° ° °"Bi.. nih " ujar Rere menyerahkan sebuah buku besar berwarna gelap pada Abinya, Yusuf memandang lekat buku yang diserahkan putrinya itu kemudian membawanya ke pangkuan, menaruh koran di atas meja yang sebelumnya ia baca.
"Ummi liat dong" ujar Rianti yang duduk disebrang sofa kini berjalan dengan antusias ingin tahu hasil belajar putrinya selama satu semester ini.
"Eits ntar dulu! " ucap Yusuf menjauhkan buku raport dari istrinya sebelum Rianti berhasil duduk disampingnya "ambilin kacamata abi dulu di samping tv"
"Tadi abi baca koran gak pake kacamata" balas Rianti bingung pasalnya tadi melihat suaminya yang serius membaca koran tak memakai kacamatanya, tapi melihat raport anak nya saja memerlukan kacamata. Meskipun begitu tetap saja Rianti mengambilnya.
"Abi perlu mencermati dengan baik kalau perihal ini" ucap Yusuf tersenyum sambil menunjukan buku raport Rere.
"Terserah abi aja deh" balas Rianti yang sudah duduk disamping Yusuf yang tengah membuka lembaran raport putrinya.
Kedua suami istri itu terlihat meneliti dengan seksama angka angka yang tertera disana.
"Kemarin rata ratanya 84,5 sekarang 90 wahhh anak abi ini Maa Syaa Allah" ujar Yusuf tersenyum bangga menatap putri bungsunya. Masih dengan tangan memengang lembaran raport dipangkuannya
Rere balas tersenyum mendengarnya, ada rasa bahagia tercetak jelas didalam dirinya karna bisa melihat kedua orangtuanya bangga walaupun hanya sebatas nilai raportnya yang bagus.
"Maasya Allah.. Ummi selalu bangga sama Rere" tambah umminya
"Sudah cantik sholeha pintar lagi, anaknya siapa sih?" Ujar Rianti dengan nada bahagianya kemudian berjalan menghampiri putrinya, duduk bersebelahan di sofa panjang ruang keluarga.
"Anaknya abi dong" balas Yusuf mantap diiringi terkekehan kecil setelahnya.
"Anak ummi juga yaa bi." sergah Rianti tak mau kalah
"Tapi tetap aja Gen terbesar menurun dari abi!"
"Tapi Kalau gak ada campur tangan umi juga gak akan bisa kayak gini bi." ujar Rianti menoel pucuk hidung Rere gemas
"Kalau nggak ada campur tangan abi juga gak akan se pintar ini mi!"
"Tapi lebih dominan gen ummi lah!"
"Dimana mana Gen ayah itu yang lebih dominan!"
"Gen ummi yang paling dominan!"
"Gen abi!"
"GAN GEN GAN GEN! GEN HALILINTAR AJA SEKALIAN!" Ujar Boim jengah melihat perdebatan tak penting kedua orangtuanya.
"Eh eh abang gak diminta bicara ya!" ujar umminya menelisik tajam kerah Boim yang menopang dua toples sekaligus di pangkuannya langsung terdiam
"Liat nih Rere bisa dapet kecantikan kayak gini dari siapa lagi coba kalau bukan nurun dari ummi?" Rianti sudah menangkupkan kedua tangannya di wajah Rere terlampau gemas, agak menekankan disana sehingga menampilkan wajah imut seoarang Renada.
Masih juga dilanjutkan? Astagaaa.. Ujar batin Boim.
"Apasih ummi ih!" balas Rere memiringkan wajah melepaskan tangkupan tangan umminya.
"Ummi jadi gemes deh sama kamu!" balas umminya mencubit kedua pipi mulus Rere lalu memain mainkannya bak anak kecil
"Ummi ih lepasin nanti pipi Rere dower ihhh" pekik Rere berusaha melepaskan jeratan tangan Rianti dari wajahnya akhirnya berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renada
Teen FictionRere kembali menaiki motornya, ketika hendak memaki helm, dia melihat seseorang laki-laki yang menurutnya tak asing dipelupuk matanya , laki laki yang baru saja keluar dari masjid. Tampan Kata itulah yang pertama kali tertera di batin Rere. "Asta...