Suasana riuh di halaman itu begitu ketara terasa saat alunan biola mulai bermain, beberapa pasang manusia mulai berdansa menyamai ketukan nada dengan kaki-kaki mereka. Terutama gadis itu, ia mulai menari secara lembut seorang diri. Membiarkan tubuhnya bergerak sesuai nada yang dimainkan.
"Jika ada nada yang lembut seperti ini, kamu harus melepaskan semua beban yang ada dipikiran mu dan mengikuti alunan musik."
Suara itu datang bagai sekelebat angin kencang lalu menghilang. Eunha terdiam sejenak, matanya menatap bingung sekitar mencari-cari sumber suara yang begitu terasa nyata ditelinga. Hanya halusinasi, pikirnya.
Eunha menatap orang sekitarnya yang menari sembari minum ataupun makan, gadis itu mengambil sepotong kue kering yang tersaji diatas meja mencoba mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.
"Eunha-ya, geuleohgehaji mala." (Eunha, jangan seperti itu).
Lagi, suara itu kembali datang membuat Eunha mematung. Menjatuhkan kue kering ditangannya membuat beberapa orang disekelilingnya menatap gadis itu aneh.
"Eunha-ya, apa aku membentak mu?"
Mata Eunha kembali berair, suara-suara itu terasa begitu nyata ditelinganya. Sesosok itu terasa kembali pada dirinya, seorang yang begitu ia rindukan. Tatapan aneh dari orang disekitar membuatnya semakin terpuruk.
"Eunha-ya, uljima."
Eunha membiarkan air mata yang telah membendung itu jatuh di dalam kebingungannya, Kenapa suara-suara itu selalu muncul?
"Eunha-ya, gwaencanha?"
Gadis itu memejamkan matanya, membiarkan air itu turun dari pelupuk. Entahlah tapi suara itu terkadang membuatnya merasa terganggu karena ia tidak bisa melihat sesosok yang dirindukannya. Aku tidak baik-baik saja,
"Eunha-ya."
Mata gadis itu terbuka ia memandangi sekitarnya sejenak sebelum akhirnya membiarkan semua emosi yang ia pendam keluar, air mata itu turun dengan deras. Eunha menutupi wajah dengan tangan kecilnya, isakan terdengar jelas ditelinga membuat siapa saja yang mendengar suara tangis itu memperhatikan dirinya.
Pikiran mereka tertuju pada satu pertanyaan, Mengapa gadis itu menangis di acara yang spesial ini?
"Eunha-ya. Jangan disini."
Gadis itu menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan suara yang datang menghampiri pikirannya, kumohon jangan.
Eunha masih terpejam sebelum akhirnya kegelapan benar-benar menyita kesadarannya.***
"...pingsan di lantai dansa?"
"Bagaimana bisa?"
Samar-samar suara itu masuk kedalam pendengaran Eunha. Perlahan kelopak mata itu bergetar mencoba terbuka, pusing mulai menghampiri seluruh kepala gadis itu saat ia mencoba menggerakkan tubuhnya.
"Argh.."
Gadis itu memegang kepalanya yang terasa begitu berat, pusing terasa begitu memikat pikirannya.
"Eunha-ya, gwaencanha?"
Mata Eunha menyipit berusaha mengenali wajah orang yang sedang berada didepannya saat ini, "Ye."
"Kalau misalnya kamu sakit, sebaiknya gak usah kesini." Ahra berujar sembari membantu Eunha untuk bangkit dari tidurnya.
"Aku baik-baik saja."
"Bagaimana kamu bisa mengatakan baik-baik saja disaat seperti ini?" suara itu terdengar jelas ditelinga Eunha.
"Eunjo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You • Osh ✓
Fanfiction[Meskipun udah selesai jangan pelit vote sama komen ya :) ] ✓ [Oh Sehun]💕 Park Eunha memutuskan kembali ke Korea untuk mencari keberadaan teman masa kecilnya. Perpisahan selama 15 tahun itu membuat Eunha melupakan beberapa hal tentang sahabat kecil...