Sudah 2 hari berlalu setelah kejadian di acara clasmeet. Beberapa gadis yang menjadi fans sean menatap sinis ketika ara dan kedua tamannya berjalan memasuki kantin. Oh ayolah ini bukan hal yang ara inginkan kenapa mereka harus menatapnya begitu. Itu sungguh membuatnya muak.
"Gila mata mereka pen gue congkel rasanya pakek nih sendok" ucap ara kesal. Ia sedang menikmati soto untuk sarapan pagi itu. Maklum di rumah tidak ada yang memasak karena bi siti sedang pulang kampung karna anaknya mau disunat.
Didy dan vio yang mendengar hal itu sedikit menggeser posisi duduk mereka.
Gubrak
Didy yang duduk di pojok kursi itu terjatuh. "Heh ngapa lo di?" Tanya ara sedangkan vio malah tertawa terbahak bahak melihat hal itu.
Didy bangkit sambil mengusap bokongnya yang tadi memjadi tumpuan saat ia jatuh. "Si ara sih serem jadi jatuh deh didy" gerutu didy.
"Bwahaha lo kira gue monster apa ampe takut gitu" tawa ara dan vio pecah. Didy yang melihat tanggapan dua manusia itu cemberut dan berlalu pergi.
"Eh anak orang marah ra" vio beranjak berdiri danenyusul didy. Ara juga menyusul setelah membayar soto pesanannya.
"Uluh uluh anak mamak marah" vio mencoba menggoda didy agar dia tak marah.
"Aelah di diketawain aja marah,jangan marah dong nanti gue bagi wifi gratis deh" ujar ara membujuk didy.
Didy hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus berjalan. "Bodo didy mauk ngambek sama kalian, sahabat macam apa kalian temen jatuh malah diketawain huh -3- " gerutu didy.
"Eh ini gak pas anjir masa iya satu pintu buat bertiga"ucap ara. ketiga orang itu bedesakan di depan pintu kelas.
"Kalian yang minggir ih didy mauk lewat"
"Si vio tuh yang suruh minggir dia kan yang paling gendut"
"Ih si ara kalo ngomong suka sembarangan ya, pio gak gendut tauk"
"Iya gak gendut cuman berisi aja bwahaha"
"Ih kalian berisik ih" didy berjalan mundur dan alhasil
GUBRAK
Ara dan vio jatuh tersungkur di depan kelas. Posisi keduanya sungguh tidak esthetic.
"Hahahah karma is real,tadi kalian nertawain didy jadi kena karma deh" didy tertawa melihat keduanya terjatuh.
Sean yang sedang duduk di bangku dekat pintu langsung menoleh.
"Neng ara gak apa apa? " Tanya sean khawatir mencoba membantu ara berdiri.
"Aa sean bantuin pio juga juseyo" vio memperlihatkan puppy eyes nya yang membuat gemas. Tapi bagi sean itu tidak mempan.
"Gak usah pegang pegang ya bukan muhrin" ara menepis tangan sean. Dia berdiri lalu pergi dan duduk di bangkunya.
***
Semua anak kelas XI IPA 2 saat ini sedang bersih bersih kelas. Karena hari ini adalah hari pengambilan rapor. Semua anak jantungnya berdegup kencang sampai sampai ingin copot.
"Ara gantian nih nyapu jangan main hp mulu" kata viona sambil menyerahlan sapu pada ara.
Ara beranjak berdiri sambil mengantongi benda elektronik kecil itu. Ia mulai menyapu meneruskan pekerjaan yang tadi dikerjakan viona.
OMG hari ini ada apa dengan ara batin viona. Sorang ara mau disuruh untuk menyapu. Biasanya saja kalau piket dia tak pernah mau tapi tunggu tunggu kenapa hari ini dia mau melakukannya. Ah sudah lah lebih baik ia pergi menyusul didy yang sedang di kantin saja. Tanpa berpikir lagi viono langsung meluncur menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE EINSTEIN
Teen Fiction-Dih ogah pak saya ngajarin cewek kek dia yang iq aja iq jongkok- Vino -Anjiir gilaaaa bisa-bisa gue mati bosen kalo suruh belajar sama tuh pino ice cup- Ara