° ° °
Seharian ini baik Rere juga Hani tidak melakukan kegiatan apapun, mereka hanya sibuk berbicara dan bergurau di kamar Rere sebelum pembicaraan keduanya terhenti karena deringan handphone yang tergeletak di atas meja belajar.
"Assalamualaikum?"
" Waalaikumsalam warohmatullah "jawab Rere santai
Terlihat Hani memandang penuh tanya, "siapa?"
Terlihat dari gerakan mulutnya yang tak bersuara.Mengetahui lawan bicaranya adalah seorang laki-laki dengan sengaja Rere mengaktifkan loudspeaker hp nya.
"ini saya Malik kakak kelas kamu", ucapnya sopan. Ada jeda sebentar dari kalimatnya.
Hani terkejut bukan main hingga tangan kanannya refleks langsung menutup mulut disertai mata yang terbelalak besar.
Tak kalah terkejutnya dengan Hani, Rere pun sebenarnya juga merasakan keterkejutan, merasa kikuk untuk berbicara, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.
"Maaf sebelumnya saya sudah tidak sopan menghubungi kamu, ini karena ada sesuatu yang ingin saya sampaikan, oh ya kemarin saya minta nomor kamu sama Hani." lanjut suara laki-laki di sambungan telepon itu mencoba memberi alasan mengapa ia menelpon.
Hani terperanjat dari kasur,segera mendekat kearah Rere, membiarkan telinganya lebih leluasa mendengarkan.
"iya kak ga papa, ada apa kakak nelpon saya?" tanya Rere cepat
"Kemarin di hari kejadian kamu membantu mengobati teman saya, Ridho. Ga sengaja teman saya menemukan buku catatan kamu di posko pmr kemarin. Ridho minta saya untuk mengembalikannya, tapi saya belum melihat kamu pagi ini. Sekarang bukunya ada di saya."
Rere menatap tajam dan penuh keterkejutan kearah Hani, apa benar itu bukunya?
Hani pun sama terkejutnya, segera Hani menunjuk kearah tas milik Rere.
Sambungan telepon yang masih berlangsung belum jua mendapatkan respon dari perempuan yang kini tengah sibuk menggeledah isi tasnya.
Dengan cemas Rere kembali ke ponselnya,
"Iya kak itu buku saya, kalau ga keberatan bisa kakak simpen dulu bukunya? Saya kesekolah sekarang juga untuk ambil buku saya.""Oke saya tunggu"
"Tapi maaf, kakak belum buka bukunya kan?" tanya Rere akhirnya terlontar, yang sedari tadi berusaha menahan untuk tidak menanyakan pertanyaan ini.
"Tidak, kamu tenang aja. Saya bukan orang yang seperti itu." jawab Malik santai bahkan jika Rere dapat melihat wajah Malik mungkin Rere akan merasa malu, karena dibalik santainya dia berbicara ada senyuman yang tercipta.
"Untung saja Rere tidak melihatnya""Makasih kak, Assalamualaikum"
"Sama-sama. Waalaikumsalam". Telepon diakhiri.
"Emang itu buku apaan Re?"tanya Hani bingung melihat kekhawatiran diwajah Rere
"dairy note gue han" jawab Rere cepat
"Hah? Yaudah ayuk buruan kalo gitu" balas Hani tak kalah terburu buru.
Dengan cepat Rere dan Hani bersiap pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renada
Teen FictionRere kembali menaiki motornya, ketika hendak memaki helm, dia melihat seseorang laki-laki yang menurutnya tak asing dipelupuk matanya , laki laki yang baru saja keluar dari masjid. Tampan Kata itulah yang pertama kali tertera di batin Rere. "Asta...