Suasana pagi ini sangat cerah, penghabisan musim semi menuju musim panas. Siswa lain sibuk bercerita dan lainnya saling tertawa membicarakan hal yang menarik.
"Ingin aku bantu?" Terdengar suara Vineet yang mengambil semua buku yang ada di tangan teman sekelasnya. Dia memang seringkali terlihat sibuk membantu siswa lain yang merasa kesulitan.
"Terima kasih," sahut salah seorang murid yang memberikan buku yang dia bawa.Aga sedikit melirik, menghela nafas. "Aku tidak peduli," gumam Aga yang melanjutkan bacaannya. Seperti biasa, pagi ini dimulai lagi dengan Vineet yang baik hatinya.
𝐁𝐄𝐋𝐀𝐉𝐀𝐑 𝐒𝐄𝐍𝐃𝐈𝐑𝐈
Itulah yang tertulis di papan, beberapa siswa kegirangan dan beberapa lainnya mulai berlari meninggalkan kelas dan bergegas menuju lapangan.
Seperti hari sebelumnya, hari ini pun guru sedang rapat bersama OSIS untuk penentuan festival sekolah nanti. Mengingat letak sekolah Aga yang berada di pusat kota. Seringkali menarik perhatian dari sekolah lain dan masyarakat untuk berkunjung ketika festival sekolah, jadi mereka harus menyiapkan semuanya dengan baik.
Aga tampak bosan. Dia mengambil pensil dan buku catatan lalu meninggalkan kelas.
Dengan langkah sedikit cepat, ia menuju ke tempat biasa. Yaitu perpustakaan."Oi Kutu buku?"
Seseorang memanggil Aga dari kejauhan.
Aga hanya melirik sedikit lalu melanjutkan langkahnya."Dasar sombong, kau menghiraukanku?" Orang itu menarik tangan Aga.
"Ada apa?"
Orang itu tersenyum, "Aku ingin ikut.""Aku ingin ke perpustakaan." Aga terlihat sedikit risih dan melepaskan tangan dari orang itu.
"Kau dingin sekali seperti biasa, tidak berubah." Orang itu kembali merangkul Aga dan berjalan di sampingnya.
Darpa, teman masa kecil Aga.
Dan satu-satunya teman di sekolahnya."Darpa, aku harap kau tidak menggangguku," kata Aga yang sedikit menekankan nada bicaranya.
"Uwah, kau semakin dingin saja." Darpa mengencangkan rangkulannya.___________
(Di Perpustakaan)
____________Perpustakaan terlihat sepi, hanya beberapa orang yang duduk sembarang di semua tempat duduk. Karena rapat dimulai sejak jam pertama, jadi banyak yang menghabiskan waktu bermain di lapangan.
"Apa aku harus meletakkannya di sini?"
"Ya, di sana saja."
"Baiklah."
"Terima kasih atas bantuannya."
"Oh ya, sama-sama."Aga kenal suara itu.
Vineet- Ia meregangkan tubuhnya dan berjalan meletakkan troli kecil ke meja petugas perpustakaan.
Dia menyadari bahwa Aga ada di sana dan melambaikan tangannya serta memberikan senyuman yang manis pada AgaDengan wajah datar, Aga hanya menanggapinya dengan diam. Sedikit menundukkan kepalanya.
"Apa kau sendirian kemari?" Vineet berjalan mendekati Aga dengan melirik kanan-kiri.
"Hm tidak. AKu bersama orang lain.""Sedang apa kau disana? Aku mendapatkan tempat bagus," panggil Darpa dari kejauhan.
Vineet menelengkan kepalanya. "Oh kau sedang bersama dia. Baiklah, aku akan kembali ke kelas," pamit Vineet dan meninggalkan Aga.
"Sejak kapan kami mulai bicara?" gumam Aga yang melirik ke arah Vineet dengan sedikit mengangkat alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand - Αγαπώ τον άνθρωπο μου
General Fiction(ALERT!!!! 20+) Aga terjebak. Dia tahu ini tak wajar. Menetapkan hati untuk satu pilihan terkadang sulit. Dia tidak bisa berhenti mencintai orang yang tidak mungkin dia miliki.