10. Desakan Menikah

2K 62 4
                                    

Segala masalah mu mengadulah kepada Allah. Ia akan senanh ketika hambanya mengadu kepada-Nya.

💦💦

Fahri terbangun dari tidurnya dan saat melihat jam dinding ternyata pukul 3 dini hari. Ia langsung menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu setelah selesai Fahri langsung mengenakan sarung beserta peci untuk melakukan shalat tahajud.

Sekarang tangannya sudah mengadah, dan berkhusyuk untuk berdoa kepada Allah.

"Ya Allah, pertemukan hamba dengan jodoh hamba, dekatkanlah hamba dengannya, berikan hamba jodoh yang shalihah ya Allah agar kelak bisa mendidik anak anak hamba kelak ya Allah Aminnn..." Fahri meraupkan tangannya ke wajah sambil berdoa sesuatu.

Waktu sudah menunjukkan beberapa menit lagi akan saatnya subuh. Ia memilih mengambil mushaf nya dan membacanya dengan suara yang sangat merdu dan indah bikin hati adem.

Fahri menghentikan mengajinya saat ia mendengar suara Abahnya untuk segera turun dan shalat berjamaah. Fahri langsung mengambil air wudhu dan langsung menuju masjid sedangkan Ibu dan Adiknya shalat dirumah.

Setelah dari masjid Fahri langsung pulang karena tiba-tiba ia merasa pusing,sedangkan Abahnya memilih untuk mendengarkan kultum dari Pak Ustadz.

"Assalamualaikum." ujar Fahri lalu langsung duduk di sebelah Umminya.

"Kenapa bang?." tany Balqis penasaran saat melihat Abangnya tiba-tiba menempel kepada sang Ummi

"Pusing dek." jawabnya lesu

"Maka nya cepat-cepat nikah biar ada yang ngurusin kamu." ucap Ummi mengungkit tentang pernikahan lagi

"Iya itu bang bener kata Ummi nikah gih buruan biar Balqis punya kakak perempuan kan enak enggak kayak Abang galak." ucapnya lalu meninggalkan kedua orang tersebut

"Aku ke atas dulu mi." pamit Fahri namun langsung di tolak oleh Umminya dan terpaksa ia duduk kembali

"Abi mana?." tanya Ummi sambil sesekali mengganti chanel tv

"Masih di masjid biasa mi." ujarnya santai

"Ummi mau bicara serius sama kamu bang jangan potong perkataan Ummi." ucapnya tegas tak terbantahkan.

Fahri hanya mengangguk anggukkan kepalanya siap mendengar perkataan Umminy.

"Ummi dan Abi udah tua bang kita berdua ingin kamu segera menikah lagian juga umur kamu sudah sangat matang untuk menikah terus kamu juga mengurus perusahaan sambil menjadi guru dan ummi merasa itu semua cukup buat menafkahi keluarga kecil kamu kelak. Ummi juga pengin cepat-cepat gendong cucu seperti teman arisan ummi yang sudah memiliki cucu semua bang. Jadi ummi dan abi berharap kamu segera mencari perempuan yang kamu cintai dan segera nikahilah. Apa kamu pengin kita jodohkan bang dengan anak teman Ummi?." tanya Ummi kepada Fahri dengan muka yang sangat serius tidak seperti biasanya.

"Fahri enggak mau dijodohkan mi, insya allah dalam waktu dekat ini Fahri akan memberi tau kepada Ummi dan Abi siapa perempuan yang Fahri cintai dan aku berharap Ummi bersabar sebentar." jawabnya dengan senyum kepada umminya lalu Fahri memilih pergi ke kamarnya untuk menenangkan pikirannya.

Fahri memilih duduk di balkon yang berada di kamar sambil meminum kopi dan menikmati pemandangan pada pagi hari.

"Apa aku benar-benar mencintainya?."

"Apa aku akan mengkhitbahnya?."

"Bagaimana kalau dia enggak menerima saya?."

"Ya Allah beri hamba kemudahan."

Itulah sederet pertanyaan yang ada di kepala Fahri, pertanyaan yang begitu sulit untuk mengetahui jawabannya.





















Maapkeun ceritanya sangat pendek cekaliiiiiii🙏🙏

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang