03 👑 Kala Dekat

17 6 3
                                    

Hari Senin adalah hari yang cukup melelahkan untuk para murid. Bagaimana tidak? Setiap hari Senin pasti mereka harus berdiri tegak dan mendengarkan nyanyian,  atau hanya sekedar mendengarkan sebuah kata-kata mutiara yang di lontarkan oleh pembina upacara.

Hujan yang tidak terlalu deras untuk pagi ini adalah dewa penyelamat hari Senin, sungguh bahagia para murid-murid yang tidak melaksanakan upacara. Jika pagi ini hujan, yah, otomatis upacara tidak jadi dilaksanakan.

Tapi untungnya kali ini Irena juga terselamatkan. Yang biasanya selalu nongki-nongki cantik di UKS, kini ia sudah berada di kelas lebih dulu. Sebenarnya di kelas ini sudah ada beberapa siswa yang datang melebihi Irena, tapi orang yang ia tunggu tak kunjung datang, dan itu sangatlah menyebalkan.

Irena bersandar tepat di depan pintu kelas, sambil sesekali memandang arloji yang terpasang pada pergelangan tangan kirinya.

"Ini dia kemana, Sih?!" Keluhnya.
Irena berbolak-balik di depan pintu sambil sesekali memakan ujung-ujung kukunya.

Saat seorang cowok mulai mendekat ke arah Irena, ia pun berlonjak dengan senang. Cowok tersebut merapikan jaketnya dan menarik tasnya sedikit ke atas. Cowok tersebut datang sendirian, dan fakta tersebut sangatlah membantu Irena.

"HAYYYYY!" Teriak Irena dengan histeris saat cowok tersebut mulai dekat dengan dirinya, sampai akhirnya cowok tersebut berhenti tepat berada di depannya.

Cowok tersebut menaikkan satu alisnya, "Lo kenapa? Sehat, kan?" Tanya cowok tersebut menggaruk belakang kepalanya.

"Ih! Gue sehatlah!"
"Heh! Gue mau bernegosiasi sama Lo dong!" Kata Irena dengan bersemangat.

"Apaan?"
Irena berdecak, "Ya ampun, Lo blo'on banget sih. Kosim, Negosiasi itu semacam tawar penawaran gitu, lho."

Kosim terkekeh, "Ya gue tau arti negosiasi, maksud gue itu apa yang mau Lo negosiasiin ke gue?" Tanya Kosim, lalu Irena membalas dengan mulut yang berbentuk O.

"Sebenernya gue itu butuh bantuan, Lo." Kata Irena cengengesan tak berdosa.

"Bantuan model apa dulu nih? Gue nggak mau ya kalo bantuannya gue di suruh jadian sama Lo." Ucap Kosim dengan pede nan santai.

Irena melotot, "Gila nih anak, kelewat pede ngelebihin gue." Bisik Irena pada dirinya sendiri, dan suaranya nyaris tak terdengar.

Irena mengatur napasnya, "Gini, gue mau kita tukeran posisi duduk, gue sama Adista, Lo sama Kenzie. Jadi kita akan sama-sama dapet keuntungan." Tawar Irena dengan seulas senyum.

"Nggak, gue nggak mauk!" Jawab Kosim cepat.

Irena nampak kecewa, "Lho, kenapa? Kok nggak mau?"

Kosim menarik napasnya, "Gue nggak mau di marahin sama Adista, dia kalo marah galaknya minta ditabokin 50 kali!"

Irena memanyunkan bibirnya, "Bantuin gue lah, gue kasih penawaran yang lebih dari ini mau nggak?"

"Kalo itu, gue juga ngga—"
"Oke fine! Duduk bareng Kenzie plus dapet kue brownies dua kotak!" Teriak Irena dengan pasrah. Dan kali ini ia harus melibatkan kue jualan mamanya yang memang dapat diandalkan.

Kosim tersenyum miring, "Kalo itu sih,  gue setuju." Kata Kosim menyodorkan tangannya.

Irena meraih tangan Kosim, lalu mereka berjabat tangan.
"Untuk hari ini aja, kan? Deal?" Tanya Kosim dengan senyum kemenangan.

Irena mengangguk, "Iya, hari ini aja!" Jawabnya dengan penuh semangat, lalu ia segera memasuki kelas dan meraih tasnya. Setelah selesai menyambar tas miliknya, dengan cepat ia berganti posisi dengan Kosim.

1. My Ice KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang