"Stalking sih boleh, tapi kalo keseringan, lama-lama bisa jadi something."
👑👑👑
Malam ini, adalah malam dimana seluruh sepasang kekasih berkeliaran di sudut kota. Ada yang dipinggir jalan, ada yang pergi ke mall, dinner, dan lain-lain.
Berbeda dengan kaum jomblo akut, mereka lebih sering menghabiskan malam hari Sabtu dikamar masing-masing. Tetapi, ada juga jomblo yang memilih untuk menghabiskan malam Sabtunya bersama dengan sahabatnya atau sekedar berkumpul dengan keluarganya.
Irena dan Kenzie yang memang saat ini statusnya sedang menjadi jomblo akut, mereka hanya menghabiskan malam Sabtunya di kamar Irena dengan ditemani beberapa jenis cemilan kesukaan Irena.
"Ya ampun, cakep bener calon suami gue." Puji Irena berkacak pinggang menatap poster berukuran besar yang tertempel pada dinding kamarnya. Ia merasa takjub dengan wajah Adista yang kelewat tampan dimatanya.
Poster tersebut berhasil Irena cetak dengan cara memaksa si penjual untuk sesegera mungkin mencetak poster foto Irena bersama Adista dalam waktu setengah hari.
Tentu saja membutuhkan rayuan pemaksaan ekstra untuk mendapatkan poster tersebut. Ia meminta si penjual untuk segera mencetak foto mereka berdua secepat mungkin, ia tidak memikirkan hasil cetak yang Irena minta berkualitas tinggi atau tidak, yang terpenting ialah, ia bisa meredakan rindunya terhadap Adista di setiap ia berada di dalam kamarnya.
"Masih calon, nih? Kalo gitu, masih rawan ditikung dong?" Sahut Kenzie menata cemilan yang ia rampas dari lemari makanan milik Irena.
Irena membalikkan badan, lalu ia memposisikan tidur di atas kasur dengan bergerak bebas di atasnya.
"Ya mau gimana lagi? Orangnya aja jutek gitu, butuh tenaga yang lebih supaya bisa dapetin hatinya." Kata Irena memilin ujung rambutnya."Yaiyalah, itu mah resiko suka sama orang. Hukum suka sama orang itu biasanya kalo kita mau mundur, pasti punya perasaan yang nggak rela kalo dia jadi milik orang lain. Kalo mau lanjut berjuang, ya kalo dia mau diperjuangin sih nggak masalah, nah kalo dia biasa aja? Ya, lo sendiri yang akan sakit hati." Kata Kenzie menasehati Irena dengan kalimat yang panjang kali lebar.
Irena hanya mengangguk-anggukkan kepalanya karena merasa paham.
Irena nampak berpikir sejenak.
"Hm, punya pacar kayaknya enak juga ya, Ken?" Tanya Irena dengan posisi tertidur di atas kasur, dan kepalanya berada ditepi kasur.Kenzie meraih cemilan yang berada pada toples kotak di depannya, "enak apanya? Tajir kagak, bokek iya." Celetuk Kenzie seraya mencomot snack kentang pada toples kotak berwarna merah muda.
Irena menautkan kedua alisnya, "emangnya, orang yang pacaran itu bokeknya kenapa sih?"
Kenzie berdecak pelan, "emangnya, lo keluar buat pacaran, nggak keluar duit, hah? Emangnya lo mau makan angin kalo diajak keluar sama pacar lo?" Tanya Kenzie menoleh ke belakang, menatap Irena yang dengan polosnya memainkan boneka pokemon yang berukuran medium.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. My Ice King
Novela Juvenil"Dalam hubungan itu nggak ada pemaksaan, kalo emang nggak suka, tolak aja terus." -Adista Zabimanyu. "Susah ya, ngomong sama pangeran es. Padahal, udah dikasih tau setiap detik kalo gue itu jatuh cinta sama dia. Tapi, dia selalu nolak ke gue, terus...