Chapter 23

1.8K 127 7
                                    

Moshi-moshi Minna-san🙋‍♀️🙋‍♀️
Genki desuka?
Oh ya, hari ini aku up to the date lagi.
Semoga kalian suka ya....
Happy reading Minna-san...
.
.
.
.
.
.
.
.

"Karin-neesan." Ucap sakura lirih.

Sakura sempat terkejut, tapi sekarang yang terpenting adalah nii-sannya.

"Ya ini aku, kenapa terkejut?"

Tanya karin datar.

Sebenarnya dulu karin tidak ada masalah dengan sakura, tapi semenjak kasih sayang yang diberikan oleh sasori lebih besar untuk sakura, dia merasa iri dan jengkel.

Maka, saat orangtuanya menyakiti sakura dia hanya diam saja seolah-olah tidak peduli.

Dan dia juga tidak menyangka bahwa kedua orangtua sakura meninggal karena kecelakaan. Saat itu, orangtua karin menceritakan kepada sasori dan karin bahwa kecelakaan itu terjadi karena kesalahan sakura.

Alhasil sasori bahkan dia sendiri pun percaya bahwa kecelakaan itu benar-benar karena sakura. Dan saat sakura sudah pergi, dia baru diberitahu bahwa semua itu adalah hanya karangan orangtuanya.

"Nii-san dimana?" Tanya sakura langsung membuat karin tersadar dari lamunannya.

"Kau mencari nii-sanmu? Ingat ya, dia itu nii-san ku. Jadi jangan sekali-kali kamu mengatakan bahwa dia adalah nii-sanmu mengerti. Dan satu lagi, jangan pernah memanggilku dengan sebutan nee-san, karena aku tidak sudi mempunyai adik seperti dirimu, yang hanya bisa menyusahkan orang lain. Oh ya, dan satu hal lagi. Sasori-nii ada bersamaku, jadi kamu jangan pernah menemuinya lagi. CAMKAN ITU!!!"

Teriak karin diakhir kalimatnya.

Sakura tersentak karena perkataan karin.

Jadi, selama ini dia hanyalah beban untuk seluruh keluarganya. Terutama terhadap sasori. Pandangan sakura memburam dan genangan air mata sudah terkumpul dipelupuk matanya, bahkan akan terjatuh bila dia mengedipkan matanya.

"Ma-maafkan aku." Sakura menahan isak tangisnya.

"Menyusahkan." Karin langsung menutup telponnya sepihak.

Dia berharap dengan berkata kasar seperti tadi, sakura tidak mendekati keluarganya lagi, terutama sasori. Karin memandang sasori yang sedang terlelap disofanya.

Sakura menatap handphonenya dengan pandangan kosong.

'Apa ini memang semuanya salahku? Aku hanya ingin bersama dengan kakak-kakak ku. Tapi kenapa sangat sulit?' Sakura menangis dalam diam.

Dia teringat akan kenangannya dengan kakaknya. Walaupun dulu kakaknya membencinya tapi tidak untuk sekarang. Kakaknya telah berubah, dab dia akan bertekad untuk tetap mempercayai kakaknya.

'Aku tidak akan menyerah' sakura menghapus airmatanya dan menyemangati dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Karin merasa ada yang tidak beres dengan kakaknya itu. Karena biasanya sasori tidak mabuk-mabukan seperti ini. Dan apa yang dirasakananya benar, jika sakura menelpon pasti ada apa-apanya.

Flashback On

Sasori segera menjalankan mobilnya dan pergi ke club malam. Disana dia memesan banyak minuman dan akhirnya mabuk.

"Ya, ini aku sedang menuju kesana. Ditempat biasakan ok." Karin menutup telponnya, dan masuk kedalam club untuk menemui temannya.

Saat masuk kedalam dia melihat seseorang yang sedang mabuk dimeja bar, dan dia sangat mengenali seseorang itu. Karinpun menghampiri orang tersebut dengan langkah besar.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang