8 - Mendadak Heboh

37 4 0
                                    

° ° °

Hari sabtu, semua anak SMA Taruna sudah beramai-ramai kumpul di lapangan utama sekolah, berbaris sesuai kelas masing masing.
Bagi mereka yang rajin belajar berharap nilai mereka meningkat dan menjadi yang terbaik di kelas atau bahkan di sekolah. Dan bagi mereka yang malas belajar hanya satu harapan mereka, naik kelas. Harapan untuk jadi si nomor satu dua atau tiga tidak terlintas di benak mereka untuk memperebutkannya, asalkan naik kelas saja sudah sangat bersyukur.

Di menit menit terakhir bapak kepala sekolah memberikan sambutannya, hampir semua murid terlihat cemas. Karena selain juara umum sekolah yang akan diumumkan, ada juga pengumuman siswa berkategori seperti siswa dengan penampilan terapih, siswa terdisiplin, siswa terpopuler, siswa berprestasi, dan siswa yang akan masuk kategori kelas khusus atau kelas yang semua penghuninya berisikan siswa malas, suka mencontek, sering absensi, suka bolos, atau banyak melanggar aturan sekolah dll.

Jadi barang siapa yang masuk kelas ini siap siap saja memupuskan harapan untuk naik kelas. Ini lah yang membuat ketegangan terjadi pada anak anak bandel disekolah.

Biasanya mereka yang tidak bisa diam tiap kali berdiri di lapangan, kali ini semua tak bersuara. Hening.
Sungguh luar biasa hari sabtu ini. Bahkan hari senin yang di gadang gadang menjadi hari terhorror pun kalah kerennya dengan hari sabtu.

"Re?" senggol Hani pada lengan Rere yang berdiri di sampingnya.

"Apaan?"

"Kok gue penasaran ya sama kakak yang sering juara umum itu, dari orok gue sekolah disini gue gak pernah sekalipun tau gimana wujud si kakak itu. Dengar denger nih ya kata kakak kelas yang sekelas sama dia, dia itu emang pendiem anaknya dan gak suka terekspose." ucap Hani serius dengan ceritanya, "Mungkin karna itu kali ya dia gak mau maju setiap namanya dipanggil. Padahal kalo gue jadi tuh orang hmmm bakal melambaikan tangan gue tinggi tinggi kaya miss world, dan mungkin fans gue langsung membludak duarrrr. Gilee pasti gue bakal jadi siswa terpopuler di sekolah, ya Allah Re hebat banget dah seandainya itu beneran." heboh Hani diujung kalimatnya

"Untung bukan lu yang jadi dia."

"Alah bilang aja lu iri."

Rere mengergitkan satu alisnya tak percaya
"Lu emang bener bener sarap Han" tekas Rere sambil menyentuh dahi Hani memeriksa keadaan sabahatnya itu.

"Apaasih" balas Hani menyingkirkan tangan Rere dari dahinya.
"Tapi nih ya denger denger lagi si kakak itu tuh ganteng banget Re, malah ada yang bilang lebih cool dari pada kak Malik. Iih gue mah ga percaya!" lanjut Hani tak kalah antusias dengan ceritanya.

Rere hanya diam menatap kedepan mendengarkan Hani mengoceh disampingnya,

"Nanti kira kira kalau kakak itu yang jadi juara umum lagi dia bakalan maju gak ya, penasaran banget dahh gue. Lu gak penasaran emang Re?"

"Dikit sih" jawab Rere jujur

"Noh kan lu aja penasaran cobaa.. Ah semoga kali ini dia beneran nongol. Kan sayang banget kalo dia gak maju ini kan tahun terakhir dia di SMA. semester depan kan dia lulus"

Sebenarnya yang dikatakan Hani benar, Rere pun merasa penasaran dengan kakak itu, kalau kali ini dia tidak menampakan dirinya juga mungkin seumur hidupnya Rere tidak pernah tau siapa
Si pintar SMA Taruna.

Tak lama suara kepala sekolah tergantikan dengan suara yang begitu memggelegar seantero SMA Taruna, seluruh penghuni sekolah sudah paham suara siapa ini, tanpa harus melihat dulu orangnya. Ya, Pak John panggilannya. Kepanjangannya Sujono. Bapak Wakil kesiswaan sekolah yang palingggg ditakuti siswa karena begitu manakutkan ketika marah, tubuhnya yang tinggi besar kulitnya agak hitam dengan kumis lumayan tebal serta mata yang besar, belum lagi kalau sedang mengecek keadaan kelas kosong tak ada guru dia akan berjalan sambil membawa pengagaris panjangnya, menambah kesan mengerikan. Namun terkadang dia juga yang paling gokil karena suka melemparkan guyonannya.

RenadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang