13. Tanda Allah Sayang

8 0 0
                                    

° ° °

Libur semester kali ini kebetulan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, yang tentu saja di sambut gembira oleh seluruh muslim di dunia.

Hari demi hari di lewati Rere hanya dengan berdiam dirumah karna memang itu yang disukainya. Apalagi yang disenangi seorang introvert jika bukan menyendiri. Namun terkadang membuat bosan. Menulis, membaca, menggambar nonton film hanya itu saja yang dilakukan Rere dirumah. Setiap hari selesai melaksanakan 12 rakaat dhuha nya ia akan melanjutkan dengan menulis, usai menulis beralih dengan membaca, selesai membaca lalu menggambar, disusul menonton film.

Tapi berbeda untuk setiap hari jumat, ia akan pergi ke masjid Ad-Dhuha untuk mengikuti kajian rutin bersama komunitasnya dan hari ini adalah hari jumat.

menempuh kurang lebih setengah jam untuk sampai di masjid tersebut. Hari ini kebetulan ustadzah Nabilah yang mengisi kajian, ia adalah ustadzah kesayangan Rere. Bukan karena enak saja dalam pembawaan tapi memang usia Ustadzah Nabilah sendiri yang masih muda, 21 tahun umurnya, seumuran dengan bang Boim. Mungkin itu yang menyebabkannya menyukai ustadzah tersebut, beliau dapat berbaur lebih dalam dengan teman teman Rere dalam komunitas yang kebanyakan masih berusia remaja.

Pagi ini Rere berpacu dengan waktu menembus jalanan, tergesa gesa. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.46 ketika Rere keluar rumah. Sedangkan waktu kajian dimulai pukul 09.00. Meskipun dipastikan akan terlambat tapi Rere berusaha kekeuh meminimalisir keterlambatannya.

Walau masih cukup pagi tapi sinar matahari sudah sudah lumayan panas menembus kulitnya. Pagi ini jalanan juga lumayan ramai terutama kendaraan beroda dua. Namun sangat disayangkan masih banyak pengendara yang kurang mematuhi peraturan berkendara seperti ibu-ibu yang sekarang berada berhenti didepan Rere, ia membawa dua orang anak di belakangnya tapi baik si ibu ataupun anak anaknya tidak ada memakai helm. Bukankah bahaya dapat terjadi kapanpun dan dimanapun?
Lalu bagaimana bisa si ibu ini mengindahkan keselamatannya sendiri dan anak yang dibawanya? Ntahlah. Mematuhi peraturan memang harus timbul dari kesadaran diri sendiri.
Lampu merah belum juga mau berubah warna. Tidak tahukan dia kalau Rere sedang tergesa gesa?

Melihat benda dipergelangan tangannya, 09:08. Sudah telat. Semoga kajian belum berlangsung lama harap Rere. Lampu berubah hijau segera ia menancam gas, untung saja jalanan tidak seramai sebelumnya. Rere terus aja menambah kecepatan motornya supaya segera sampai.

Masjid Ad- Dhuha sudah tak jauh lagi hanya tinggal kurang lebih 2 KM, sehabis ini ia belok kanan dengan tetap berada di jalur lurus  dan Kubah Masjid akan terlihat tepat di depan Islamic Center kota.

Seorang remaja laki laki tanpa menggunakan helm menyalakan sen kiri, tepat di depan Rere namun motornya terus berlenggang di tengah jalan.  maksutnya gimana ini? Emang ini jalan kamu sendiri yang mau lewat??

Mobil samping Rere terus saja menyalakan klaksonnya.

Ketika motor Rere siap berbelok kanan

BUGHH

Tiba tiba saja tangan kanan Rere kehilangan pedal gasnya

Suara benturan benda keras terdengar begitu mengerikan

Suara jeritan warga sekitar tak kalah menggema

Motor scoopy dan pengemudinya terpental dengan kaki kanan terhimpit body motornya

Seorang pemuda jatuh tersungkur ditengah jalan dengan pengemudi dan motor yang sudah terpisah.

Kendaraan yang berada dibelakang sontak menghentikan laju kendaraannya. Tak terkecuali Mobil yang tadi terus menekan klaskon ikut menghentikan mobilnya yang sudah lebih dulu melewati Rere yang tadi akan berbelok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RenadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang