Malam Badai

981 105 20
                                    

Jangan ngamuk karena banyak cerita baru ya. Cuma nggak tahan kalau idenya dipendam di otak. Sayang juga kalau draftnya nganggur di laptop. Hahahhaa. Silakan baca aja buat yang suka. :D

***

Disclaimer Naruto by Masashi Kishimoto

Fanfiction by Agnes Kristi. Main pair SasuFemNaru.

Kenapa FemNaru? Karena Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan.

Happy reading.

================================================

================================================

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam yang dingin di kota Konoha. Ada badai sejak sore tadi. Hujan deras dan angin kencang ditambah dengan petir, membuat kota yang biasanya indah itu kini terlihat suram. Jalanan tampak sepi karena semua orang memilih untuk tetap berada di rumah setelah peringatan badai di siarkan di televisi siang tadi.

Tapi nampaknya malam itu ada orang yang kurang beruntung. Seorang pria yang kini berdiri di tepi jalan, menggunakan mantel di depan kap mobilnya yang terbuka. Sepertinya mobil yang dikendarainya rusak di waktu yang tidak tepat. Melihat sekeliling, pria itu mengumpat lirih saat tidak melihat seorang pun. Bahkan café yang ada tepat di depannya pun sudah tutup. Lebih sialnya lagi, handphone pria itu mati sehingga dia tidak bisa meminta bantuan kepada keluarga atau temannya. Dia kembali mengumpat saat melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

Baru saja pria itu menutup kap mobil saat melihat seseorang berjalan ke arahnya. Dalam hati dia berdoa semoga orang itu bisa membantunya. Bisa-bisa dia terkena hipotermia jika berdiam diri dalam badai. Diluar dugaan, orang itu justru menghampiri sang pria malang dan bertanya lebih dulu. Sepertinya dewa mendengar doanya.

"Ada yang bisa kubantu?" teriak orang itu dengan suara nyaring ditengah deru angin yang kencang. Dia merapatkan topi dan bagian depan mantel untuk melindungi wajahnya.

"Mobilku rusak dan handphoneku mati. Aku sudah berusaha mencari bantuan tapi tidak ada orang di sekitar sini." Pria itu menjelaskan keadaannya dengan suara sama nyaringnya.

Orang itu mengangguk tanda mengerti lalu memberi isyarat agar sang pria mengikutinya. Tak punya pilihan lain, pria itu pun mengikutinya tanpa bertanya. Betapa terkejutnya dia saat orang itu berjalan ke arah café yang ada di depannya. NAMI CAFÉ, begitu yang tertulis di neon box besar di depan bangunan. Pria itu lega saat mereka akhirnya berada di dalam ruangan, angin kencang membuat telinganya berdenging tidak nyaman.

"Terima kasih, kau te-," ucapan pria itu terpotong saat melihat sosok di depannya yang kini tengah melepas topi dan mantel hujan yang dikenakannya. Rambut pirang panjang adalah hal yang pertama kali dilihatnya. Begitu sosok itu berbalik, mata bulat dengan manik berwarna biru membuatnya lupa untuk berkedip. Ternyata penolongnya adalah malaikat cantik.

"Saranku, sebaiknya kau segera melepas mantel basah itu."

Kalimat bernada perintah membuat sang pria tersadar dari lamunannya. Tanpa menjawab dia melepas mantelnya yang basah kuyup.

Nami CafeWhere stories live. Discover now