thirteen - dating or?

15 6 5
                                    

PART THIRTEEN

"Duh, gue udah cakep belom sih?"

Natasya terus mematut dirinya di depan kaca yang terdapat di dalam toilet sekolahnya ini. Sudah berkali-kali Natasya menyisir rambutnya lalu menguncir rambutnya, kemudian melepaskannya lagi karena merasa kurang cocok. Ia jadi bingung sendiri rambutnya ingin dia apakan agar terlihat lebih menarik dan tidak terlihat acak-acakan.

Karena hari ini dia mau jalan sama Ghani sehabis pulang sekolah jadi Natasya nggak mau dong malu-maluin Ghani hanya karena dandanan dia yang nggak oke.

Sifat negative Natasya akan keluar disaat-saat seperti ini, sifat tidak percaya dirinya. Natasya akan selalu berpikir bahwa ia kurang menarik, makanya sekarang dia bingung sendiri harus bagaimana. Padahal kan ini cuma jalan biasa.

Akhirnya dengan menghembuskan napas kasar, Natasya merapikan seragam sekolah yang ia kenakan lalu mengambil sisir, dan menyisir rambut sebahunyanya lagi, rambut Natasya itu bisa dibilang lurus sekali seperti jalan tol dan rambutnya juga tipis.

Dulu ketika Natasya masih duduk dibangku sekolah dasar, rambutnya panjang sepunggung. Lalu, teman-teman sepermainannya sering berkata, "Natasya kenapa nggak jadi model iklan shampoo aja? Rambut kamu lurus banget terus panjang lagi. Bagus. Kayak model iklan shampoo." Dan Natasya kecil hanya bisa bersenyum lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ah. Aku jelek. Nggak cantik, nanti iklannya nggak laku lagi."

Saat itu teman-temannya hanya tertawa mendengar perkataan Natasya yang mereka anggap sebagai candaan. Nayatanya Natasya memang selalu merasa seperti itu. Dia selalu kehilangan rasa percaya dirinya.

Sekarang saja terbukti kok, belum ada cowok yang mendekati dirinya, boro-boro mau ngedeketin dan melakukan PDKT, ngelirik Natasya aja kayaknya ogah dan Natasya sering dianggap angin lalu oleh cowok-cowok. Jadi, Natasya nggak mau kepedean.

Terus Ghani apa, Nat?

Batinnya bertanya. Ya, iya sih, mungkin kalau Ghani hanya sekedar ingin berteman dengannya, kan?

Kemudian dirasa sudah rapi, Natasya mengambil kacamatanya dan mengenakan kacamata itu. Lalu, ia memberikan bedak secukupnya pada wajahnya biar nggak kelihatan buluk-buluk amat dan tak lupa memoleskan sedikit lipbalm beraroma strawberry pada bibir tipisnya. Terakhir, Natasya mengambil jam tangannya dan mengenakan pada lengan kanan sebelum menyemprotkan parfum kesukaannya pada sebagian tubuhnya.

Natasya tersenyum ketika ia sudah merasa dirinya cukup menarik. Kemudian Natasya mengambil tas ranselnya yang ia simpan di dekat wastafel yang terdapat di toilet sekolahnya ini. Kemudian dia keluar dari toilet dengan senyum yang masih terpantri diwajahnya.

Ia melangkahkan kaki menuju parkiran sekolah, tadi ketika jam istirahat ia kembali bertemu dengan Ghani dan cowok itu mengatakan bahwa nanti bertemu di parkiran sekolah saja lalu Natasya hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

Natasya juga tidak bercerita kepada teman-temannya karena ia merasa belum yakin, kali aja Ghani hanya ingin berteman dengannya kan? Jadi, Natasya nggak mau kegeeran duluan. Dia membuang jauh-jauh ekspektasinya karena ia takut jika ekspektasinya tidak terjadi dia pasti akan merasakan kecewa dan Natasya tidak mau merasa kecewa. Makanya Natasya akan menghilangkan ekspektasinya untuk mengurangi rasa kecewa yang mungkin akan terjadi.

Tapi kan lo juga sering ngayal tentang cogan-cogan!

Ya, kalau itu sih Natasya juga sadar diri kalau itu tidak akan terjadi makanya ia hanya menjadikan khayalannya itu untuk lucu-lucuan saja. Tapi kalau khayalannya benar terjadi ya Natasya juga nggak bakal nolak kok.

"Ghani?"

Cowok dihadapan Natasya menoleh kemudian tersenyum ketika mendapati Natasya yang menurutnya cukup menarik untuk hari ini, ah tapi dari kemarin juga sudah sangat cukup menarik dirinya untuk tidak melakukan hal-hal di luar dugaan, seperti memeluk Natasya ketika cewek itu terlihat menggemaskan atau mencubit pipinya. Ghani masih punya harga diri kok untuk tidak membuat dirinya malu dan tidak membuat Natasya merasa ilfeel.

"Nih."

Ghani menyodorkan helm berwarna merah muda kepada Natasya entah mengapa helm ini terlihat sangat lucu dimata cewek itu, "Ihh kok lucu sih warnanya." Ujarnya sambil memakai helm.

Ghani terkekeh lalu menjawab, "Iya itu punya kakak gue."

"Kakak lo cewek?"

"Iya, kakak gue cewek jadi yaa barang dia rata-rata warnanya bikin gue sakit mata kalo ngeliat. Kayak helm itu, pink gitu masa." Jawab Ghani sambil menunjuk helm yang sedang Natasya kenakan dengan menggunakan dagunya.

"Bisa nggak?" tanya Ghani ketika melihat Natasya agak kesusahan ketika ingin memasukkan tali pengikat helmnya yang berada di bawah dagu.

"Tolong pakein."

Ghani langsung memajukkan tubuhnya ketika Natasya sudah menggeser tubuhnya agar berdiri tepat di depan Ghani untuk meminta tolong memakaikan tali pengikat helmnya.

Lagi-lagi Ghani bisa melihat wajah Natasya dari jarak sedekat ini entah mengapa malah membuatnya tiba-tiba merasa gugup. Aduh, matanya kan jadi nggak fokus mau ngelirik ke atas, tepatnya ke mata Natasya ketika cowok itu agak menunduk untuk memakaikan tali pengikat helmnya pada Natasya.

Ini sebetulnya gampang hanya mengencangkan tali pengikat helmnya tetapi kenapa jadi susah gini sih?

"Bisa nggak?" tanya Natasya pelan ketika melihat Ghani yang sepertinya agak kesulitan.

Ghani melirik ke atas sebentar lalu memberikan cengiran lebarnya dan berkata, "Bisa kok."

Jantung Natasya tiba-tiba jadi berdegup sangat kencang ketika merasakan wanginya parfum Ghani masuk ke dalam indra penciumannya. Asli ya ini wanginya kayak cowok-cowok maskulin gitu! Ditambah rambut Ghani yang tepat berada di hadapannya kayaknya halus banget enak buat dimainin.

Natasya menahan dirinya untuk tidak tersenyum idiot dan menahan agar tangannya tidak bandel ingin mengusap kepala Ghani. Tolong banget, ini juga kenapa Ghani jadi lama banget padahal cuma ingin  membantunya memakaikan helm doang? Natasya kan jadi takut Ghani bisa mendengar degup jantungnya yang semakin kencang.

Namun sepertinya Ghani ketiban sial hari ini, karena ketika sedang dalam posisi seperti ini Ghani tiba-tiba mendengar suara menyebalkan dari makhluk-makhluk yang sangat tidak ingin ia temui untuk sekarang!

"Gila, gilaaaaa. Nonton adegan apaan nih gue, Pin."

"Kayak nonton ftv deh gue. Atau nonton drakor kali yak?"

Lalu terdengarlah gelak tawa yang sudah sangat terdengar familiar di telinga Ghani dan tawa itu terdengar sangat menyebalkan. Ghani langsung berdiri tegap setelah akhirnya ia bisa juga memakaikan pengaman helm sialan itu.

Natasya akhirnya bisa menghembuskan napas dengan lega. Lalu kepalanya menoleh ketika mendengar suara tawa seseorang dan ia melihat dua orang cowok yang berseragam seperti dirinya sedang melihat ke arahnya dan Ghani sambil tertawa terbahak-bahak. Namun Natasya seperti pernah melihat salah satu dari mereka. Apakah mereka temannya Ghani?

Ghani cemberut, mendengus kesal, lalu menyuruh Natasya untuk naik ke jok belakang motornya ketika cowok itu sudah bersiap untuk pergi ke tempat tujuan dan Natasya pun menuruti perkataan Ghani.

Ketika Ghani sudah melajukan motornya dan melewati kedua cowok itu, suara Reno dan Kevin terdengar begitu keras ketika mereka berteriak, "NATASYA AWAS NANTI DICULIK SAMA OM."

Ghani yang mendengarnya hanya bisa mengumpat dengan pelan, "Kentut!"

Dan Natasya hanya bisa tertawa ketika mendengarnya.

***

Story of A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang