° ° °
"REREEE?!!!!" teriak Hani sambil berlari memanggil sahabatnya yang seorang diri berjalan menuju kelas ditengah keramaian sekolah
Mendengar Hani memanggilnya Rere sontak membalikkan badan menghentikan langkahnya menunggu Hani sampai.
"Kok lu main tinggal aja sih Re? Gue kerepotan nyariin juga! Ngeselin banget! " tukas Hani masih dengan nafas tak teraturnya.
"Maaf, gue kira lu udah jalan duluan ke kelas"
"Ya gak mungkin lah!" tekas Hani cepat "sebentar.. Gu- gue napas dulu" lanjutnya sambil meletakkan kedua telapak tangannya di dada mengatur penormalan pernapasannya.
"Lama ya!" komen Rere
"Ishhh sabar napa. Gue ini lagi super shock gara gara lu!" sanggah Hani cepat
"Kok gue?"
"Gue sebel sama lu. kenapa sih lu jadi orang beruntung banget." ucap Hani memancarkan wajah iri pada sahabat di depannya ini.
Rere bingung menaikkan satu alisnya,
"Gimana rasanya diapit cowok ganteng huh huh?"Ucap Hani menggoda sambil menyenggol bahu Rere. Belum sempat Rere mengeluarkan suara Hani sudah terlebih dahulu melanjutkan bicaranya.
"Gilak ya Re lo tau gak sih gue shock parah sampe mau mati berdiri rasanya ngeliat lu diapit sama dua cogan. Astagaaaa Re.. Demi apapun itu kak Bani kenapa bisa ganteng banget gitu sih? Ya Allah.. kenapa baru sekarang gue liat dia? Ishhh kesel gue. Tau gitu dari dulu gue sosor."
Mendengar Hani berbicara serasa menambah beban masalah baru bagi Rere, bagaimana tidak predikat populer yang dianggapnya musibah belum mau pergi dari pikirannya, keterkejutannya melihat Bani dan kini Suara keras Hani yang terdengar bagai toa itu menambah rasa malunya tatkala masih banyak siswa siswi yang berlalu lalang disekitar sekolah.
"Husst pelanin suaranya" ujar Rere melatakkan jari telunjuknya didepan bibir sambil menginrupsikan Hani untuk memelankan suara.
"Ah sabodo!" tekas Hani tak menghiraukan, "Gue nyesel tadi kenapa gue gak ngeiyain aja waktu lu minta gue gantiin lu pas maju. Ahhh bodoh banget sih!"
"Gue duluan" ucap Rere membalikkan badan berjalan pergi menuju kelas pusing mendengar celoteh Hani
"Eh buset main tinggal aja, gue lagi ngomong Rereee! Ngeselin banget sih nih anak. Untung temen." ujar Hani ditempat lalu berlari mengejar Rere
"Eh Re, tadi gue liat lu kayak ngobrol gitu sama kak Bani, iyakan? Kalian ngomongin apa? Kok kayaknya gue perhatiin kayanya kalian udah kenal gitu deh"
Kini Hani sudah di sambing Rere, kedua sahabat itu sudah berjalan sejajar menuju kelas mereka.Sepanjang koridor banyak siswa siswi yang menatap kearah keduanya, terutama ke Rere.
Terdengar sayup sayup suara diudara
"Dia memang cantik kok, pantes sih dapet predikat itu"
"Biasa aja ah perasaan"
"Eh tapi dia beruntung banget gak sih bisa berdiri disamping malik dan si kakak ganteng itu"
"Jadi iri gue!"
"Dia anak kelas IPA berapasih? Kok gue baru liat ya"
"Gue kira yang dapet bakal si Clarissa"
"Eh, bukannya dia itu si cewek yang pernah di tembak Reki ya, iya bukan sih?"
"Gue seneng dia yang dapet predikat itu, adem aja liatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Renada
Teen FictionRere kembali menaiki motornya, ketika hendak memaki helm, dia melihat seseorang laki-laki yang menurutnya tak asing dipelupuk matanya , laki laki yang baru saja keluar dari masjid. Tampan Kata itulah yang pertama kali tertera di batin Rere. "Asta...