Pikiran Yong Hwa masih terasa kosong ketika bellboy meninggalkannya di kamar. Pikirannya terus tersita pada satu sosok yang dilihatnya di lobi hotel tadi.
Di satu sisi Yong Hwa ingin mempercayai penglihatannya, tapi di sisi lain ia menolak keras apa yang baru saja di lihatnya. Wanita itu terlihat begitu mirip dengan Shin Hye, tapi jelas mereka berbeda.
Shin Hye yang selama ini dikenalnya jelas berbeda dengan wanita yang beberapa saat lalu dilihatnya di lobi. Wanita itu berambut merah, sedang Shin Hye berambut coklat. Wanita itu juga tidak mengenakan pakaian yang sering Shin Hye kenakan selama ini, melainkan mengenakan jeans dan blazer berwarna hitam. Sangat berbeda dan tidak sama dengan Shin Hye.
Entah karena rasa bersalah atau keinginannya untuk bisa bertemu dengan lagi Shin Hye yang membuatnya terus memikirkan sosok itu, Yong Hwa tidak mengerti. Tapi apa pun alasannya, jelas sosok wanita yang dilihatnya tadi bukanlah Shin Hye. Shin Hye tidak mungkin berada di London, karena wanita itu jelas berada di Korea.
Yong Hwa menyibak tirai jendela kamarnya. Memandangi deretan gedung pencakar langit dan ratusan lampu yang memenuhi jalanan kota London. Semuanya terlihat begitu indah dan gemerlap.
Seharusnya Yong Hwa sudah bisa menyingkirkan bayang-bayang Shin Hye saat ini, ketika ia sudah meyakini kalau sosok wanita yang ia lihat sebelumnya memang bukan Shin Hye. Nyatanya bayangan Shin Hye semakin jelas tergambar dalam pikirannya. Bukan lagi dalam sosok yang selama ini di kenangnya, tapi tergantikan dengan sosok baru dilihatnya di lobi.
Selama ini, setelah Yong Hwa memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Shin Hye, tidak pernah sekali pun Yong Hwa menghubungi wanita itu. Bukan tanpa alasan Yong Hwa melakukannya. Melihat wajah pucat dan terluka Shin Hye saat itu membuatnya tidak memiliki keberanian untuk menanyakan keadaan dan keberadaan wanita itu. Bagaimana pun juga, dirinya adalah penyumbang utama dari rasa sakit yang Shin Hye rasakan dan Yong Hwa tidak ingin kehadirannya kembali membuat luka yang pernah di torehankannya untuk Shin Hye kembali menganga.
Shin Hye harus melupakannya. Itu yang Yong Hwa pikirkan selama ini. Ia tidak akan pernah tenang bersama Shin Young ketika bayang-bayang wajah Shin Hye yang penuh kesedihan terus hadir dalam mimpinya.
Ini semua memang salahnya. Sejak pertama kali mereka bertemu, ia tahu Shin Hye jatuh cinta padanya. Sialnya ia memanfaatkan hal itu sebagai pelarian atas cintanya pada Shin Young. Menyetujui rencana pernikahan mereka tanpa pikir panjang.
Yong Hwa bukan tidak pernah mencoba. Ia pernah mencoba untuk mencoba dengan Shin Hye. Tapi Shin Hye yang polos dan lugu terlalu naif untuknya. Ia tidak menyukai wanita seperti itu, terlebih ketika satu-satunya wanita yang diinginkannya hanyalah Shin Young.
Dan ketika Shin Young kembali hadir dalam hidupnya, Yong Hwa tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia melakukan apa pun yang Shin Young inginkan, karena saat itu satu-satunya yang diinginkannya adalah Shin Young.
Lalu semua terjadi begitu saja. Ia memutuskan rencana pernikahannya dengan Shin Hye, dua hari sebelum acara berlangsung. Tentangan dan kemarahan dari orang tuanya ia terima, bahkan wajahnya yang lebam akibat hantaman ayahnya tidak terasa menyakitkan baginya. Tapi diamnya Shin Hye dan orang tuanyalah yang membuatnya terganggu. Seandainya saja mereka melampiaskan kemarahannya seperti yang ayahnya lakukan mungkin Yong Hwa tidak akan dihantui rasa bersalah hingga saat ini.
Orang tua Shin Hye memang tidak mencaci maki atau pun berbuat kasar padanya. Tapi keduanya perlahan menjauh dan menutup diri. Beberapa kali mereka sempat bertemu saat acara charity atau pertemuan lainnya. Tapi mereka hanya akan tersenyum dan berbicara dengannya dan kedua orang tuanya sebentar lalu melenggang pergi. Meninggalkan Yong Hwa dengan segudang pertanyaan dalam benaknya, terutama mengenai ketidakhadiran Shin Hye pada setiap acara yang dihadiri kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You
RomantizmBagaimana rasanya ketika pria yang seharusnya menikahimu justru membatalkan rencana pernikahan kalian dua hari sebelum pernikahan itu berlangsung? Bagaimana rasanya ketika kau tahu kalau pria itu hanya menjadikanmu pelarian atas kisah cintanya? Ba...