11#

553 74 2
                                    

Darpa bertanya dengan ekspresi datar, pertanyaan malam itu cukup membuat Vineet hilang konsentrasi. Semalam suntuk dia mencoba untuk melupakan ekspresi Darpa yang menurutnya sangat menyebalkan.

BUGG!!

"Kau baik-baik saja?" Salah seorang murid membantu Vineet berdiri.
Vineet mengangguk dan berusaha berdiri.

Ia memegang kepalanya yang mulai sakit.
Tiga kali.
Tiga kali bola mendarat di kepalanya.

Taki menahan punggung Vineet yang kembali goyah. "Jika tidak sanggup bermain kau bisa minta gantikan yang lain."
Vineet menggeleng. "Aku masih sanggup." Ia mencoba untuk menahan.

Diliriknya Aga dari ujung matanya- yang dari tadi diam memeluk lutut.

"Jika kau hanya bermain dengan Aga, segera jauhi dia," tegas Darpa semalam yang membuatnya semakin merasa kesal.

"Aw!!!!" teriak Vineet yang sangat kesakitan. Semua berlari kearah Vineet- bola mendarat dengan bebas ke wajahnya.

"Hidungmu keluar darah." Taki teriak kaget dan langsung menutupi hidung Vineet dengan saputangannya.
Aga sontak langsung berdiri. "Biar a- ..." Namun Aga mengurungkan niatnya.

Beberapa orang menuntun Vineet ke UKS.

"Bukan urusanku."

--------------

"Kau seperti anak kecil saja," ucap Taki yang memberikan beberap alembar tisu pada Vineet.
"Benar, bukankah kau bisa minta orang lain untuk bermain?" Yuza menimpali ucapan Taki.

"Jika aku bilang masih sanggup, berarti aku memang sanggup." Vineet berdecih, ia melepaskan tisu di hidungnya dan menyumpalkan tisu baru ke hidungnya.

"Vineet, jika kau ada masalah, coba katakan pada kami. Aku dan Taki mungkin bisa membantumu." Yuza menepuk pundak Vineet.

Dia menghela nafas. "Tidak A-"
Vineet terdiam, Darpa berdiri sambil melihat ke dalam kelas.

"Aga?" panggil Darpa dari depan pintu kelas.
"Iya."


"Ada apa?" tanya Aga yang merasa risih karena tidak sengaja mata mereka saling bertemu.

"Kau ini sangat menyebalkan." Vineet menunjuk ke arah Darpa.

"Ada apa denganku? Apa aku membuat sebuah kesalahan?"

"Ha ... Ha sekarang kau merasa tidak punya salah. Gara-gara ucapanmu semalam aku kehilangan konsentrasi hari ini.
Vineet menunjuk hidungnya.

Darpa tertawa lepas. "Hahaha itu salahmu sendiri."

Vineet mendekatinya dan menarik kerah baju Darpa. "Kau ini memang sangat menyebalkan."

"Jadi? Apa maumu?"
"Aku menantangmu."

Yuza memegang tangan Vineet yang mencengkram kuat kerah Darpa. "Oi V-Vineet, bisakah kau hentikan itu?"

"Diam dulu Yuza, aku sedang serius saat ini," kata Vineet yang menggigit bibirnya.

Yuza mundur, Taki melirik Aga.

Aga terkejut. Mulutnya menganga.

Darpa menyeringai. "Aku tidak suka bertanding jika tidak ada hadiahnya?"
"Jadi kau ingin hadiah?"
"Tentu saja."

"Dia." Vineet menunjuk Aga. Tidak tahu apa yang membuat Vineet berpikir untuk menjadikan Aga sebagai hadiah taruhan. "Dia hadianya."

"HEEEEEEEEEEEEEEE?!" pekik Aga.

"Menarik sekali jika menjadikannya dia sebagai hadiah." Darpa melepaskan secara paksa tangan Vineet. "Tapi sayang aku tidak tertarik."

"Kau takut?"

Darpa mendekati Aga dan merangkulnya. "Takut? Aku?"

Darpa tersenyum sinis dan langsung menarik kerah Aga. "Untuk apa aku takut?"

Darpa menciumnya.
Darpa mencium Aga.

Vineet mematung.
Yuza dan Taki terbelalak.

Mulut mereka menganga.
Tangan VIneet terkepal seakan ingin mendaratkan pukulan keras ke wajah Darpa. "Kurang ajar."

Aga pun sama- dia mematung. Pupil matanya membesar.

"Aku bukan takut, tapi dia bukan sesuatu yang bisa dijadikan bahan taruhan," kata Darpa yang meninggalkan Aga dan Vineet.

"Dar ... pa?"panggil  Aga mencoba mengejar darpa.

Vineet berdiri dan langsung menarik tangan Aga.
"Lepaskan!!"

"Tidak!" Vineet semakin erat memegang tangan Aga.
"Kau sangat keras kepala!"

"Tidak akan ku lepas-"

PLAK!!
Sebuah tamparan keras.

"Apa yang kau pikirkan?! Beraninya kau berbicara seperti tadi?!" Aga mengambil langkah mundur. "Kau sudah gila, Vineet."

Aga meninggalkan Vineet.
Vineet hanya mengigit bibirnya, rasa kesal yang tidak jelas membuatnya tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Eto ... Vineet, aku tidak tahu apa yang harus dilakukan? Taki, bicaralahh"
"He eh? Vineet, sabar ... ya."


------------

Darpa berlari sekencang mungkin.
Ia tak berani menoleh kebelakang.

"Aku bodohhhhhhh."
"BODOOOOHHHHHH!"

Darpa berlari sambil menutupi bibirnya.

Hold My Hand - Αγαπώ τον άνθρωπο μουTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang