PART ELEVEN
"Sebentar, anjir. Sendal gue kok ilang?!"
"Ini, anying. Nggak keliatan!"
"Mata lo ilang apa gimana, Ren?"
"Apa jangan-jangan ilang di makan sama lo ye, Pis?"
"Kok jadi kek psikopat si anying."
Suara gaduh dari depan pintu rumah Ghani begitu terdengar hingga membuat Ghani bangun dari paha Bundanya.
Ayah dan Bundanya pun saling pandang, kemudian menatap Ghani dan menyuruh cowok itu untuk membuka pintu.
Siapa coba yang malem-malem dateng berisik ke rumah orang? Bikin ganggu aja. Pikir Ghani dalam hati.
Dan ketika cowok itu sudah mencapai pintu rumah, Ghani mendengar kegaduhan itu semakin jelas, "Lo mau nginep apa minggat, si? Bawaan lo banyak banget, anjir!"
Ghani jadi penasaran, siapa sih yang ada di depan rumahnya. Tak lama kemudian, pintu rumah Ghani diketuk dari luar sana bersamaan dengan suara cowok yang berteriak, "Assalamualaikum! Ghaniiiii!"
Kenapa firasat Ghani jadi tidak enak ya, dengan buru-buru, cowok itu mulai membuka pintu rumahnya dan benar saja.
Ghani kedatangan makhluk-makhluk yang sangat tidak ingin dilihatnya untuk sekarang.
Makhluk-makhluk itu berdiri berjejer sambil membawa tas besar dan cengengesan ketika melihat tampang Ghani yang sinis.
"Siapa, ya?" tanya Ghani sambil berdiri di depan pintu rumahnya.
Salah satu dari mereka menjawab, "Ini, Mas. Saya dari panti asuhan Kasih Ibu—"
"Kepada beta.."
"Tak terhingga.."
"Sepanjang masa.."
Mereka malah melanjutkannya dengan menyanyikan lagu Kasih Ibu. Ghani berdecak, dasar kelakuan.
"Maaf ya, Mas saya nggak ada receh." kata Ghani.
"Stop dramanya!" seru salah seorang dari mereka—Hafizh, yang saat itu sedang memakai pakaian kaos putih polos dibalut dengan celana jeans berwarna biru dongker. Cowok berambut ikal itu sudah terlalu malas mengikuti drama nggak jelas dari teman-temannya.
Reno, Bagas dan Kevin hanya terkekeh lalu mereka mulai mendorong Ghani ke samping—agar dapat memberikan mereka akses untuk masuk ke dalam rumah Ghani. Padahal Ghani sendiri belum menyuruh mereka masuk, tetapi mereka malah dengan seenaknya masuk dan sialnya mereka malah mendorong Ghani dan tidak mengajak tuan rumah untuk masuk juga!
Hafizh pun mengekor di belakang Bagas dan menutup pintu rumah Ghani dengan pelan dan mereka meninggalkan Ghani sendirian di luar rumah.
Bodohnya, Ghani malah terdiam dengan mengerutkan keningnya sambil melihat kelakuan teman-temannya.
Kenapa semua orang disekitar Ghani menyebalkan semua ya?
"Assalamualaikum, Tante, Om." terdengar suara Reno dari dalam rumah. Seketika Ghani tersadar kalau teman-temannya itu meninggalkan dirinya sendiri di luar rumah.
"Ini sebenernya yang punya rumah siapa, sih, anying." ucap Ghani sambil mendengus kesal lalu cowok itu mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.
Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka dan kepala Bagas terlihat dari balik pintu.
Ghani pun langsung berkata, "Maaf, Mas. Ini sebenernya yang punya rumah siapa, ya?"
Bagas dengan wajah polosnya pun menjawab, "Ha? Oh. Oiya, lo ngapain di luar bego!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of A Girl
Teen FictionKetika kehidupan seorang Natasya Aulia menjadi lebih menarik dari sebelumnya. Copyright© 2018 by greysouhls. All Rights Reserved.