Ternyata senja pada sore itu adalah senja terakhir yang menemani hangatnya percakapan kita, senja terakhir yang membuatku merasa sempurna.
Karena setelah hari itu, kau hilang dari pelupuk mata. Pergi tanpa permisi, membuang semua janji.
Tak apa bagiku. Kau memang bukan siapa-siapaku. Apa hakku? Melarangmu hilang? Menahanmu pergi? Tidak.
Sungguh tidak akan kulakukan semua hal itu. Karena sejak saat itu aku tahu. Meskipun kau indah, kau bukanlah rumah.
- HNF
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Senja
PoesiaPengemar senja, samudera dan warna yang hanya mampu mencurahkan rasa dalam sebait kata. Tidak memaksa suka, tapi semoga bermakna -HagiNF-