Fate 20

3.4K 175 6
                                    

Hai hai Minna-san.

Gomenne baru bisa up sekarang.

Mudah-mudahan Minna-san menyukai chapter kali ini ya.

Happy Reading Minna-san
.
.
.
.
"Hai sasori-nii. Bagaimana kabarmu?" Tanya karin pada sasori. sasori
hanya memandang karin dengan tatapan datarnya.

"Aku tau apa yang ada dipikiranmu nii-san." Tebak karin. Sedangkan
sasori hanya memandang karin datar.

"Mau apa kau?" Tanya sasori datar.

Karin duduk disofa yang ada didalam ruangan sasori dan memandang sasori remeh.

"Mau ku?" Tanya karin mengulangi pertanyaan sasori.

"Aku hanya ingin menyapamu. Apa aku salah?" Ujar karin pada sasori.

"Jangan harap aku percaya pada omonganmu." Balas sasori dingin. Dia
tidak akan pernah percaya pada karin. Karena karin bekerja sama dengan
orangtuanya untuk membuat sakura kabur dari rumah.

"Aku memang benar-benar ingin menyapamu nii-san." Ucap karin menatap sasori dengan sendu.

"Pergi." Perintah sasori.

"Tapi-" Sela karin.

"Aku bilang PERGI!!!!" Bentak sasori dan karin hanya memandang sasori
tidak percaya. Baru kali ini dia dibentak oleh sasori. Walaupun mereka
tidak terlalu begitu akrab, tapi sasori masih perhatian dan tidak
pernah membentaknya seperti saat ini.

"Ba-baiklah a-aku akan pergi saat ini. Ta-tapi aku akan tetap kesini
untuk menjelaskan semuanya." Ucap karin lirih dan meninggalkan sasori
dari ruangan itu.

Setelah karin keluar, sasori menghelakan nafasnya dan memeijit keningnya.

"Masalah apa lagi sekarang? Aku harus menjaga sakura lebih ketat
lagi." Lirih sasori.

Karin berjalan tergesa-gesa menuju ke mobilnya dengan perasaan yang kacau. Dia membuka pintu mobilnya dengan kasar dan menutupnya dengan kasar juga.

BRAKKK

"Kenapa? Kenapa? KENAPA???? HIKS HIKS HIKS." Karin memukul stir mobilnya. Dia menangis sejadi-jadinya didalam mobil melampiaskan kekesalannya.

"Padahal hiks hiks aku hanya ingin menjelaskan semuanya hiks hiks hiks
aku hanya ingin hiks hiks meminta maaf hiks hiks kenapa sesulit
ini....HAAAAAAAA!!!!" Teriak karin lagi.

"Ini semua karena sakura. Iya, karena dia. Awas kau sakura". Karin
memandang dengan sorotan benci yang mendalam. Dan karin memutuskan
untuk pergi.

Sementara itu Sakura tiba-tiba merasakan firasat buruk yang akan terjadi.

"Kenapa aku merasakan firasat buruk ya. Mudah-mudahan hanya firasatku
saja." Gumam sakura dan melanjutkan pekerjaannya kembali. Karena hari
ini tidak terlalu banyak pekerjaan dia memutuskan untuk pulang lebih
cepat.
.
.
.
.
.
.

Tok tok tok

"Ya." Balas sakura dari dalam dan segera membuka pintu. Dia terkejut
karena tiba-tiba sasori memeluknya.

"Sasori-nii ada apa?" Tanya sakura lembut. Dan menuntun sasori untuk
masuk kedalam apartemennya.

"Nii-san." Panggil sakura lembut. Dan sasori melepaskan pelukannya.

Sasori memandang sakura dengan tatapan sulit diartikan. Sakura yang
mengerti akan hal itu menangkup kedua pipi sasori dengan lembut.

"Ceritakan padaku nii-san." Ujar sakura lembut dan mengusap kedua pipi sasori, sasori memegang kedua tangan sakura yang berada dikedua pipinya dan menghelakan nafasnya lalu memandang sakura dengan serius.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang