Suasana festival terlihat meriah. Ada berbagai makanan di sana. Harum makanan tercium membuat semua orang yang datang langsung merasa tergoda.
"kita ke sana dulu eh gak gak kita ke yang sebelah sana dulu aja" kata didy sambil mondar mandir dan menunjuk stand makanan.
Sedangkan vio sibuk mengambil foto. Ya foto-foto itu pastinya ia jadikan snap di berbagai sosmed nya. Vio memang pecandu sosmed dan inilah sifat vio yang paling ara tidak sukai.
Ara melangkah meninggalkan kedua sahabat nya itu menuju sebuah stand es krim.
"Mas beli satu yang rasa coklat"
"Ok neng"
Sebuah tangan besar mendarat di pundak ara, membuat sang empu melonjak kaget.
"Hai manis" sapa yang pemilik tangan.
Dari suaranya ara tau siapa tanpa harus melihatnya. Ara memutar bola matanya malas. "Ck pasti si vio bikin snap lagi dan si kutu kupret ini nonton" guman ara.
"Neng ini es krimnya" kata penjual es krim sambil menyodorkan es krim.
Baru saja ara akan mengambilnya es krim tersebut sudah di sambar oleh sean.
"Aduh makasih ara cantik udah beliin aa sean es krim,tau aja kalo aa sean suka rasa coklat" sean mulai memakan es krim itu.
Mood ara seketika hancur. Ia memilih meninggalkan sean dan pergi mencari kedua sahabatnya.
"Ara mauk kemana kok ninggalin aa sih" seru sean sambil mengejar ara.
"Eh mas mas es krimnya di bayar dulu"
Sean membayar es krimnya dan kembali mengejar ara.
Ara mulai mempercepat langkahnya. Ia masuk kedalam kerumunan orang orang dan berharap lolos dari makhluk aneh bernama sean itu. Dan ya taktik itu berhasil,ia lolos dari sean.
Ara melanjutkan langkahnya mencari kedua sahabatnya itu. Namun, setelah berjalan cukup lama ia tidak menemukan mereka juga.
"Ini dua human aneh yang sayangnya sahabat gue kemana sih?, Oh iya gue telfon aja kali ya,ck kok gak kepikiran sih" ara mengambil benda pipih di sakunya dan mulai mencari kontak vio.
Tuut tuuut
"Halo"
"Heh lu di mana sih"
"Lu yang dimana ara sayang,gue sama didy nyariin lo"
"Tadi gue beli es krim,intinya sekarang kalian di mana"
"Oh,kita lagi di stand masakan jepang nih deket pintu masuk tadi"
"Ok gue langsung kesana"
"Iya cepetan disini ada-"
Tut tut tut
Telfon diputus sepihak oleh ara. Ia memasukkan smartphone ke saku jaketnya dan kembali melangkah.
🎪🎪🎪
Kini ara,vio,dan didy sudah berkumpul di stand masakan jepang. Mereka bertiga sedang menyantap takoyaki, lebih tepatnya berlima karna kini ada sean dan vino.
Suasana di meja mereka berlima sunyi walau suasana di stand tersebut sedang ramai. Vio berniat membuka topik namun ia urungkan karena masih takut pada ara. Beberapa menit yang lalu ia baru saja dimarahi oleh ara. Ia tidak habis pikir hanya karna ia membuat snap ara bisa marah padanya.
"Ihhh ini kenapa pada diem, didy gak like" kata didy membuka topik pembicaraan. Ucapan didy disambut oleh lirikan sinis dari ara.
"Aihh ara serem kalo kayak gitu" lanjut didy.
Ara hanya diam,dia tidak berniat membalas perkataan didy. Ia memilih untuk menyantap takoyaki nya.
"Ara tambah imut deh kalo marah,aa sean makin suka" kata sean.
Rasanya ara ingin sekali melempar takoyakinya pada sean tapi ia berpikir daripada dia lempar pada sean lebih baik masuk ke perutnya.
"Aa sean kalo vio yang marah imut gak?" Vio menampakkan wajahnya yang ia buat-buat sepaya imut.
"Imutan juga didy" cibir didy.
"Lebih imut si ara kesayangan gue ya kalian gak usah ngaku-ngaku" tukas sean.
Suasana di meja mereka berlima menjadi ramai karena perdebatan didy,vio,dan sean. Sedangkan dua manusia,ara lebih memilih menyantap makanannya dan vino menyibukkan diri dengan smartphonenya sambil meminum matcha yang ia pesan.
🍵🍵🍵
Kelima manusia berstatus siswa kelas 2 sma itu berjalan menikmati suasana festival. Didy berjalan dengan vio dan sean dengan vino,sedangkan ara berjalan mendahului mereka berempat.
"Didy pen naik itu" kata didy sambil menunjuk bianglala.
"Iya naik itu yuk,ra naik yuk kayaknya asik" kata vio.
Ara menghentikan langkahnya dan menengok ke arah yang di tunjuk oleh didy yaitu bianglala.
"Ah males gw" jawab ara.
"Ihh ayok ra naik itu" rengek didy.
"Kayaknya asik tuh kita naik berlima,ya gak bro" kata sean sambil menatap vino.
Vino hanya menanggapinya dengan sebuah anggukan dengan tetap fokus dengan smartphonenya.
Ara di tarik paksa oleh didy dan vio. Sean dan vino hanya mengikuti mereka dari belakang.
Mereka berlima sudah siap mengantre untuk menaiki wahana tersebut. Sebuah wahana berbentuk seperti roda dengan dilengkapi kabin-kabin atau tempat duduk penumpang yang akan berputar dan para penumpang dapat menikmati pemandangan dari atas ketinggian.
Giliran mereka akhirnya tiba. Mereka mulai naik dan wahana itu mulai bergerak. Posisi mereka duduk yaitu didy disebelah vio lalu ara, vino, dan sean.
Saat ada di puncak bianglala ara memejamkan mata dan tanpa sadar mencengkeram kuat tangan vino. Ya tanpa mereka ketahui ara phobia akan ketinggian. Vino melirik ke arah tangan dan tersenyum samar. Kejadian itu tidak ada yang menyadari.
Setelah beberapa kali berputar akhirnya mereka berlima turun dari wahana itu.
Mereka memilih untuk menuju stand es krim. Mereka melanjutkan berjalan-jalan sambil menikmati es krim. Ara berjalan di depan sama seperti tadi.
BRUK
Ara menghentikan langkahnya dan membuat didy yang ada dibelakangnya menabraknya.
"Ra kok berhenti dadak sih, es krim didy jadi jatuh nih" gerutu didy.
"Itu... Dia... Kapan dia balik ke indo?" Guman ara.
================================
Hai hai para pembaca
Mianhae baru update lagi
Author lagi ga da ide wkwkHayoloh siapa yang penasaran si dia tuh siapa??
Sampai ketemu di chapter selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE EINSTEIN
Teen Fiction-Dih ogah pak saya ngajarin cewek kek dia yang iq aja iq jongkok- Vino -Anjiir gilaaaa bisa-bisa gue mati bosen kalo suruh belajar sama tuh pino ice cup- Ara