14. Some Parts of Holiday

1K 124 5
                                    

'Kami sudah sampai' Isi pesan dari Rosé yang kini tengah berlibur bersama June, Hanbin, Bobby, Jaewon, Jisoo, dan Hayi.

Jennie tersenyum kecut melihat isi pesan singkat itu. Pekerjaannya masih belum selesai. Hari sabtu yang seharusnya ia habiskan bersama teman-temannya hilang, mungkin acara bergelut dengan pekerjaannya akan berlanjut hingga minggu sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk menyusul Hanbin.

***

Hanbin beserta keenam temannya tengah menikmati acara barbeque time mereka. Jangan dilupakan acara Hanbin yang menonton berbagai lovey dovey ketiga pasangan di taman belakang villa milik Bobby ini. Menatap mereka yang tengah bermesraan satu sama lain jujur membuat Hanbin iri, seketika ia mengingat Jennie beserta setiap senyum yang ia lontarkan pada pria Kim itu.
"Aku tidur duluan..." Hanbin berdiri dan hendak pergi menuju kamarnya. Ya! Mereka yang memiliki pasangan tentu akan satu kamar dengan pasangan mereka, tapi pasangan Hanbin? Jika ditilik, sebenarnya Hanbin tidak mengerti hubungannya dengan Jennie Kim itu, teman kencan? Calon suami? Atau hanya seseorang yang secara kebetulan dijodohkan? Entahlah, Hanbin maupun Jennie belum pernah membahas ini sebelumnya. Semua temannyapun tidak ada yang mengetahui bahwa Kim Hanbin dijodohkan dengan seseorang yang sering mereka temui. Bahkan Bobby sekalipun, ia hanya tahu bahwa seseorang diluar sana bernama Jennie akan dijodohkan dengan Hanbin, dan sampai sekarangpun Bobby belum bertanya lebih lanjut. Sudah Hanbin bilang bahwa pria itu memang bodoh sejak ia dilahirkan.
"Semoga Jennie-mu datang ke mimipimu!!!" Ucapan Bobby disambut gelak tawa dari semua orang disana. Hanbin berbalik memasang raut tajamnya pada pria bergigi kelinci itu.
"Sialan kau Kim Bobby!!!" Sebuah sandal melayang diudara menuju wajah manis dari seorang Bobby Kim, beruntungnya sandal itu ia tangkap sebelum mengenai mukanya. Hanbin yang melihat kegagalannya hanya berjalan terus menuju kamarnya, tanpa memedulikan ketiga pasangan itu.

Sedang mereka yang ditinggal Hanbin memilih untuk fokus pada kekasihnya masing-masing. Jaewon dan Hayi kini tengah berpelukan mesra didepan TV, sedangkan June dan Rosé, kedua pasangan dewasa itu tengah bergelut mesra didalam kamar mereka. Berbeda dengan yang lain Jisoo dan Bobby tengah berdebat siapa yang lebih tahu dan lebih pandai tentang pikachu. Terkadang kekompakan pasangan itu menjadi boomerang bagi mereka.

***

Seorang wanita tengah memeluk erat pria yang hanya mengenakan celena tidur itu, dengan kamar yang temaram membuat suasana begitu tenang. Sang pria masih dalam posisi tidurnya, sedang si wanita terus mengeratkan pelukannya guna menghilangkan penatnya.

Cukup lama dengan posisi itu, si pria merasa terusik dan perlahan menemukan kesadarannya. Dirasakannya seseorang meringsek masuk kedalam selimutnya, memeluknya erat. Namun setelah semua indranya sadar pria itu tahu bahwa aroma yang tercium adalah aroma vanilla yang sering ia cium dari gadisnya.

