7#

776 82 1
                                    

Aga masih diam dengan mulut menganga. Ia sedikit mengangkat alisnya. Sedangkan Vineet menunggu jawaban dengan wajah yang tersipu malu. Dia bahkan tidak berani menatap Aga yang masih mengangga.

"Kau sepertinya sedang sakit," jawab Aga yang langsung meletakkan uang pesanannya di atas meja kasir lalu meninggalkan Vineet.

Ia mempercepat langkahnya agar Vineet tidak menyusul. Wajahnya sedikit memerah, "Sial."

------------

Suasana kelas terlihat seperti biasa, hanya sedikit gaduh karena gosipnya ada seorang murid yang menyatakan perasaannya kemarin di gedung belakang sekolah. Berkat kegaduhan itu, Aga sering menggigit bibir karena tidak fokus membaca. Sedangkan Vineet, dia pun terlihat biasa saja, meskipun sesekali ia melirik ke arah Aga.

Akhirnya salah seorang guru masuk dan memulai jam pertama mereka.

------------

"Aga?" panggil Darpa dari pintu kelas.

Vineet menyipitkan matanya.

"Aku dan Adena berencana akan karaoke, apa nanti kau akan ikut?"

"Aku pikirkan dulu," jawab Aga dengan santai.
Darpa mendekati Aga dan langsung memegang kening Aga. "Kau sedang sakit?"

Aga menggeleng. Ia masih meneruskan bacaannya.

"Aga?"

"Iya?"

"Hidungmu berdarah," ucap Darpa yang menunjuk ke arah hidungnya.

Seisi kelas pun panik melihat Aga. Ada yang berlari langsung ke arah Aga, begitu juga dengan Vineet yang sigap langsung menarik tangan Aga. "Ayo ke UKS."

Darpa sedikit terdorong dan terkejut melihatnya. "Hee ... Sejak kapan?" Dia menelengkan kepalanya sambil melihat Aga yang ditarik Vineet.

---------

Petugas UKS langsung mengobati Aga. Aga hanya diam mencoba untuk tidak panik-berbanding terbalik dengan Vineet, dia terlihat sangat panik sambil bolak balik di samping Aga.

"Aku baik-baik saja. Kembalilah ke kelas," kata Aga sambil memegangi tisu yang sekarang ada di hidungnya.

Vineet menggeleng, wajahnya terlihat menolak. "Aku tidak akan pergi sampai darah itu benar-benar hilang."

"Kau harus bisa menjaga diri. Jika sudah seperti ini, bisa-bisa kau terserang penyakit lain," kata petugas UKS yang sedang mengemasi kotak P3K.

"Baiklah, terima kasih."

"Tetaplah di sini. Aku akan menuliskan surat izin untukmu." Petugas itu kembali ke mejanya dan membuat surat.

Vineet menggenggam tangan Aga. "Tenang, aku bersamamu."

"Bersama apanya?" celetuk Petugas UKS memberikan surat kepada Vineet. "Kau antarkan surat ini dan ikuti pelajaran."

"Heeeeeee?"

"Jangan menolak, ini hanya mimisan biasa. Dan kau yang di sana, jika kau ingin melihatnya, mendekatlah kemari. Jangan hanya mengintip."

Darpa terkejut. "P-Permisi"

"Hm ... baiklah, aku pergi dulu," ucap Vineet dengan suara sedikit kecewa. Darpa hanya diam ketika menangkap tatapan kesal Vineet. "Teman barumu?"

Aga menatap Darpa. "Bukan!"

Hold My Hand - Αγαπώ τον άνθρωπο μουTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang