Diatas pundakmu, kulihat ada beban menggelayutimu
Basah hujan penuh sendu, tak pernah menjadi penghalang kerja kerasmu
Pada garis wajahmu, jalan derita seakan menggoyahkan kekuatan
Namun aku; anakmu, terlalu lancang mendurhakaimu bu.Selama berbulan-bulan, aku bersemayam di rahimmu
Mengkoyak-koyak badan rapuhmu
Mengganggu pulasnya tidurmu
Namun kau masih tetap menunggu kehadiranku?
Kehadiran anak yang kurang ajar
Yang menikammu secara perlahan
Memberikan kesakitan yang tak tertahankanBu, ratusan kantong darah kau keluarkan
Demi aku! Janin yang selalu kau banggakan
Namun tak lebih dari seonggok daging yang hidupnya hanya merepotkan
Menelantarkan, mendustakan hingga kian hari kian mencampakkanMaafkan anakmu bu..
Tanpa ragamu, aku bukanlah diriku saat ini
Tanpa do'a darimu, langkah ku tak akan sejauh ini
Dan tanpa pelukmu, aku tak tahu kemana harus mengadu.Ibu...
Aku titipkan masa depanku dalam binar matamu
Aku titipkan segala anganku dalam kuatnya dirimuDalam sepiku, aku tak mau kehilangan dirimu
Dalam do'a-doaku selalu tersimpan namamuMaafkan anakmu ini bu
Sehatlah selalu..-HNF
(@haginuansaf)
purwakarta, 14 Januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Senja
PoetryPengemar senja, samudera dan warna yang hanya mampu mencurahkan rasa dalam sebait kata. Tidak memaksa suka, tapi semoga bermakna -HagiNF-