Hanbin perlahan membuka matanya, membuka selimutnya, dan sungguh kaget didapati Kim Jennie yang tengah memeluk dadanya yang telanjang. Mimpi? Hanbin rasa bukan, jelas sekali dengan aroma vanilla dan wangi shampo strawberry yang sering Jennie gunakan.
"Jennie...?" Hanbin menatap bingung Kim Jennie yang kini tengah menarik-narik selimut untuk membalut tubuhnya.
"Kenapa kau bisa disini..?" Tanya Hanbin lagi. Jennie yang samar mendengar pertanyaan Hanbin hanya bergumam tidak jelas.
"Eeeuuummm..." Ucap Jennie parau, sambil membukakan setengah matanya.
"Heey, kenapa kau disini?" Hanbin bertanya lagi, mengelus rambut Jennie yang sekarang tengah mengumpulkan kesadarannya.
"Sudahlah, aku lelah Bin, aku menyetir selama 4 jam penuh. Jalanan sungguh macet hari ini..." Jennie masih dengan gumaman yang kurang jelas.
"Bukannya kau tidak bisa kesini?" Hanbin yang bodoh bertanya pada orang yang terlihat sekarat.
"Tidur dulu okay, aku belum tidur dari kemarin" Jennie kembali mengeratkan pelukannya pada Kim Hanbin, menambah kehangatan yang diberikan pria itu.

Setelah dilihat wanita itu tertidur pulas, sedikit demi sedikit Hanbin beranjak dari kasurnya, dilihatnya jam menunjukan pukul 03.00 dini hari, dengan arti bahwa wanita itu menyetir dari pukul 11 malam? Hanbin beranjak dan menuju balkon kamarnya, menyalakan rokok untuk menghilangkan kebingungannya, jelas ia merasa senang, namun pria itu bingung, jelas Jennie berkata bahwa ia tidak bisa hadir hari ini.

"Biiin..." Jennie bersuara, membuka selimutnya dan mendapati Hanbin yang tidak disana. Jennie melirik sedikit kearah balkon dan menemukan presensi pria itu. Ia perlahan menghampiri Hanbin yang tengah menghisap rokoknya. Hanbin yang terpanggil menoleh sedikit dan mendapati Jennie yang kini berada disampingnya.
"Kau terbangun?" Tanya Hanbin lembut, ia buru-buru mematikan rokok yang sebelumnya ia hisap.
"Aku...aku ingin tidur bersamamu" Jennie kembali memerah, merasakan kedua pipinya yang tebal begitu panas karena ucapannya barusan. Hanbin yang sedari tadi menatap Jennie hanya memberikan tawa kecil.
"Sudahlah, tidur sana..." Hanbin mengusap pucuk kepala Jennie. Jennie sedikit kecewa sebenarnya. Sungguh...! Ia sangat lelah kali ini setelah tidak tidur semalaman dan menyetir selama empat jam membuat tubuhnya begitu ringsek dan terasa berat.
"Kau...kau tidak penasaran kenapa aku disini?" Tanya Jennie gugup, ia menggelungkan dirinya sendiri.
"Katamu kau lelah..." Hanbin tersenyum. Bukannya beranjak pergi, Jennie memilih memalingkan pandangannya kedepan.
"Aku berusaha mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan kantorku, namun itu belum selesai--" Ucap Jennie menggantung, ia masih menggelungkan badannya.
"Untung saja Irene begitu baik dengan membantuku sehingga aku datang kesini, aku ingin menemanimu" Jennie menampilkan senyum sumringahnya sebisa mungkin. Hanbin menatap sendu kedua mata Jennie yang terlihat begitu lelah, membuat ia merasa bersalah membuat gadis itu begadang semalaman.
"Mau dengar laguku?" Tanya Hanbin mengalihkan topik mereka, Jennie manatap bingung namun Hanbin telah mengenggerkan sebuah earphone ditelinga Jennie, mencari-cari menu musik di ponselnya.

When I look at you
I want to kiss your lips

You're a good person to me
So don't come any closer
I want to see you for a long time
Let's just stay this way

To be honest, I adore you
I adore you a lot
For me to be able to hide this truth
Hug me without talking

(Adore You - iKON)

Lagu terus mengalun ditelinga Jennie, hingga tak sadar ia terlelap dibahu Hanbin yang dijadikannya sandaran. Sungguh lagu yang indah, untuk kedua orang yang tengah merasakan cinta. Lagu itu Hanbin persembahkan untuk wanita yang memiliki hatinya kini, berparas menawan dan Hanbin tidak akan melepaskannya. Kim Jennie.

Murphy's Law - When Everything Went WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang