Hujan di sore hari mengirimkan sepotong jejak rindu padaku
Jatuh perlahan memberikan waktu-waktu penuh sendu
Mamandangi dirimu yang sudah seperti tamu
Datang mengetuk pintu, pergi meninggalkan piluLalu, kau dengan polosnya bertanya:
"Apakah kau masih menanam cinta? "
Aku termenung dan terdiam, lalu berkata:
"Apakah masih harus ada jawaban? Setelah aku lama dalam penantian? "Dulu kau sebut aku rumahmu satu-satunya
Tempatmu berpulang dan menggantungkan segala asa
Namun kini kau tertawa dalam luka, melihat aku tak berdaya
Sampai aku payah dan terus meronta
Dengan sekuat tenaga, aku meminta"Jangan pergi untuk pulang, tapi pamitlah untuk tidak datang!"
-HNF
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Senja
PoetryPengemar senja, samudera dan warna yang hanya mampu mencurahkan rasa dalam sebait kata. Tidak memaksa suka, tapi semoga bermakna -HagiNF-