PART FOUR
"NAT NAT NATTTTT."
Natasya menghela napas kasar ketika mendengar teriakan dari salah satu temannya yang heboh itu. Padahal kan ia disini, jaraknya tidak jauh dengan Citra—temannya yang memanggilnya dengan teriakan tadi.
"Cit gak usah teriak, teriak deh, gue disini juga denger!" kata Natasya sambil membuka bekalnya yang ia bawa dari rumah.
"Nat, Nat. Ini pentinggg! Kita harus liat tanding futsal sekarang juga! Katanya anak IPA 1 sama anak IPS 1 lagi tanding futsal cuma gara-gara ketuanya mau ngerebutin cewek anak IPS 3 coba!"
"Kelas berapa, sih?" Natasya masih tidak peduli, karna menurutnya makan lebih penting dari apapun untuk saat ini.
"Kelas 12, Nattttttt!" Citra kembali menutup bekal Natasya dan memasukkannya ke dalam kolong meja dan menarik temannya itu untuk keluar kelas sebelum Natasya mengatakan apapun.
"Woi, gue laper banget, Citraaaaaaaa. Kenapa gue ditarik-tarik, sih, ah!" protes Natasya dengan wajah betenya karna acara makannya diganggu oleh temannya yang heboh ini.
Tetapi, pada saat mereka berada diambang pintu kelas, Deni, ketua kelas IPA 2 tiba-tiba berdiri dihadapan mereka.
"Eh, mau kemana lo berdua? Masuk-masuk! Ada pengumuman, nih." Deni dengan gaya memerintahnya langsung menyuruh Citra dan Natasya untuk kembali masuk ke dalam kelas.
"Haduuuuu! Deni Sumargooo. Lo ganggu aja sih, ah. Mending lo jauh-jauh dari situ sekarang juga! Gue mau liat bebeb gue tanding, Deni!" kata Citra dengan penuh penekanan.
"Sebentar doang, Citraaaa! Masuk dulu, cepet! Sebelum yang lain keluar semua." balas Deni yang kali ini langsung membalikkan tubuh Citra dengan paksa dan mendorong cewek itu untuk masuk ke dalam kelas. Sementara Natasya, dia hanya menyaksikan kedua temannya itu adu argumen, menghela napas panjang. Akhirnya dia masuk lagi ke dalam kelas dan duduk dibangku kosong paling depan, disebelah cowok bernama Randy.
"Woi! Woi! Gue mau ngomong dong sebentar." Deni mulai membuka pembicaraan dengan berdiri didepan kelas. Anak-anak yang berada di dalam kelas belum sepenuhnya sadar dengan kehadiran Deni. Mereka masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing, kelaspun masih terdengar ricuh.
Natasya yang mendengar teriakan Deni hanya diam menatap Deni malas sambil menopang dagunya diatas meja.
"Ada apaan, sih, Nat?" tanya Randy tiba-tiba. Cowok yang memiliki perawakan yang sangat tinggi itu menatap Natasya dari samping.
"Nggak tau tuh, si Deni. Ada pengumuman katanya." jawab Natasya seadanya tanpa balas menatap Randy. Randy hanya mengangguk paham lalu, cowok itu kembali memusatkan perhatiannya pada ponsel ditangannya.
"Et deh. Woi! Dengerin gue duluuuuu." Sekali lagi Deni teriak sambil memukul papan tulis dengan penghapus papan tulis. Seketika kelas menjadi hening dan memusatkan perhatiannya kepada Deni, lalu Deni dengan wajah kesalnya kembali berkata, "Nih, gue mau ngasih pengumuman sebentar. Dengerin baik-baik ya, Ibu-Ibu, Bapak-Bapak."
"Yaudah buruan dong, Deniiii." celetuk Citra dari tempat duduknya.
"Nih, jadi, besok kan kita libur yaa. Nah, senin itu diwajibkan semuanya masuk. Soalnya disekolah kita tercinta ini mau ada acara kan. Campus Goes To School. Yang mana, nanti bakalan banyak alumni-alumni SMA kita yang bakalan dateng, soalnya ini penting banget coy. Jadi, diusahain semuanya masuk. Kata kepala sekolah gitu."
"Wajib banget, Den?" tanya salah satu dari mereka—Brian.
"Iya, hukumnya wajib banget masuk. Nggak boleh absen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of A Girl
Roman pour AdolescentsKetika kehidupan seorang Natasya Aulia menjadi lebih menarik dari sebelumnya. Copyright© 2018 by greysouhls. All Rights Reserved.