Andrean memang sudah cinta mati pada Krisan. Mau mengelak bagaimana pun juga Andrean masih akan terus mengharapkan Krisan. Krisan bisa mematahkan hatinya berulang kali. Dan ketika hatinya sembuh, ia akan kembali untuk Krisan.
Andrean bukannya tidak mengetahui kalau hari ini adalah hari ulang tahun Krisan. Dia benar-benar tidak ingat. Dan semuanya baik-baik saja ketika ia lupa tentang hal itu. But thanks to Radit, laki-laki itu berhasil memanggil memori yang berusaha dilupakan Andrean. Sekarang Andrean bahkan tidak bisa menikmati euforia di Batu Night Spectacular.
"Gue mau balik ke hotel aja deh," ucap Andrean pada Radit dan Jovan.
"Gue udah mohon-mohon sama Esly supaya bisa quality time bareng kalian dan ini balesan lo, Dre?" tanya Jovan dramatis.
"Jangan bikin gue sama Jovan keliatan homo, Dre," tambah Radit.
"Gue cape serius."
"Terus di hotel lo mau ngapain? Mikirin Krisan?" tebak Radit jahil.
Andrean tampak kesal mendengar nama Krisan lagi-lagi diucapkan Radit. Meski perkataan Radit ada benarnya karena Andrean memang tidak tahu apa yang akan dilakukannya di hotel nanti. Mungkin dia akan tidur namun parahnya pasti ia akan memikirkan Krisan juga.
"Gue mau tidur, kalo kalian masih mau main silakan. Gue udah nggak pengen main lagi," ucap Andrean tegas.
Radit mendengus pelan, menggerutu dalam hati karena mereka baru saja memainkan empat wahana.
"Gini deh, gue sama Radit main Go Kart sekali, udah gitu kita ke hotel bareng-bareng," usul Jovan.
Andrean tampak berpikir, sementara Radit ingin membantah. Radit masih ingin lebih dari itu. Namun anggukan dari Andrean membuat Radit akhirnya setuju.
"Tunggu di sini ya! Jangan balik duluan!" Jovan memperingati Andrean.
Andrean membuang wajahnya ke arah lain. Perasaan kesalnya bertambah ketika melihat Merry Go Round yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Kalau saja ukuran Merry Go Round itu cukup besar untuk ia naiki, mungkin Andrean akan menghabiskan sepuluh putaran.
Andrean melangkah mendekati Merry Go Round tersebut, ia berusaha memastikan sesuatu. Ia juga ingin menguji ingatannya atau setidaknya melepas rasa penasarannya. Semua itu karena belakangan ini sosok Krisan kembali mendistraksi pikirannya. Dan malam ini ia ingin tidur nyenyak tanpa memikirkan perempuan itu.
"Ternyata beneran lo." Kata-kata tersebut meluncur begitu saja dari mulut Andrean.
Krisan yang sedari tadi menatap Merry Go Round berbalik menatap sosok di belakangnya. Wajahnya terkejut, pucat pasi seperti melihat sesuatu yang janggal. Mulutnya bahkan setengah terbuka karena hal tak terduga ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah bagaimana akhirnya Andrean berakhir bersama Krisan dan menatap Merry Go Round yang sama. Sama-sama terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Happy birthday," ucap Andrean berusaha membuka percakapan.
Andrean mengakui kebodohannya yang tanpa berpikir untuk menghampiri Krisan. Bahkan ia bukan sekadar memenuhi rasa penasarannya tapi juga membuat perempuan itu menyadari kehadirannya. Dan Andrean menganggap lari adalah ide yang buruk saat ini.
Krisan menatap Andrean sejenak sebelum ia kembali menatap Merry Go Round yang tak kunjung sepi sejak tadi. Perempuan itu tampak tak ada gelagat untuk menjawab ucapan selamat dari Andrean. Andrean tidak tahu apa yang dipikirkan Krisan sekarang. Dia juga merasa harga dirinya sedikit terluka karena Krisan tidak meresponnya. Ia malu.
"Lo nggak main?" tanya Andrean yang sedetik kemudian ia sesali.
"Nggak, gue lagi nunggu temen ke toilet," jawab Krisan yang disyukuri Andrean, karena Andrean sempat berpikir kalau perempuan itu akan mengabaikannya lagi.
"Lo sendiri nggak main sama temen-temen lo?"
Andrean menoleh kaget. Dia sama sekali tidak mengharapkan jika Krisan akan bertanya padanya. "Oh, mereka lagi main. Gue lagi nggak mood jadi gue nunggu di sini."
Krisan mengangguk tanda mengerti, sementara pandangannya tetap tertuju pada Andrean. Andrean tersenyum kecil, setidaknya rasa canggung tadi telah berkurang karena ia bisa melihat wajah Krisan tanpa beradu pandangan.
"Hari ini bener hari ulang tahun lo 'kan?" tanya Andrean lagi. Kali ini Andrean kembali dikejutkan karena Krisan langsung menoleh menatapnya.
"Iya. Kok tau?"
Andrean tersenyum miring, "Mungkin lo lupa. Tapi biar gue ingetin kalau lo pernah nolak jalan sama gue di hari ulang tahun lo."
"Gue nggak pernah nolak, lo juga nggak pernah ngajak," ucap Krisan spontan ketika Andrean selesai bicara.
Andrean mendengus tidak percaya dan menatap Krisan marah.
"Mungkin lo akan bilang kalau lo lupa. Tapi gue minta lo berhenti untuk play victim, Kris. Lo bahkan bohongin gue tentang family time yang ternyata lo jalan sama temen-temen dan cowok lo di hari ulang tahun lo. Kenapa nggak bilang dari awal aja kalau lo udah punya pacar? Kesenangan apa sih yang lo dapat dari mempermainkan perasaan orang? Gue bahkan malu mengakui kalau gue masih mengharapkan lo. Gue nggak bisa maafin lo, Kris. Lo bahkan nggak pernah minta maaf. Dan sekarang lo masih berusaha bikin gue sakit lagi."