Hening, sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana dalam mobil vino saat ini. Sang pemilik mobil lebih memilih fokus untuk mengemudi dan ara memilih menikmati pemandangan malam itu.
Setelah kejadian tadi mereka berlima harus pulang. Sialnya ara harus pulang bersama manusia bernama vino ini.
Hal itu dikarenakan secara mendadak didy ada urusan, sementara vio dia pulang dijemput oleh sang kakak. Yang terakhir manusia paling aneh yang dikenal oleh ara,sean rumahnya berbeda arah dengan ara. Dan ya Ia bersyukur dengan hal itu.
Ara menyenderkan kepalanya pada kaca mobil. Ia merasa sangat lelah. Perlahan matanya terpejam dan mulai menuju alam mimpinya.
Vino melirik ke arah ara. Sebuah senyum tipis terukir di wajahnya,kemudian ia kembali fokus mengemudi.
🚗🚗🚗
"Heh udah sampe" vino menggoyangkan tubuh ara mencoba membangunkannya.
Ara menggeliat dan mengucek matanya sambil mencoba mengumpulkan nyawanya.
"Oh udah sampe" ara melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil.
"Thanks" ucapnya sebelum menutup pintu mobil.
"Tunggu" ara membalikkan badannya.
"Tas lo" vino menyerahkan tas ara, ara mengambil tas itu. Tangan keduanya saling menyentuh.
Vino memajukan wajahnya kearah ara yang masih memandang tangan mereka berdua.
Ara yang merasa hembusan nafas hangat dipipinya mendadak menengok.Cup
Bibir vino menempel dipipi ara.
Ara membeku seperti patung.
"L-lo kurang ajar !!" Ara mendorong vino agar menjauh darinya.
"Lo ga diajarin sopan santun ha!!" Ara memegang pipinya."Itu salah lo sendiri" vino dengan wajah tak bersalah.
"Gue cuma mau ngambil rambut lo yang kesangkut di ujung seltbad" vino menunjuk rambut ara yang tersangkut.Ara segera melepas rambutnya dan segera menutup pintu mobil vino dengan kencang.
Ara membuka gerbang rumahnya dan segera berlari memasuki rumagnya."Ara pulang" suasana rumah sudah sepi. Maklum jam sudah menunjukkan pukul 22.30 wib. Ara kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur berukuran queen sizenya itu.
"Gila capek banget gue hari ini" ucap ara.
"Tadi itu apa ya,kok bisa sih,ini pipi gue jadi ternodai argh"ara menghentakkan kakinya di kasur
Pipi ara seketika terasa panas,tangannya bergerak menangkup pipinya. "Ini pipi gue ngapain kek begini rasanya,apa gara-gara kena ludah si cupu itu ya, najis pipi gue kena penyakit rabies jangan jangan "
❤❤❤
Ara berjalan menyusuri koridor. Hari ini adalah ujian kenaikan kelas .
"Pagi guys" ara berjalan menghampiri vio dan didy yang duduk di koridor. Memang sekolahnya memiliki aturan bahwa sebelum tes dimulai maka semua siswa tidak boleh masuk ke ruang tes. Kedua orang itu tidak membalas sapaan dari ara. Mereka sibuk dengan buku masing-masing.
"Ck,aelah pakek belajar segala" kata ara sambil berulah jahil mengambil buku vio.
"Apaan sih ra,vio mauk belajar tauk" vio berusaha mengambil buku yang di ambil ara dan mengeluarkan pout andalannya. "Ara tuh belajar sana jangan gangguin vio" lanjut vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE EINSTEIN
Teen Fiction-Dih ogah pak saya ngajarin cewek kek dia yang iq aja iq jongkok- Vino -Anjiir gilaaaa bisa-bisa gue mati bosen kalo suruh belajar sama tuh pino ice cup- Ara