The fate (jjp)

912 72 22
                                    

Jaebum dan Jinyoung terkenal sebagai pasangan paling mesra satu kampus. Keduanya sama sama terkenal dan populer.

Jaebum si mahasiswa Seni dan Jinyoung si mahasiswa Ekonomi. Keduanya menjalin hubungan dari masa orientasi hingga mereka lulus dari kampus.

"hei..jinyoung ya??" ucap Jaebum berbisik. Saat itu semua mahasiswa baru sedang berkumpul di auditorium.

Jinyoung menoleh dan terkejut mendapati laki-laki tampan menyodorkan hpnya disamping badannya.

"minta nomormu boleh?" tanya Jaebum, jinyoung menoleh ke arah kating yang masih berbicara di depannya. Ia segera mengambil hp jaebum dan menuliskan nomornya.

"makasih manis..nanti aku telepon ya" jinyoung hanya menahan rona wajahnya sambil mengangguk.

Semenjak itu mereka saling telepon dan mengirimi chat. Sampai akhirnya mereka pacaran.

Semuanya berjalan mulus, mulai dari kuliah dan percintaam mereka. Sampai akhirnya sampai keduanya lulus.

"jinyoung" panggil Jaebum pelan, jinyounv menoleh ke arah suara Jaebum dan tersenyum.

Tapi lama-lama senyum itu memudar dan berubah jadi tangisan. Jaebun merengkuh tubuh ramping kekasihnya itu dan mengusapnya.

"aku minta maaf sayang..tapi ini demi kebaikan kita...kau punya kehidupan disini, sedangkan aku harus ke Amerika. Aku janji, 3 tahun lagi aku akan kembali dan aku akan menikahi kamu" Jinyoung memeluk Jaebum erat. Ia tidak rela melepaskan pacarnya itu pergi.

"tapi aku ga bisa hidup tanpa kamu Jae"

"shh baby..ini hanya sementara okay. Aku kesana supaya aku bisa cepet nikah sama kamu. Kamu percaya kan ?" Jinyoung mengangguk.

"aku janji..3 tahun lagi aku pasti pulang. Kamu tunggu aku ya??"

"hiks...baiklah aku tunggu kamu"

Akhirnya Jinyoung melepaskan Jaebum pergi ke Amerika untuk bekerja. Ia menunggu Jaebum kembali dan menikahinya... Tapi....



"hei..sudah lama aku ga ngasih kabar ke kamu ya ?? Dua bulan lagi aku pulang..aku bakal langsung lamar kamu. Kamu tunggu aku ya?" ucap Jaebum dalam emailnya.

Satu minggu, dua minggu.. Jinyoung tak juga membalas email Jaebum.

Sampai akhirnya minggu terakhir Jaebum akan kembali ke Korea..ia mendapatkan balasan dari Jinyoung. Balasan yang awalnya ia akan berharap akan tersenyum bahagia tapi nyatanya ini adalah balasan dari Jinyoung yang membuat kakinya lemas.

To Im Jaebum :
Maaf baru membalas email-mu. Dan sku minta maaf baru mengatakan ini. Tapi sepertinya kita tidak bisa lanjut. Aku sudah menjadi tunangan dari seseorang. Dan minggu depan kami akan menikah.
Jika kau berkenan..maukah kau datang ke pernikahanku ??

Sekali lagi..aku minta maaf. Dan kau tidak perlu datang jika kau tidak ingin.. Sekali lagi aku minta maaf.

-park jinyoung

Rasanya langit bagaikan runtuh. Jaebum membaca ulang isi emailnya lagi, tapi ia tetap membaca hal yang sama. Tidak salah, jinyoung akan menikah dengan seseorang dan itu bukan dirinya.

Jaebum tidak tahu berkata apa dan bagaimana ia membalas pesannya. Ia menatap kotak bludru berwarna merah yang ada di mejanya.

Dengan cepat ia memasukannya ke dalam laci mejanya. Rasanya tidak baik jika terus menaruh sesuatu yang tidak akan terpakai lagi. Cincin itu mungkin tidak bisa melingkar di jari indah Jinyoung lagi.

Dua hari sebelum keberangkatan Jaebum kembali ke korea. Ia belum juga membalas pesan Jinyoung. Mungkin sebaiknya ia pura-pura tak membaca pesan itu. Dan membatalkan tiket pesawatnya.

To Jaebum :

Aku mengerti jika kau tidak akan datang, walaupun dalam hatiku aku ingin melihatmu datang di hari bahagiaku. Doakan saja akan pernikahanku lancar.

-Park Jinyoung

To Park Jinyoung :

Maaf baru membalas pesanmu. Tentang pernikahamu...tentu saja aku akan datang. Aku ingin melihatmu bersanding di altar. Besok aku pulang ke korea. See you soon..

-Im Jaebum


Dan disinilah Jaebum, menatap Jinyoung dengan senyum. Ia tidak mungkin menampakan kekecewaannya di depan sahabatnya..orang yang ia cintai selama ini. Meski rasanya berat..mungkin ini sudah jalannya. Ia tidak ditakdirkan bersama dengan jinyoung.

"kau datang ..." ucap Jinyoung senang.
"sure...bukankah aku sudah janji akan datang"

Jinyoung memeluk Jaebum. Hati Jaebum rasanya hancur berkeping-keping. Ia memeluk orang yang sudah bukan lagi miliknya.

"selamat ya Jinyoung.. Semoga kau bahagia"
Jinyoung tersenyum lebar "terimakasih Jae..kau yang terbaik"
"aku doakan kau juga bahagia dan segera menemukan pasangan hidup"

Jaebum mengangguk "terimakasih"

Bagaimana bisa Jaebum bahagia, jika orang yang ia cintai menikah dengan orang lain. Bagaimana ia bisa menemukan pasangan hidup..jika satu satunya orang yang ingin ia habiskan bersama di waktu tua akan bersama orang lain ??

Tapi ia tidak bisa egois.. Jinyoung dari awal mungkin bukan miliknya. Ia hanya menjaga Jinyoung sampai ia menemukan jodohnya.

Mungkin Tuhan menakdirkan Jinyoung dengan yang lain..dan bukan dirinya.

"maybe this is the fate"

Together[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang