HAI YEAY UP LAGIIII
JANGAN LUPA VOTE YAHAPPY READING GAES❤
Sebuah mobil Mercedes Benz A-Class berwarna pink dengan atap terbuka memasuki halaman parkir sekolah. Tampak 2 cewek di belakang dan satu cowok di depan yang menyita perhatian beberapa orang yang berada di tempat parkir. Tak terkecuali seorang anak cowok dengan membawa tas biola di salah satu tangannya.
Cowok itu mengamati sekilas. Lalu sedikit tersentak kaget setelah seseorang menepuk bahunya pelan."Si bencong udah beli mobil baru lagi," komentar orang itu.
Cowok itu hanya mengangguk singkat. Kemudian menoleh sebentar memastikan sesuatu, sampai akhirnya dia pergi bersama rombongannya karena akan nongkrong di kantin.
"Rambut Lo rasanya aneh di semir gitu. Udah kayak anak ayam yang biasa dijual di alun-alun."Viona membuka pintu mobil, lalu keluar dan berkomentar tentang warna rambut temannya itu.
"Eh, mata yey buta ya? Jelas-jelas ini ituh style. Style tau!" Cowok feminim di kursi sopir yang kini tengah mengamati sepatu barunya langsung sewot.
"Iya ih, Viona buta style!" Cewek yang tengah dibicarakan rambutnya menyetujui pendapat Didy yang kini tengah memeriksa kantung mata yang tak nampak terlihat jelas.
"Udin (bahasa banci: udah) ya, mending sekarang kita ke kelas. Nanti Pak Joko marah kalau tau kita belum ngerjain PR mtk ." Didy melerai. Kemudian keluar dari mobil dan berlari tergopoh-gopoh menuju kelas, hendak meminta contekan pr matematika.
"Yah, dah ngeloyor aja tuh anak." Viona mencibir."Yuk Ra, lo udah ngerjain PR belum?"
"Belum sih. Minta didoakan sekarat aja tuh Pak Joko. Udah kurtilas tambah PR." Ara berucap sembari menggeleng dramatis.
"Sabar-sabarin aja lah Ra. Yuk jalan. Mau lewat belakang lab biologi atau kelas IPS?" tanya Viona. Memang kelas mereka bisa dibilang kelas paling pojok, meskipun tidak pojok-pojok banget. Tapi jalan yang diperlukan ke kelas mereka bisa dibilang ekstrem. Karena sekolah mereka yang luas sehingga gedung-gedungnya tidak banyak yang ditingkat. Sehingga perlu perjalanan panjang bagi mereka ke kelas mereka. Apalagi saat istirahat, jarak dari kelas mereka ke kantin bagai Sabang sampai Merauke.
"Lewat lab biologi aja deh yang mayan deket" Ara menjawab.
"Itu kenapa si Didy ngilangnya cepet amat," komentar Viona ketika mereka tengah berjalan di lapangan multifungsi, tapi lebih sering digunakan untuk bermain basket dan upacara.
"Takut kali sama pak Joko. Kadang gue sedikit sebel sama dia tuh," ara menanggapi sekenanya.
"Ra tunggu sebentar, Ra!" Viona menarik pundak Rara agar berhenti.
"ITU MAS YUFI RA! Ah gila pagi pagi dapet vitamin c gue" Viona memekik di telinga ara. Ara hanya menanggapi dengan melirik ke arah orang yang viona maksud."pikiran lo tiap hari cowok mulu" ucap Ara sambil noyor kepala Viona.Viona cuman cengengas-cengeges.
Mas Yufi itu cuma mas-mas tampan yang dikagumi banyak orang. Ikut OSIS lagi. Tapi, ketua OSISnya bukan dia. Ketua OSISnya itu... Si kutu buku nyebelin yang sangat Alhamdulillah-nya adalah tetangga ara! Hebatnya lagi, di sekelas dengan ara.
Ketika di koridor , seorang adik kelas perempuan tak sengaja menyenggol bahu Rara. Bukannya minta maaf malah melotot, terus kabur! ara dan Viona kesel jadinya.
Begitu Ara dan Viona sampai di kelas. Di kutu buku yang namanya vino itu sudah sibuk di bangkunya! Menatap ke arah ara sekilas. Lalu kembali sibuk dengan buku! Entah kenapa lihat mukanya aja ara langsung nggak suka. Dan auto-badmood. Pikiran buat ngerjain soal mtk langsung buyar.
Ditambah si Sean yang cengar-cengir ke arahnya lalu mengendikkan matanya genit. Sean itu anak band! Murid kesayangan guru musik mereka, ara kan nggak bisa main musik. Jadinya Sean salah satu musuhnya. Pokoknya semua orang yang ara temui itu nggak ada yang beres.
Ara terdiam sejenak. Pikirannya mengelana kemana-mana. Oh, memang khas anak jaman sekarang, mentalnya rusak. Apalagi ketika mendengar ocehan Viona tentang nikmatnya menimang bayi sambil sandaran di dadanya Kang Daniel Wanna One. Memang benar ya, seharusnya anak dibawah umur itu tidak melihat yang aneh-aneh. Atau jadinya bakal seperti ini. Psikis nya rusak!
❣❣❣
Pokoknya ara itu nggak jelas. Apa yang dia pikirkan nggak jelas. Yang jelas dipikirannya cuman komik .
Kini ara,viona,dan didy sedang duduk sambil makan soto di kantin. Wajah mereka terlihat bahagia. Padahal tadi waktu pelajaran pak joko mereka dimarahin habis-habisan karna tidak mengerjakan pr,sampai-sampai disuruh buat gak ngikutin pelajaran selama 1 bulan. Kalo menurut mereka sih itu malah berkah.
"Kalian mau ikut atau nggak?" ara berucap. Membuat Viona dan Didy melihat ketua geng mereka.
"Ikut kemana?" Didy bertanya kebingungan.
"Oh yang tadi pagi ya?" Viona bertanya.
"Iya. Didy ikut aja, kita mau senang-senang." ara bangkit lalu berjalan dengan diikuti dua anak buahnya. Meninggalkan makanan yang mereka pesan, padahal setengahnya saja belum habis.
Didy sama viona tuh temen akrab ara sejak masih zigot. Mereka sudah melewati lika-liku hidup bersama. Persahabatan mereka udah kentel banget.
Nama asli Didy itu. Adyansyah. Tapi dia ogah dipanggil begitu. Jadi dia merevisi namanya sendiri jadi, Ady Un-Syah. Dengan panggilan Didy biar keliatan lebih cucok kalo kata dia sih.
Nah kalo si viona tuh nama panjangnya viona maharani. Dipikiran dia cuman ada cowok terutama para cowok korea ato sering dia sebut 'oppa' mulu sampe kadang didy sama ara cuman bisa geleng-geleng kepala ngadepinnya. Dia juga seorang fangirl yang tiap hari kerjaannya ngayal ketemu sama biasnya.
ara melongok ke tiap-tiap kelas 10, mencari seseorang. Saat dia sudah mendapatkannya. Buru-buru Rara menyuruh Didy untuk memanggil orang itu. Gotcha!
❣❣❣"Ampun kak. Iya aku ngaku salah, maafin kak," rengek seorang siswi yang kini baju seragamnya basah. Dengan beberapa tempat dihuni oleh tanah. Membuat baju putihnya terlihat sangat mengerikan. Itu lebih mengerikan daripada celana dalam rancangan Igun!
Didy kembali setelah mencuci tangannya yang tadi berlumuran tanah. Senyum sinis tersungging di bibir ketiganya, lalu mereka keluar dengan langkah pongah. Tak lama kemudian, 2 orang cowok menghadang mereka di depan toilet itu.
Viona Dan Didy melotot. Sementara ara menatap dua orang itu penuh raut permusuhan. Andai saja ara punya kekuatan sinar laser yang keluar dari mata, pasti dua orang dihadapannya ini akan hangus jadi abu.
Itu adalah ketua OSIS! Si cupu! Bersama dengan sean. Nggak ada kata apapun yang terucap dari kedua orang itu. Karena kemudian Si Cupu itu masuk ke dalam toilet itu.
"Ya ampun. Mereka ngebully orang lagi," samar-samar ara yang masih di depan toilet itu mendengar sebuah suara. Yang ia yakini suara si cupu tadi. Awas saja!
"Kita laporin BK aja ya!" Masih suara itu.
Muka ketiganya kini sudah nampak biasa. Mereka hanya berjalan gontai, berjalan seperti biasa. Menuju kelas mereka.
A//N
Hey! Ini cerita Collab 3 orang. Maafkanlah diriku yang nggak pintar buat pengenalan.
Follow akunku @Ivelost
Salam
@Ivelost
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE EINSTEIN
Teen Fiction-Dih ogah pak saya ngajarin cewek kek dia yang iq aja iq jongkok- Vino -Anjiir gilaaaa bisa-bisa gue mati bosen kalo suruh belajar sama tuh pino ice cup- Ara