2 - Dilupakan?

11 5 2
                                    

"i always remember you every day and every time"

***

Pagi yang cerah tak mewakili mood gadis itu hari ini. Ia masih kepikiran apa yang di katakan Felly kemarin malam.

Disaat semua dengan nafsu makan pagi ini, gadis itu malah mengaduk makanannya sambil melamun.

Heri yang melihat anaknya tak memakan makanannya, ia pun menegurnya, "Luna, kenapa tidak dimakan? Apa makanannya tidak enak?"

"Enak kok pah." Luna tersenyum dan langsung memakan makanannya karena merasa tidak enak dengan ayahnya.

Setelah selesai, Felly yang melihat Luna sendirian, langsung menghampirinya, "Lo pake sepeda yang ada di garasi, lo gak boleh satu mobil sama gue, dan lo jangan bilang sama anak-anak di sekolah kalo lo itu anak papah dan saudara tiri gue, inget lo!" Tunjuk Felly ke Luna.

"Tapi, kenapa?"

"Karna lo gak pantes bersanding sama keluarga gue!" Felly mendorong Luna sampai ia terhuyung ke belakang.

Luna menahan matanya agar air matanya tak jatuh. Tak lama Heri keluar dan menemui Luna di depan rumah yang sudah siap untuk ke sekolah.

"Luna, ayo kita berangkat." Heri tersenyum hangat ke Luna.

"Emm.. Papah duluan aja, aku mau pergi sendiri ke sekolah."

"Tapi-"

"Udah, papah duluan aja." Luna mencium punggung tangan papahnya lalu pergi menuju garasi mengambil sepeda yang ada di sana dan langsung pergi ke sekolah barunya.

***

"Anak-anak hari ini kita kedatangan anak baru di sekolah kita."

Bu Vira mempersilahkan Luna untuk memperkenalkan dirinya, "Luna, silahkan perkenalkan dirimu ke teman-teman kamu ya." Bu Vira tersenyum ke arah Luna.

Luna yang berdiri kaku sangat gugup memperkenalkan dirinya, ia berusaha menormalkan suaranya.

"Emm.. Kenalin nama aku Luna Naura, kalian bisa panggil aku Luna." Luna tersenyum hangat kepada teman-teman barunya.

"Wededeh cantik pisan euy!"

"Luna, imut banget sih!"

"Punya pacar gak sih?"

Dan banyak lagi teriakan anak cowok dari kelasnya, kelas 12 IPS 3.

Bu Vira berusaha menenangkan,"Udah-udah kalian diem semua, Luna silahkan duduk di kursi yang kosong di sebelah Dila yah."

"Terima kasih bu." Luna berlalu pergi ke arah kursi yang ditunjuk oleh bu Vira.

Luna yang melihat teman sebangkunya-Dila tersenyum ke arah nya, ia pun membalas tersenyum ke arah Dila.

"Hai, Lunaaa!" Sapa Dila dengan riang.

"Hai, Dila." Luna tersenyum kaku.

"Ntar kita ke kantin bareng yah."

"Oke."

***

Tringg.. tringg..

Bel berbunyi menandakan bahwa waktunya istirahat. Dila pun langsung menarik Luna untuk menuju kantin.

"Dila, pelan-pelan." Lirih Luna.

"Eh, maaf ya Lun, gue gak sabar sih mau cepet sampai kantin dan mau nanya-nanya sama lo, hehe." Dila tercengir menatap Luna.

"Iya gak papa kok."

Sesampainya di kantin yang udah penuh oleh beratus-ratus siswa, Dila pun menoleh kesana-kesini mencari tempat duduk untuk makan.

Dila menghela nafas lega setelah mendapat kursi kosong, "Oh ya Lun, lo tunggu disini, gue mau pesen makan dulu, lo mau apa?"

"Samain aja deh dil."

"Yaudah bentar ya."

Sembari menunggu Dila yang memesan makanan, Luna mencari keberadaan seseorang yang sangat ia rindukan. Sampai matanya bertemu dengan seorang cowok yang dirindukannya dengan teman-temannya yang baru sampai kantin. Luna tersenyum lebar, lalu ia menghampiri cowok tersebut.

Luna memeluknya tiba-tiba di hadapan semua orang di kantin, "Galaa, Nana kangen sama Gala."

Cowok itu langsung mendorong Luna sampai ia jatuh ke lantai.

"Lo siapa?"

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang