Ikan Tebu.5

19 0 0
                                    

"Ayo keluar !!" ajak ku pada Lana dan Fosi.

Kami pun langsung keluar dengan 10 tebu yang sudah ditali oleh Lana, dan celurit yang masih dipegang oleh Fosi.Daun-daun tebu yang berusaha mengahalangi kami, kami hanya menghiraukannya, meskipun luka tergores dipipiku.Setelah sampai ke tempat Aji.

"Ada gerakan mencurigakan disebelah timur, daun-daun tebu pun juga bergerak." kata Aji mengapa ia memberikan isyarat pada kami.

"Ayo larii !!" perintah Fosi kepada kami bertiga.

Aku bingung, aku harus bagaimana, aku takut, aku tidak pernah menghadapi masalah seperti ini..Semua keluh kesah itu memutari otak ku hingga pikiranku buntu.Tangan ku ditarik oleh Aji untuk segera lari.Terdengar suara telapak kaki menginjak daun tebu kering yang sudah berjatuhan di tanah.

"Berhenti !! Kalian sudah mencuri !!" suara berat dari dalam perkebunan sebelah timur.

"Ayo !!ayooo !!larii !!!" perintah Fosi kembali, aku diam kembali, aku yang sudah dibasahi keringat dingin disekujur tubuh, tak bisa memerintah kaki untuk patuh pada pikiran ku yang mengajak lari. Suara kaki dari dalam perkebunan itu mulai terdengar dekat.Ajipun menarik diriku kembali dan langsung mengajakku lari.

"Ayoo lari Deru !!" bentak Aji kepadaku.

Aku pun sadar dan kita berempat langsung berlari kearah barat.

"Berhenti woiiii !!!" suara itu terdengar mengikuti kami.

Kami pun tak berfikir panjang, kami langsung menuruni dinding kali bekas longsor waktu itu, Lana dan Fosi melemparkan barang yang mereka bawa ke dasar kali, kami berempat langsung turun meluncur dengan tak memperdulikan pantat dan pinggang kami beradu dengan kerikil kecil.Suasana mencekam masih terasa, dengan hiruk piruk pelarian dari mandor yang mengejar.

"Uhuuiiiiii tak kenaaaaa" teriakan senang dari Lana sambil mengengakat kedua tangannya.

"Jelaaasssssss yeeeeee" sahut Fosi bersamaan dengan teriakan Lana.

Aku dan Aji pun hanya diam dan berharap semoga cepat sampai ke bawah kali serta lepas dari kejaran mandor, aku berpikiran bahwa mandor itu membawa pistol, yang siap menembak kami dengan peluru diiringi suara dor. Tak lama kemudian kami sampai didasar kali, kami kemudian lari menuju pancing-pancing kami yang kami kumpulkan tadi. Seraya bersembunyi dibalik batu besar , kami merasa lega karena sudah berhasil lari dari kejaran mandor tebu itu. Kami sama-sama menghela nafas.

"Hahhhhhh" nafas kami bebarengan dengan tubuh kami sendenkan pada batu.

"Berhasil juga yaa.." kata ku yang masih terengah-engah.

"Jelas lahh ru kita kan udah professional hehehe" jawab Lana sembari mengatur nafasnya.

"Ayoo kita berjalan kebarat untuk mencari tempat yang pas untuk mancing" ajak Aji kepada kami bertiga yang masih berusaha mengatur nafas.

Debu & Deru : Dampak Sakitnya Kelud Sampai ke desakuWhere stories live. Discover now