Fahri duduk di kursi kerjanya yang berada di perusahaan Mega crop's miliknya. Bukan miliknya sebenarnya itu adalah perusahaan milik orang tua nya yang di wariskan padanya. Dan soal dia menjadi Guru,itu termasuk impian Fahri dari kecil.
Tetapi abinya tidak setuju beliau lebih setuju Fahri meneruskan perusahaan Mega crop's.
Dan akhirnya Fahri setuju untuk meneruskan perusahaan orang tua nya tetapi dengan syarat ia boleh menjadi Guru.Wajah Fahri terlihat sangat lelah. Namun,dia tetap memaksakan diri untuk melihat semua dokumen dari karyawannya. Baru saja Fahri akan membaca dokumen baru, pintunya tiba-tiba terbuka. Dan tanpa menatap pun Fahri sudah tau siapa dia. Apalagi saat mendengar suara indah itu mengalunkan sebuah salam saat masuk ke ruangannya.
"Assalamualaikum." Fahri tersenyum dan wanita yang sudah berjuang diantara hidup dan mati untuk melahirkannya ke dunia ini dengan tatapan lembut.
"Wa'alaikumsalam Mi ." Balas Fahri lalu berdiri menghampiri umi nya,ia mencium punggung tangan uminya.
"Ummi ganggu nggak bang?." tanyanya lembut kepada putra sulungnya.
"Enggak kok mi, ayo duduk." ajak Fahri kepada ummi nya agar duduk disofa panjang yang empuk di ruangannya.
"Ada apa ummi kemari?." tanya Fahri
"Jadi gimana udah nemu calonnya?." Fahri langsung memijit pelipisnya karena ia sendiri masih belum siap untuk membangun rumah tangga.
"Ummi abang mau fokus sama karir dulu jadi abang belum berfikir untuk menikah." jawabnya tegas
"Tapi kata abi kamu siyap untuk mencari perempuan yang kamu sayangi dalam waktu yang sudah di tentukan abi. Kenapa baru bilang sekarang kalo belum siyap menikah?."
"Waktu itu abang terpaksa mi,jadi bantuin abang tolong bilangin ke abi kalo abang belum siyap untuk menikah." ucap Fahri dengan menangkupkan kedua tanganya di hadapan umi nya.
"Insya allah kalo abi udah pulang dari Lampung ummi bantuin buat bilang ke abi bang." ujarnya sambil mengelus punggung Fahri.
"Makasih ummi." Fahri langsung memeluk ummi nya seperti saat masih kecil
Sedangkan ditempat lain Zahra dan kedua sahabatnya sedang duduk di tepian danau dekat taman.
"Kamu kalo udah lulus mau lanjutin dimana Ra?." tanya Ifah kepada Zahra tetapi yang di tanya hanya diam tak menjawab.
"Zahra." teriak Ifah di dekat telinga Zahra
"Astaghfirullah, jangan teriak-teriak bisa kan fah?." ucapnya agak kesal
"Habis kamu di tanyain mau lanjut kemana diam aja. Mikirin apa sih?."
"Enggak mikirin apa-apa kok. Oh ya Zila kemana kok nggak kelihatan?." tanya Zahra sambil clingak clinguk mencari sahabatnya yang satu.
"Biasa lah tuh bocah lagi cari makanan katanya lapar." Zahra hanya menganggukkan kepalanya. Sahabatnya yang satu itu memang hobi sekali membeli makanan yang belum ia pernah coba.
"Kebiasaan deh, yaudah yuk kita nyusul Zila siapa tau disana ada jajanan yang aku suka." ajak Zahra kepada Ifah.
Zahra dan Ifah akhirnya memutuskan untuk menyusul Zila yang sedang berburu makanan murmer di area dekat taman.
"Hey Zahra, Ifah sini sini." teriak Zila sambil melambaikan tangannya.
"Udah kenyang Zil?." tanya Zahra sedangkan yang ditanya hanya cengar cengir tidak jelas.
"Udah ayok pulang udah sore nih." ujar Ifah lalu berjalan mendahului kedua sahabatnya yang masih terdiam di tempat.
"Zil kamu mau lanjutin dimana?." tanya Zahra.
"Ke Jerman." jawabnya tidak bersemangat
"What?! Jerman serius?!." ujar Ifah sedikit keras. Zila hanya menganggukan kepalanya.
"Kenapa jauh banget Zil? Entar kita bertiga pasti nggak pernah hangout bareng lagi." Zahra langsung memeluk Zila
"Ish pelukan kok nggak ajak-ajak." Ifah langsung ikut memeluk kedua sahabatnya ala-ala teletubis.
Zahra dan kedua sahabatnya memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing karena merasa kelelahan walaupun hanya berjalan-jalan di danau.
"Ummi." Zahra langsung memeluk ummi nya yang sedang duduk di ruang santai.
"Ada apa dek?." tanya nya lembut sambil mengelus kepala Zahra seperti waktu masih kecil.
"Zila mau ke Jerman mi." ucap nya lirih
"Ya bagus dek, Zila ke Jerman kan untuk menuntut ilmu buat masa depan."
"Tapi kalo Zila ke Jerman pasti kita bertiga jarang hangout bareng lagi mi."
"Ishh kamu ini yang ada dikepala cuman hangout hangout terus. Emang adek kalo udah lulus mau lanjut dimana?." tanya ummi nya
"Di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim." jawab Zahra langsung berdiri meninggalkan ummi nya di ruang santai.
"Mau kemana?." tanya ummi nya sedikit teriak.
"Kamar mi mau tidur." jawabnya teriak lalu berhenti di anak tangga pertama
"Shalat dulu dek." ujar ummi nya
"Tamunya lagi datang mi." ummi nya hanya menganggukan kepala nya
Zahra ia sudah terlelap di kasur empuknya yang berkarakter tokoh kucing berbadan gemuk dan paling favorit dengan kue dorayaki.
19, Januari 2019
김태형♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Husband
Random"Maaf" ucap seorang laki laki yang memiliki postur tubuh tinggi "Iya." "Bolehkah aku mengenalmu?." tanya laki laki tersebut "Tanyakan itu kepada atas yang berhak kepada diriku" jawab gadis yang memakai gamis warna maroon