When You're Gone

660 43 0
                                    

What can I do if I don't have you?
Home-Seventeen

Setelah kemarin bertemu Seongwoo, sedikit hatiku berharap bahwa dia akan kembali menghampiriku di minimarket. Ternyata tidak.

Hariku hampa, bekerja-pulang-tidur-bekerja hal tersebut kulakukan berulang-ulang selama sebulan sampai rasanya aku bosan. Aku juga sudah tak menemukan Seongwoo dimanapun, biasanya dia akan menguntitku diam-diam saat pulang malam tapi sekarang tidak.

"Seolji-ya, ada yang ingin menemuimu," panggil ibu padaku yang masih terbaring di kasur. Hari ini aku libur jadi mau matahari setinggi apapun aku tetap akan tidur.

"Siapa?" Tanyaku dengan malas, jujur saja aku malas beranjak dari tempat ternyaman di dunia setelah di dalam pelukan ibu.

"Seolji-ya," aku langsung membuka mata dan duduk tegap begitu mendengar suara yang bukan suara ibuku.

"Inha eonni?"

Wanita cantik itu masuk dengan anggunnya, duduk di atas kasurku kemudian membelai pipiku. Astaga wajah bantalku! Sungguh memalukan.

"Ada apa ke sini eonni? Apakah Seongwoo ada di luar?" Tanyaku.

"Aku hanya ingin memberitahumu beberapa hal, dan Seongwoo tidak ada di luar. Aku kemari bersama suamiku."

Aku mengangguk paham. "Oh iya, apa yang akan kau beritahu eonni?"

"Seongwoo sekarang ada di London."

"London?" Ulangku. "London Inggris?"

Inha eonni mencubit pipiku. "Tentu saja."

"Lalu kenapa?" Tanyaku dengan polosnya.

"Astaga, dia pergi bersama Hajin."

"Oh," aku menunduk pasrah, ternyata semua yang ia lakukan bukanlah apa-apa. Ternyata dia lebih memilih Hajin.

"Kenapa responmu begitu?"

"Aku harus bagaimana eonni?" Tanyaku dengan mada putus asa. "Aku tak bisa menyusulnya, yang harus kulakukan adalah merelakan."

"Seongwoo memang bodoh, bukannya melindungimu dia malah pergi. Ingin rasanya aku maki adik kecilku itu," Inha mengusak rambutnya kasar, mengomeli adik kecilnya yang ada jauh di sana.

"Kalau dia lebih bahagia dengan Hajin aku harus apa? Aku bisa apa? Lagipula Hajin itu masa lalunya, aku hanya pengganggu."

Inha lagi-lagi mencubit pipiku. "Hajin bukan siapa-siapa Seolji," Inha menunduk. "Akulah orang itu."

"Hah?"

"Aku lah wanita di masa lalu Seongwoo. Orang yang selama ini membuat Seongwoo patah hati," Inha menunduk dengan suara lirih menjelaskan semuanya padaku.

"Apa aku bilang? Aku seharusnya tidak muncul di antara kalian," ucapku, menyesal.

Inha menggeleng. "Kau lupa kalau yang menemuimu pertama kali adalah Ong Seongwoo? Menemui orang tuamu untuk meminta puterinya hidup bersama. Semua ini bukan salahmu, aku senang karena setelah sekian lama Seongwoo menemukan orang yang ia cintai. Aku senang akhirnya dia bahagia. Dia selalu hidup dicancang oleh ayah, tak bebas melakukan apapun."

Aku menunduk. "Eonni percuma bercerita padaku, aku tak mampu melakukan apa-apa. Aku tak bisa menyusulnya dan menjadi egois. Seongwoo pergi juga untuk melindungiku, aku hanya harus menunggu."

Inha memelukku. "Tak apa, kuharap kau bersabar. Setidaknya kau sudah mengetahui apa yang terjadi. Aku yakin Seongwoo akan datang kembali padamu."

Aku hanya bisa mengangguk pasrah. Ternyata aku memang tak berdaya akan semua ini, Seongwoo berada di dunia yang berbeda. Dunia yang tak mampu kugapai.

My Unexpected Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang