15. Realy?

1.5K 54 4
                                    

"Allah tidak pernah salah dalam menyusun skenario hidup. Jadi sebagai pemeran kita hanya di tuntut untuk melakoni apa yang Allah mau. Hanya itu saja. Hasil akhirnya? Jangan perlu khawatir itu sudah menjadi keputusan sang Sutradara kehidupan manusia."

~••~••~••~


Zahra terbangun karena sebuah mimpi yang tak pernah di bayangkan dalam hidupnya selama ini. Ia melihat jam beker nya ternyata baru pukul 2.30.

Ia memimpikan seorang laki-laki yang datang kerumahnya dan mengatakan sesuatu yang tak terduka tapi yang ia herankan kenapa wajah lelaki tersebut tidak terlihat dengan jelas?

Astaghfirullah

Itu hanya bunga tidur Zahra!

Zahra memilih turun dari kasur empuknya untuk mengambil air wudhu. Sudah menjadi kebiasaan Zahra saat masih duduk di bangku SMP ia selalu sholat tahajud.

Setelah melaksanakan 4 rakaat sholat sunnah tahajud dan 3 rakaat sholat sunnah witir, Zahra membuka Al-Quran. Membaca surah yang telah menjadi salah satu surah favorit bagi Zahra.

Surah Ar-Rahman.

Setelah mengaji Zahra memilih membaca novel sembari menunggu adzan subuh berkumandang.

Allahu Akbar... Allahu Akbar

Alhamdulillah sudah adzan subuh, Zahra segera mengambil air wudhu kembali. Ia langsung menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Setelah selesai ia langsung merapikan tempat tidurnya.

Zahra turun kebawah untuk membantu ummi nya membuat masakan. Ia melihat umminya sedang menumis kangkung.

"Pagi ummi, perlu bantuan enggak?." tanya Zahra sambil memperhatikan sekeliling dapur

"Pagi juga sayang, udah kamu siapin piring dan teman-temannya di tata rapih ya." perintahnya

"Siap bu bos." ucapnya lalu meninggalkan area dapur

Setelah selesai menata piring di atas meja Zahra melihat abangnya bersama abinya sedang ngobrol dan mereka berdua kelihatan sangat serius.

"Zahra panggilkan abi dan abangmu untuk sarapan." teriak Ummi

"Iya mi." balasnya dengan teriakan juga

"Abi, abang buruan sarapan udah siap." panggilnya dengan teriakan yang sangat keras

Pletak

"Awww sakit." ujarnya sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit

"Kamu tuh ya anak perawan kok teriak teriak gitu enggak baik apalagi manggil orang yang lebih tua dari kamu." ucap Abinya yang tadi menjitak kepalanya dan sekarang ia menceramahinya

"Maaf abi."

Setelah selesai sarapan semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Abi sibuk dengan kerjaan kantornya, Ummi sibuk dengan membuat desain baju untuk menambah koleksi terbarunya dibutik, Raziq abangnya sibuk dengan urusan skripsinya, sedangkan Zahra? Ia hanya rebahan rebahan dan rebahan.

Zahra bosan dirumah gegara virus covid-19 segala kegiatan diliburkan dan harus dikerjakan dirumah.

Ting Tong Ting Tong

"Zahra bukain pintunya." perintah Raziq kepada adik perempuannya

Zahra langsung memakai khimarnya dan ia sangat terkejut dengan orang yang ada di depannya. Mau apa ini orang kesini?

"Assalamualaikum." ucap lelaki tersebut

"Waalaikumsalam silahkan masuk pak." jawab Zahra dan mempersilahkan Fahri masuk

"Silahkan duduk dulu Pak, saya kebelakang dulu sebentar." ucapnya yang dibalas anggukan oleh Fahri.

Setelah memanggil kedua orang tua nya kalau ada tamu yang entah apa tujuannya sehingga datang kesini.

Semuanya sudah duduk Zahra duduk disamping Umminya sedangkan Abi duduk di single sofanya
Abangnya memilih duduk di ruang santainya yang lumayan dekat dengan ruang tamu.

"Maaf Om sebelumnya perkenalkan nama saya Fahri. Zahra bolehkah aku mengenalmu?." tanya Fahri dengan serius tanpa ada nada bergurau

"Tanyakan itu kepada atas yang berhak kepada diriku" jawab Zahra serius

"Om bolehkah saya mengenal lebih jauh tentang putri anda? tanya Fahri

"Ekhem, kalau jawaban atas pertanyaan nak Fahri itu kami serahkan kepada Zahra sebab dialah yang akan menjalaninya. Bagaimana nak?". tanya Abi kepada Zahra

"Maaf Pak Fahri saya merasa belum siap, apalagi saya masih sekolah." ucapnya sambil menundukkan kepala.

"Saya siap menunggu kamu sampai lulus dan bagaiman kalau kita berdua taaruf terleboh dahulu, gimana boleh kan Om?."

Abi hanya menganggukan kepalanya. Ia yakin kalau pria yang sekarang datang kerumahnya dengan tujuan yang baik itu memiliki sifat kedewasaan dan imannya yang kuat.

"Kalo begitu Fahri pamit dulu Om,Tante. Assalamualaikum." ucapnya sambil mencium punggung tangan keduanya.

"Kenapa ini seperti yang ada di dalam mimpiku Tuhan?." gumamnya tidak jelas dan Zahra memilih pergi ke kamarnya ia pusing memikirkan semua tentang ini.

Haii semuanyaa bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah swt.

Jangan lupa jaga kesehatan yaa gaes dan selalu rajin cuci tangan.
Isi liburan kalian dengan hal hal yang bermanfaat yaa gaes jangan banyak main mending diam dirumah sama keluarga❤

Banjarnegara,seoul 23 Maret 2020

@lalisssaaaa_

Syukron❤

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang