Ikan Tebu.2

34 0 0
                                    

Kami pun berunding apa yang akan kita lakukan pada hari ini untuk memecah sepi, kami kumpulkan pancing-pancing kami menjadi satu. Dengan angin yang kadang berhembus menghempas keringat yang mulai turun dipelipis, suara daun-daun saling bergesekan menciptakan sebuah alunan penenang perundingan.Bau ikan asin yang digoreng ibunya Fosi datang mengunjungi hidung-hidung kami, terdengar suara kucing yang tak betah ingin mencuri ikan asin untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

"Wah ibumu lagi menggoreng ikan asin ya Fos." tanya Lana pada Fosi.

"Dari baunya sih.. Iya.." jawab Fosi.

"Kok aku jadi lapar lagi yaaa..Hehehe" kata Lanasambil mencium terus bau ikan asin dan mengelus-ngelus perutnya.

"Huss.. Sudah-sudah.. Hari ini kita mau apa..? tanya ku yang memotong pembicaraan mereka berdua.

"Ya manciglah." kata Lana menjawab pertnyaanku.

"Iyaaa tau, maksudku..kita nanti mau mancing kemana?" aku memperjelas pertanyaanku.

"Oooooooooooooooooooooo" jawab Lana yang hanya menyuarakan huruf O diperpanjang.

"Ke Kali Tengah aja gimana ?disebelah selatan kali itu ada kebun tebu yang siap panen, jadi nanti kita turun dulu ke bawah kali dulu. Lalu kita taruh pancing kita disitu, baru kita nanti naik masuk kedalam kebun tebu.Nha kita ambil beberapa tebu kemudian kita turun lagi ke bawah. Lalu kita nikmati airnya saat mancing... Gimana ?" usul Fosi. (Kali tengah adalah kali yang lebarnya 8 meter dengan dalam 6 meter yang membuat desaku terpecah menjadi 2 bagian yaitu LorKali (Utara kali) dan KidulKali (Selatan kali) dan rumahku termasuk LorKali, tapi kalau kemarau kita bisa turun kebawah kali, karena airnya hanya setinggi mata kaki tapi ada juga yang menggenang hingga 1 meter. Dan kalau musim penghujan airnya bisa sampai 2 meter.)

"Setujuuu !!!" suara kami bertiga yang setuju akan usulan dari Fosi.

"Nha nanti waktu sore kita ke kali kecil dekat sawahmu ru.... Kemarin aku lihat airnya sudah menggenang dan aliran airnya sangat kecil ,jadi kita bisa newu disitu." kata Fosi menjelaskan rencana kami berempat hari ini. ( newuadalah kegiatan memebendung kali dengan bebatuan hingga air itu menggenang, lalu air itu dibuang dengan menggunakan ember, untuk memudahkan menangkap ikan yang ada digenangan tersebut).

"Oke.. Terus yang bawa celurit siapa untuk motong tebu nanti ?" tanyaku kembali pada Fosi.

"Tenang... Aku aja yang bawa." jawab Fosi.

"Berangkat ?" tanya Aji.

"Ayoooooo" jawabku yang sudah berdiri duluan.

"Ayo..Ke kandangku dulu mencari cacing" perintah Fosi kepada kami bertiga.

Kami pun pergi ke kandang kambing milik Fosi.Disitu kami mengelilingi kandang untuk mencari tempat bekas cacing beraktivitas yang membekas ditanah.Akhrinya, kami menemukan satu tempat disamping kanan kandang Fosi, terlihat bekas-bekas cacing yang ada di tanah. Fosi langsung mengambil ember dan diisi air lalu air itu dicampur dengan sabun detergen, kemudian ia siramkan ke tanah bekas cacing itu. Kemudian, kita menunggu beberapa saat, terjadilah keajaiban, cacing-cacing pun muncul kepermukaan tanah, aku tak tahu apa yang disampaikan air kepada cacing-cacing itu hingga mereka mau keluar dari rumah mereka. Lana pun mengambil cacing-cacing itu satu persatu dan dimasukkan kedalam sebuah plastic.Setelah terambil semuanya kami pun bergegas kembali kedepan rumah Fosi untuk mengambil pancing-pancing kami. Kemudian Fosi juga mengambil celuritnya, sebagai senjata pengambilan tebu. Kami berangkat dengan sekantong ceria, membuang duka yang tak kami perlukan.

Debu & Deru : Dampak Sakitnya Kelud Sampai ke desakuWhere stories live. Discover now