alhamdulillah dia masuk ke kelas kita."

"Akhirnya ada cewe cantik dikelas ini selain Rara."

Suara laki-laki membuat keributan, mereka seakan manusia kelaparan yang baru dikasih makanan.

"Sudah sudah biarkan citra memperkenalkan dirinya, silahkan citra."

Citra maju selangkah, senyumnya mempesona seluruh kelas. Membuat Atmosfer kelas sejuk seketika.

"Perkenalkan nama gue citra, semoga kita bisa berkenalan baik," ucapnya sangat lembut.

"Hai citra kenalin gue Hendra cowok paling tampan seantero sekolah," ucap Hendra membuat seluruh kelas bersorak kepadanya.

"Huuuu!" Serempak satu kelas.

"Sudah, silahkan Citra duduk disamping Dina," citra menghampiri bangku kosong disebelah Dina yang persis berada dibelakang Rara.

Citra berjalan dan Rara pun tak henti menatapnya, Rara pun sungguh menyukai penampilan citra yang sangat manis menurutnya.

Citra menghentikan langkahnya tepat disamping Rara, ia menoleh kearah Rara membuat mereka saling menghadap.

"Hai Rara."

***

Rara dan Kana kini sudah berada di kantin, karena bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Mereka tangah nikmat menyantap makanan yang mereka pesan.

"Permisi gue boleh gabung nggak?" Citra membawa makanan membuat Rara dan Kana kini menoleh kearahnya.

"Boleh duduk aja," Rara mempersilahkan.

Mereka kini duduk bersamaan, membuat siapa pun yang melintas kearahnya menoleh.

"Lo pindahan dari mana?" Tanya Kana.

"Gue dari SMA di Bekasi."

Kana melirik kearah orang-orang yang melintas dan memperhatikan mereka, Kana nampaknya sangat risih dengan tatapan mereka.

"Ngapain liat liat!" Ucap Kana pada cowok yang melintas.

"Geer banget orang gue liat dia bukan Lo!" Jawab cowok itu menunjukkan Citra.

"Pergi Lo!" Usir Kana.

Kana sungguh risih dengan tatapan mereka walaupun bukan untuknya karena Citra berada didepannya, Rara hanya tersenyum karena Rara pun sebenarnya risih juga.

Arya, Fian dan Satya datang dengan gaya khas mereka membuat seluruh cewek di kantin kini beralih tatapan kepada mereka.

"Selamat pagi Rar-," ucapan Arya berhenti karena melihat Citra berada di samping Rara.

"Lo?"

___________

MENURUT KALIAN GIMANA PART INI?

SEMOGA SUKA YA.

Tunggu kelanjutannya ya, jangan lupa vote dan comen ya karena itu yang selalu ditunggu dari kalian.

Sampai jumpa di next part!

See u❣️

RARYA [Dongeng Malam Hari]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang