Ketiga sahabat itu telah berkumpul di sebuah cafe. Hanya sebuah keheningan yang ada diantara mereka. Ya,karna suasana cafe saat itu sedang sepi. Tidak seperti biasanya saat malam minggu.
Setiap pada malam itu cafe bernama amour ini akan ramai. Dipenuhi dengan muda mudi yang menghabiskan waktunya untuk berpacaran.
Di hari biasa cafe ini juga cukup ramai. Dengan beberapa orang yang datang hanya untuk berbincang dengan teman atau mengerjakan tugas.
Tapi entah kenapa pada hari ini,sore ini cafe itu terlihat sepi. Hanya beberapa orang saja yang singgah di cafe itu.
"Lu kenapa ra?" Ucap vio membuka percakapan.
"Iya kenapa ra? Tengkar lagi sama om haris?" Tambah didy yang ikut memasuki topik pembicaraan.
"Gak apa apa,cuman pengen keluar maen ae,bosen gue di rumah" sebuah senyum yang dipaksakan terukir di wajah ara.
"Ck,ra lo tuh gak pernah bisa poker face ke kita" ucap viona sambil mengusap tangan ara yang berada di atas meja.
"Ini kita ga pesen minum ato makanan dulu guys?" Tanya didy.
Viona menoyor muka didy. Didy meringis karna mendapat toyoran dari vio. "Temen lagi sedih mikirin perut mulu lo" ucap vio geram.
"Elah gue gak sedih pio,sono pesen makan sama minuman dah di gue yang bayar" ucap ara.
"Tuh si ara aja gak papa,huuuuuu" ucap didy sambil menjulurkan lidahnya meledek vio. Vio mendelik tajam pada didy. Setelah itu didy kabur untuk memesan makanan serta minuman. Selama beberapa menit keheningan menghiasi meja itu.
"Vio,liburan kali ini ke villa di puncak yuk" ucap ara memulai pembicaraan. Viona yang sedang menatap ke luar jendela cafe langsung menoleh ke ara.
"Wiiih asiik liburan ke villa" tiba-tiba didy datang sambil membawa pesanan. Ara dan vio terkejut dengan kedatangan didy.
"Heeh ngagetin aja didy" ucap viona sambil menatap sinis pada didy. Yang ditatap hanya nyengir lalu duduk. Ara mengambil minuman pesanannya dan meminumnya.
"Kapan kita berangkat nih kapan " ucap didy begitu antusias. Ara melirik pada didy,"sore ini kita berangkat". Didy tersenyum senang mendengar jawaban dari ara.
"Hah gila,gue belum prepare" ucap vio panik. Ara berdiri lalu mengeluarkan dompet miliknya lalu memanggil pelayan untuk membayar.
"Ya udah makanya ayo buruan"
***
Lantunan lagu 925 milik penyanyi asal Indonesia, Ardhito terdengar. Lagu itu menemani perjalanan ketiga sahabat itu.
Didy sedang sibuk menghabiskan keripik yang menjadi bekal perjalanan itu sedangkan viona sibuk menjepret berbagai pemandangan untuk bahan story IG nya.
Kadang ara tidak habis pikir dengan viona kenapa semua hal harus ia jadikan story IG. Hal itu juga membuat ara kesal. Karena apa? Ya karena story IG itu pasti akan dilihat sean kemuadia ia akan menghampiri ara dan mengganggunya.
"Ra berhenti di pom bensin ya gue panggilan alam nih" ucap didy sambil meringis. Mendengar hal itu ara hanya menanggapi dengan anggukan.
Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka berhenti di sebuah pom bensin. Didy langsung buru-buru turun dari mobil menuju wc. Karna terlalu buru buru didy salah masuk wc. Teriakan wanita di wc terdengar. Ara dan viona yang melihatnya hanya tertawa.
"Selfie yuk ra buat pio masukin story ig" viona mengarahkan kamera kearah keduanya dan mulai berpose. Ara melirik tajam ke viona.
"Dih males ah" ucap ara sambil keluar dari mobil. Ara adalah salah satu tipe manusia yang tidak suka selfie karena ia tak tau harus bergaya seperti apa saat selfie. Ya ara selalu mati gaya ketika berfoto. Gaya ketika berfoto yang ia tau hanya tersenyum kaku seperti mau foto ktp dan pose dua jari.
Drrrrt drrrrt
Handphone ara bergetar di saku jaketnya. Ia mengambilnya kemudia melihat siapa yang menelepon. Ah papa nya. Ara menghela napas kemudia mematikan telepon itu.
"Raaaaa ayo capcus berangkat" ucap didy sambil memasuki mobil. Didy sudah duduk manis di jok belakang.
"Eh di foto dulu yuk" ajak viona. Seketika didy langsung mengeluarkan pose terbaiknya. Jepret sana jepret sini,pose begini pose begitu dan itulah yang sedang keduanya lakukan. Ara yang baru saja memasuki mobil hanya tersenyum geli melihat keduanya. Pose pose yang di lakukan kedua sahabatnya itu sangat lucu.
Ting
Sebuah notif masuk mengomentari story IG milik viona. Akun sean terpampang. Viona begitu antusias membalas pesan itu. Isinya menanyakan keberadaan vio saat ini dan boom itu menjadi awal ketika viona akan dimarahi oleh ara.
***
Ara sedang menatap tajam ke arah sahabatnya. Ya kearah viona yang sedang terduduk diam. Saat ini mereka bertiga sudah berada di villa milik ara. Oh bukan bertiga tapi berlima. Di tempat itu kini bertambah dua manusia yaitu sean dan vino.
Argh ara ingin mengamuk saat itu. Ntah kebiasaan viona kapan akan menghilang. Hal itu membuatnya diikuti oleh manusia tidak jelas seperti sean. Ditambah lagi ketika ada sean pasti ada vino yang menemaninya. Seperti halnya ara,viona,dan didy yang tak terpisahkan sean dan vino juga seperti itu.
Ok ara harus sabar menghadapi ini harus sabar. Ara mengatur napasnya dan mulai tenang.
"Ngapain sih lu ngikut kesini?" Tanya ara pada sean.
"Aa diajakin sama vio ra" jawab sean santai. Memang yang mengajak sean untuk ikut adalah viona. Kata viona makin rame makin asik. Tapi kenapa harus sean dan vino???.
"Udah ish, gak apa apa ra" ucap didy menyudahi. Sudah dari setengah jam ara mengomel.
"Ok ok terserah" ara memutar bola matanya malas dan menuju kamarnya. Ara menatap beberapa foto yang terpajang di kamarnya. Sebuah foto keluarga yang bahagia. Ayah,ibu,dan ara yang tersenyum dengan latar sebuah pantai. Ara merindukan saat saat itu.
Tok tok
Sebuah suara ketukan terdengar dan pintu sedikit terbuka. "Eumm gue boleh masuk?" tanya viona. Pertanyaan itu hanya di tanggali oleh deheman ara yang menandakan ia boleh masuk.
"Ara maapin pio yak, pio kan mikirnya makin rame makin asik" ucap viona.
"Kenapa lu tadi kaga tanya gue dulu pia pio" ara menoyor kepala sahabatnya.
"Tadi gue mau bilang eh malah ketiduran terus kelupaan ehe" vionya nyengir.
"Yaudah lah udah terlanjur juga"
"Jadi ara mapin pio kan ?? " Mata viona berbinar. Lagi lagi pertanyaan itu hanya di jawab oleh deheman. Setelah mendapat tanggalan tersebut viona langsung memeluk sahabatnya itu. Yang dipeluk meronta meminta dilepaskan. Tapi apa adaya pelukan seorang viona itu terlalu erat. Akhirnya ara pun luluh dan membalas pelukan hangat sang sahabat.
================================
Hai hai hai
Author yang syantek kembaliHuhu maaf banget karna lama gak update
Kalian tau selama psbb ini otak author begitu sulit diajak untuk berpikir ditambah tugas yang bejibun
Adakah yang menunggu cerita ini???
Cung tangan cobaBtw di chapter ini autror syantek merasa pendek banget maaf yak
Okey sekian pojok curhatan author yang gak jelas
salam ketcup manjah
author😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE EINSTEIN
Teen Fiction-Dih ogah pak saya ngajarin cewek kek dia yang iq aja iq jongkok- Vino -Anjiir gilaaaa bisa-bisa gue mati bosen kalo suruh belajar sama tuh pino ice cup- Ara