Warning 🔞🔞 Adegan dewasa
=====
Shin Hye merasakan tubuhnya memanas. Keringat dingin mulai mengalir dari tubuhnya. Entah minuman apa yang diberikan bartender padanya, Shin Hye hanya meminta bartender untuk memberikannya minuman yang bisa membuatnya melupakan segala permasalahan yang dihadapinya. Tapi minuman kali ini terasa berbeda. Tidak seperti yang biasa di minumnya.
Tiga tahun sudah berlalu dan sialnya Shin Hye -yang dulunya si gadis polos- masih belum bisa melupakan pria yang telah menyakitinya.
Bukan karena ia ingin terus mengingat pria itu, ia bahkan sudah mencoba melupakannya, tapi hatinya selalu terpaut pada pria sialan itu.
Beberapa hari ini, menjelang pria sialan itu membatalkan pernikahan mereka, Shin Hye semakin sering mengingat pria sialan itu. Hal itu sudah berulang selama tiga tahun terakhir setiap kali mendekati tanggal yang sama. Karena itu pula selama tiga tahun terakhir, Shin Hye rutin mendatangi club malam hanya untuk membeli minuman, membuat dirinya mabuk dan bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus mengingat luka di masa lalu.
Tapi minuman kali ini terasa aneh dan membakar. Tenggorokannya kering dan sekujur tubuhnya terasa sakit dan sensitif.
Tidak ingin hal buruk terjadi padanya, Shin Hye bergegas keluar club dan memasuki lift untuk turun ke lantai dua belas, tempat kamar yang di pesannya malam itu berada. Club malam yang didatanginya memang berada sebuah hotel, hal itu sengaja Shin Hye lakukan agar ia tidak harus menyetir dalam keadaan mabuk menuju apartemennya.
Sesampainya di lantai dua belas, tubuh Shin Hye semakin terasa sakit. Ia bahkan harus berpegangan pada dinding untuk bisa berjalan menuju kamarnya. Tangannya bergetar meraih slot kartu kamarnya. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat pintu kamarnya terbuka. Tanpa pikir panjang Shin Hye langsung menerobos masuk melalui celah yang terbuka dan terkejut ketika menemukan seorang pria berada di sana.
Pandangan Shin Hye buram, jadi ia tidak bisa melihat dengan jelas sosok pria yang tengah berdiri memandanginya. Ia bahkan tidak memperhatikan raut wajah pria itu ketika melihatnya. Pandangannya terlalu buram dan tubuhnya yang panas dan berkeringat membuatnya tidak bisa berkonsentrasi.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Shin Hye berjalan gontai menuju ranjang. Ia melemparkan tas tangannya dan melepaskan satu persatu kancing kemeja yamg dikenakannya, "Keluar dari kamarku sekarang juga!"
Pria itu bergeming, pun tidak mengatakan apa pun. Tapi apa pedulinya. Ia lebih memikirkan kondisi tubuhnya saat ini dari pada pria yang tidak di kenalnya itu. Tubuhnya panas, dan ia harus segera melepaskan seluruh bajunya agar tidak lagi kepanasan.
Setelah semua bajunya terlepas, Shin Hye berjalan ke arah ranjang dan langsung membaringkan tubuhnya dengan kondisi menelungkup, hingga bokong mungilnya yang padat berisi menjadi pemandangan utama bagi pria yang sejak tadi memperhatikannya.
Shin Hye tidak menyadari bagaimana pria itu memandanginya tubuh telanjangnya. Ia terlalu sibuk dengan reaksi tubuhnya setiap kali dirinya tanpa sengaja menyentuh kulitnya sendiri hingga tak menyadari tatapan pria itu kepadanya.
Dan ketika pada akhirnya tangan besar dan kasar itu memangkup kedua bokongnya dan meremasnya, Shin Hye merasakan tubuhnya bergejolak. Mendamba. Menginginkan sentuhan yang sama pada bagian tubuhnya yang lain.
Shin Hye mengerang. Sentuhan itu terasa begitu menyiksa membuat tubuhnya semakin mendamba. Ketika tangan itu berhenti memainkan kedua bokongnya dan menyelimuti tubuhnya, Shin Hye membalikkan badannya dengan kening berkerut. Kedua matanya di sipitkan untuk melihat sosok dihadapannya, tapi pandangannya buram. Sosok pria itu tidak dikenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You
عاطفيةBagaimana rasanya ketika pria yang seharusnya menikahimu justru membatalkan rencana pernikahan kalian dua hari sebelum pernikahan itu berlangsung? Bagaimana rasanya ketika kau tahu kalau pria itu hanya menjadikanmu pelarian atas kisah cintanya? Ba...