27. Good Feeling

1K 108 2
                                    

Hanbin dengan berat hati keluar dari ruangan rawat Jennie. Meski berat hati namun sesaat setelah melihat senyum mengembang yang menenangkan dari Jennie, Hanbin cukup bahagia.

"Shiiit...!" Ucapnya dalam hati saat dirinya menyadari bahwa ia melupakan acara pertunangan sahabatnya semalam. Dirinya sungguh tidak mengingat apapun dan fokus pada kondisi Jennie

Kim Hanbin memutuskan segera menemui June dan Rosé jika tidak ingin pasangan itu meledak kepadanya. Lagipula rumah pasangan itu lebih dekat dengan rumah sakit Jennie dibanding rumahnya. Dan ia memutuskan untuk istirahat sekejap hanya untuk mandi dan ganti baju dirumah June.

***

Rosé membukakan pintu rumahnya. Ya! Meski mereka hanya tunangan namun siapa yang bisa menghalangi rindu? Mereka memutuskan tinggal bersama. Rosé kaget melihat keadaan pria didepannya dengan kemaja acak-acakan dengan rambut yang sama parahnya.
"Hanbin? Darimana saja kau?" Rosé memasang tatapan tajamnya.
"Aku ikut mandi ya, dan bisakah kau meminjamkan pakaian June padaku?"
Tanpa menjawab pertanyaan wanita yang menatapnya nyalang itu. Kim Hanbin hanya menerobos masuk kedalam rumah June, menuju kamar mandi dan memulai mandinya.

Rosé menatap aneh Kim Hanbin. Pria itu langsung masuk tanpa permisi dan dengan tidak sopannya menyuruh-nyuruh Rosé untuk menyiapkan baju kekasihnya.
"Ada apa?" June menghampiri Rosé setelah berganti baju dikamar mereka.
"Hanbin!!! Pria itu datang dan langsung memintaku menyiapkan baju untuknya" Rosé berkata sebal.
"Hanbin? Dimana dia sekarang?" Mendengar nama sahabatnya yang dengan kurang ajarnya tidak datang ke acaranya tersebut membuat June sedikit geram.
"Mandi..." Rosé menjawab singkat sembari pergi menyiapkan baju June untuk Hanbin.

***

Hanbin duduk dihadapan June serta Rosé, dirinya terduduk kaku karena sungguh ini seperti mengahadapi interview kerja! June dan Rosé memandang tajam Hanbin.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Hanbin membuka suara. Kedua orang didepannya menghela nafasnya.
"Kau kemana? Kenapa tidak datang ke acara kami?" Rosé menjawab pertanyaan Hanbin dengan pertanyaan yang lain.
"Akan kuceritakan, dan kalian jangan menyelaku!" Hanbin tentu memiliki alasan yang kuat hingga ia melupakan acara penting sahabatnya.

Hanbin telah menceritakan seluruh detail kejadian yang dialaminya semalam. Mulai dari dirinya yang harus menunggu satu jam, hingga menemukan Jennie dan menemani persalinannya.
"Sekarang Jennie dimana?" Rosé membelalakan matanya ketika mendengar seluruh cerita Hanbin.
"Aku sekarang akan kerumah sakit lagi menemani Jennie" Hanbin menjawab rapi.
"Ayoo... Aku ikut!!!" Rosé berucap semangat.

***

Rosé dengan semangat bersiap, dirinya begitu antusias dengan kabar yanh disampaikan oleh Hanbin. Ia langsung memberitahu Jisoo, Bobby, Hayi, beserta Jaewon tentang berita yang baru saja didengarnya itu.
"Jennie butuh apa saja?" Rosé terus berjalan bolak-balik dengan antusian. Sedang June kini sedang menatap geli kekasihnya itu.

Dimobilpun tidak jauh dari suasana didalam rumah, omelan pertanyaan Rosé terus menggema dimobil Hanbin yang dinaiki mereka bertiga.
"Bagaimana wajahnya yaa?"
"Kira-kira dia diberi nama bagus apa?"
"Bagaimana kalau nanti aku saja yang mengurus bayimu, Bin?"
Berbagai pertanyaan terlontar dari mulut Rosé. Untung saja jarak cujup dekat sehingga mereka tidak perlu lebih lama lagi mendengar ocehan dari wanita tinggi itu.

***

Jennie terkejut melihat siapa yang hadir bersama Hanbin. Rosé menghampiri Jennie dengan antusias, memeluk Jennie dengan erat melupakan bahwa wanita dalam pelukannya baru saja menjalani operasi dan masih kesakitan.
"Pelan sayang, Jennie kesakitan..." June mengingatkan Rosé. Rosé buru-buru melepaskan pelukannya terhadap Jennie. Memasang cengiran khasnya.
"Bagaimana kabarmu?" June menyapa. Jennie tersenyum melihat June.
"Oh iya, dimana bayinya?" Belum sempat Jennie menjawab pertanyaan June, Rosé malah menyela.
"Dibelakangmu Ros..." Hanbin berkata malas. Rosé buru-buru membalik badannya dan menemukan sesosok bayi mungil tampan, begitu lucu, begitu lembut.
"Waaaah... Dia sangat tampan..." Mata Rosé berbinar menatap bayi yang kini tengah tertidur itu.

Murphy's Law - When Everything Went WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang