10 👑 Penasehat Terbaik

13 1 0
                                    

"Berceritalah, jika itu dapat membuat beban mu terasa ringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Berceritalah, jika itu dapat membuat beban mu terasa ringan." -Irena Zavier✨

👑👑👑

Sesampainya di rumah, Mama Irena belum pulang. Dalam hati, Irena bersyukur karena mamanya tidak melihat penampilan Irena yang sangat berantakan. Jika saja mamanya sampai melihat penampilannya sekarang, ia akan mendapatkan pertanyaan yang bertubi-tubi dan interogasi yang tiada akhir.

Irena memasuki kamarnya dengan langkah gontai. Tak hanya jarak rumahnya yang jauh, menangis di sepanjang jalan juga membuat energinya berkurang.

"Udah pulang?"

Irena tersentak kaget, ia menepuk jidatnya saat ia hendak merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tenyata ia lupa bahwa ia memiliki adik perempuan yang melebihi orang dewasa. Lula, namanya.

'Lupa dengan adik sendiri? Humorku seketika anjlok.' Gumam Irena tersenyum geli.

"Udah." Jawab Irena singkat. Lalu ia mengusap sisa air matanya, dan mengusap sisa ingusnya. Untuk menutupi kesedihannya, ia tidak menatap Lula.

"Kenapa, Kak?" Tanya Lula mendekat ke arah Irena yang berada di atas kasur.

Irena menggeleng, mengalihkan pandangannya. Ia menoleh ke samping kiri supaya Lula tidak melihat mata Irena yang nampak sembab.

"Kak Ina, kenapa sih?!" Tanya Lula mulai gemas.

Lula menarik lengan Irena agar Irena mau menatapnya.
"Enggak, Kak Ina nggak kenapa-napa. Udah sana kamu ke kamar aja, Kak Ina capek." Kata Irena merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menutup wajahnya menggunakan bantal miliknya.

Lula berdecak, "Kak Ina habis nangis, Kan?" Tuding Luna.

Irena memejamkan matanya, adik perempuannya ini sangatlah pintar dalam menebak. Sikapnya yang melebihi orang dewasa membuatnya menjadi nyaman dengan Lula.

"Enggak. Kak Ina nggak habis nangis, jangan ngaco deh."
"Masalah cowok?"
"Enggak."
"Jangan bohong kak. Setahu Lula, biasanya kalo pulang sekolah tiba-tiba nangis. Ada beberapa hal yang kemungkinan buat orang itu nangis. Yang pertama bisa aja karena masalah sahabat, temen, guru, dan bisa aja karena cowok, Kak." Kata Lula dengan lagak seolah menjadi pakarnya.

Irena berdecak, lalu ia bangkit dan duduk dengan tegak.
"Kenapa? Cerita sama Lula. Walaupun Lula masih kelas 5 SD, Lula udah pakarnya yang beginian, Lho." Kata Lula dengan tersenyum bangga.

Irena menarik napasnya, "Kak Ina lagi naksir sama cowok, La. Tapi cowoknya dingin banget, nggak pernah ngobrol sama siapa pun, pokoknya jarang banget buat ngobrol. Kak Ina aja sering disakiti sama omongannya dia, rasanya nyesek gitu. Tapi, Kak Ina sering masang wajah sok strong gitu." Kata Irena menunduk dan memainkan jari-jarinya. Dan dibalas dengan mulut berbentuk 'O' dari mulut Lula.

1. My Ice KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang