two - first talk

82 56 19
                                    

PART TWO

Sore itu, Ghani sedang membuka tiap lembaran kertas yang berada dihadapannya. Kadang, ia menutupnya—memperhatikan cover buku—lalu membukanya lagi, dia berpikir mengapa ada buku seperti ini? 

Masalahnya, buku ini bisa dibilang cukup unik, bisa membuat setiap orang merasa kagum hanya dengan melihat covernya saja. Mengapa? Karena, dari judulnya saja sudah membuat orang lain tertarik, "Tips Mengalahkan Prinsip 'Selalu Benar'-nya Cewek."

"Baru tau gue ada buku kek gini." kata Ghani sambil membaca lembaran pertama buku tersebut.

"Lo kesel sama prinsip cewek yang selalu menganggap 'Cewek Selalu Benar'? Oke, disini, gue akan kasih buat kalian tips—khususnya cowok-cowok—agar bisa mengalahkan Prinsip cewek yang kadang bikin tiap cowok emosi."

Ghani terkekeh ketika membaca barisan pertama dari kalimat yang berada di buku tersebut. Menurut Ghani, orang yang membuatnya termotivasi dari mana ya?

Apakah orang ini terlanjur patah hati karena seorang cewek? Atau karena tidak pernah menang jika berdebat dengan seorang makhluk bernama cewek? Jadi, dia termotivasi untuk bikin buku seperti ini?

Konyol.

Akhirnya Ghani kembali membaca rentetan kalimat selanjutnya.

"Pertama. Lo harus banget jago argumen sama cewek ketika dia udah ngeluarin prinsip 'selalu benarnya.' kalian nggak boleh kalah ketika cewek kalian bilang, 'aku kan cewek!' kalian harus membalikkan kata-kata mereka. Contohnya, 'kalo kamu bunuh orang, terus, karena kamu cewek itu termasuk hal yang bener juga? nggak kan?' pasti otomatis cewek kalian jawab, 'nggak sih..' nah begitulah kira-kira. Pokoknya kalian harus jago argumen, inget, jago argumen, tuh tulisannya sampe gue bold, underline sama italic."

Ghani merasa ada benarnya juga seperti yang penulis buku ini bilang. Memang, kalau mau ngalahin prinsip selalu benarnya cewek itu harus jago argumen atau membalikkan kata-kata si cewek, cewek itu pasti bakalan nggak bisa jawab apa-apa lagi selain, "Ya.. Iya, sih.."

Wah, apa Ghani harus membeli buku ini, ya? Atau Ghani baca saja disini terus ia catat baik-baik diotaknya.

Tapi, tujuan Ghani kan ingin beli novel. Nanti saja, lah kalau dirinya tidak menemukan novel yang pas, ia akan kembali dan membeli buku ini.

Unfaedah sekali.

Akhirnya, Ghani kembali menaruh buku tersebut didalam rak buku yang menjulang tinggi dihadapannya. Sehabis pulang sekolah tadi, dia sengaja mampir terlebih dahulu ke pusat perbelanjaan yang berada didekat rumahnya. Karna Ghani ingin mencari sebuah novel untuk dia baca saat liburan nanti. Bukannya belajar, malah baca novel.

Iya, walaupun Ghani seorang cowok, tapi dia suka baca novel. Menurutnya, cerita-cerita yang ada didalam novel itu menarik. Kadang, menjadi self reminder atau pelajaran hidup buat Ghani.

Dan saat ini Ghani sedang berada disalah satu toko buku yang berada dipusat perbelanjaan tersebut.

"Maaf, Mas?" tiba-tiba dari arah kanan Ghani datanglah seorang cewek yang sedang berdiri sambil membawa beberapa buku ditangannya. Ghani menoleh ke arah cewek tersebut dan mendapati wajah cewek itu yang sepertinya tidak asing bagi Ghani.

"Eh? Iya, Mba." kata Ghani setelah mengetahui keberadaan cewek tersebut.

"Boleh misi gak, Mas? Itu ngalahin jalan. Hehe."

Ghani menoleh ke sekelilingnya dan benar saja dia baru sadar jika dirinya sedang berdiri ditengah-tengah—diantara rak buru—sehingga membuat orang lain yang ingin berjalan terhalang oleh Ghani.

"Oh iya, sorry, Mba."

Ghani bergeser sedikit untuk memberikan cewek tersebut akses untuk berjalan dan ketika cewek itu melewati Ghani, Ghani boleh bilang nggak kalo rambut cewek ini wangi banget? Ditambah parfum dari cewek itu yang menguak dan masuk ke indera penciuman Ghani. Wanginya tuh, tidak membuat orang lain merasa terganggu—malah justru membuat orang lain terasa nyaman.

"Kok, gue kayak kenal ya." kata Ghani dalam hati sambil memperhatikan cewek itu yang sudah berjalan beberapa meter dari Ghani. Ghani juga baru sadar kalau cewek itu mengenakan seragam sekolah sama seperti dirinya—kemeja putih dan bawahan abu-abu—wajahnya seperti tidak asing untuk Ghani. Seperti pernah melihat cewek itu, tapi, Ghani lupa, entah dimana.


***

iya, akhirnya mau lanjutin nulis lagi setelah setahun ga nulis karna ga dapet inspirasi :') dan setelah mendapat pencerahan dr salah satu dosen, akhirnya mau nulis lagi. yey. wkwk

makasi buat yg mau baca!

-b.

29 Desember 2018. 6:02 am

Story of A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang