Eunha memperhatikan kaki-kaki kecil yang sedang berlarian di taman, matanya sedari tadi tidak melepaskan pandangan kepada sepasang anak kecil yang saling berkejaran di bawah pohon sakura. Senyumnya merekah saat bayangan-bayangan masa lalu yang mulai menghampiri pikiran.
"Eunha-ya, tetaplah menjadi Euna yang kukenal."
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak ingin kamu berubah."
"Bagaimana kalau kamu yang berubah."
Gadis itu memejamkan matanya, mengingat semua kejadian yang sempat terjadi tepat dimana ia berdiri sekarang. Di Eden Garden, saksi bisu janji yang sempat terucap 15 tahun yang lalu.
"Meskipun aku pergi, percayalah aku akan tetap menunggu disini."
Sudut bibir Eunha melengkung keatas, menggariskan senyuman penahan rindu. Matanya terbuka perlahan memperlihatkan netra cokelat yang indah, gadis itu kembali menutup matanya melepaskan air mata yang seolah menjadi penawar bagi obat rindu yang begitu dalam.
"Eonnie, gwaencanha?"
Eunha dengan cepat membuka matanya saat suara itu terdengar jelas di telinganya. Gadis itu langsung mengusap air mata yang terjatuh dipipi, "Eoh,ye."
Anak itu mengulurkan sebuah tissu kepada Euna, "Eonnie. Jangan menangis."
"Anni," Euna menarik nafas lalu menghembuskannya, "Eonnie sedang menahan flu. Jangan terlalu dekat, nanti virusnya nular."
"Jeoneun Areum ibnida."
"Anyeong haseyo, Areum." Euna mulai merendahkan tubuhnya menyamai tingginya dengan anak itu, "Panggil saja Eunha-Eonnie."
"Sudah tahu," celetuk Areum polos.
"Benarkah?" Eunha memamerkan senyumnya, "Kamu mengenalku?"
Areum menggeleng, "Anniyo. Mama yang memberitahu nama Eonnie.""Mama?"
"Ne," Areum menunjuk ke seorang wanita muda yang sedang tersenyum kearah mereka, "Itu Mamaku."
Mata Eunha terbelalak saat wanita yang ditunjuk Areum berjalan mendekat kearah mereka, senyuman itu, tatapannya serta seri wajah yang sangat Eunha kenal, "Tidak mungkin."
"Annyeong, Eunha." Wanita itu tersenyum sembari menyelipkan anak rabutnya ketelinga kanannya, "Aku tidak menyangka kita bertemu disini."
Eunha terdiam, mata gadis itu masih memandangi secara seksama wanita yang berada didepannya. Berharap jika yang dilihatnya saat ini bukanlah mimpi, "Eonnie," gumam Eunha pelan.
"Bagaimana Kabarmu?" Ahra mengulurkan tanganya dengan senyuman yang menghangatkan hati.
Mata gadis itu berair, "Eonnie," Eunha memeluk Ahra erat, melepaskan tangis dari emosi yang telah ia tahan, "Bogoshipo."
***
"Eonnie sudah resmi pindah ke sini?"
Ahra mengangguk pelan, tangannya masih membenahi syal Areum yang sedikit berantakan, "Ya. Sudah sejak dua bulan yang lalu."
"Mianhae," gumam Eunha pelan.
"Huh?" Ahra menatap bingung gadis yang berada didepannya saat ini, "Maaf? Atas dasar apa?"
"Aku tidak datang saat Eonnie menikah," Eunha mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah itu lalu menaruhnya di hadapan Ahra, "Maaf jika terlambat, tapi kemarin aku benar-benar tidak bisa datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You • Osh ✓
Fanfiction[Meskipun udah selesai jangan pelit vote sama komen ya :) ] ✓ [Oh Sehun]💕 Park Eunha memutuskan kembali ke Korea untuk mencari keberadaan teman masa kecilnya. Perpisahan selama 15 tahun itu membuat Eunha melupakan beberapa hal tentang sahabat kecil...