KELIMA PULUH : ADA YANG PULANG

2.6K 262 6
                                    

Yaampun ternyata kalian pencinta genre psychology  ya. Gak nyangka ternyata kita se-genre. Haha, enggak deh. Ya jelas kita segenre kalau enggak gak akan jetemu sama Ara.

MR : Si Lemah - RAN, Hindia

———

HAPPY READING!!

———

Ara menutup kenop pintu dengan lemas. Masih terulang di otaknya tentang apa yang di ucapkan dokter padanya.

Ara benar-benar tak tahu lagi apa yang harus di lakukannya. Semuanya terasa salah, bahkan belakangan Zona mulai sibuk dengan kuliahnya.

Zona sudah memutuskan memasuki universitas yang letaknya tak sampai keluar dari Bandung tapi tetap saja Zona akan semakin sibuk dengan waktunya.

Ara menatap selembar kertas di tangannya yang berisikan nama-nama obat yang wajib di konsumsinya.

Dengan gontai kakinya melangkah menuju bagian apotek rumah sakit. Tidak ada pilihan lain yang bisa di lakukannya selain mengikuti saran dokter, meski hal itu tak bisa menjamin kehidupannya.

———

Sudah hampir satu minggu dirinya tak bertemu Zona sejak kejadian di danau malam itu.

Bahkan selama satu minggu pula keduanya tak berkomunikasi, terlalu banyak alasan yang membuat keduanya memiliki jarak.

Ara memasukan satu kantong plastik berwarna putih yang berisi obat-obagan yang semakin hari semakin bertambah.

Apa mungkin satu tahun lagi makanan pokok gue berubah jadi obat?

Ara memutuskan untuk berjalan menuju halte bus terdekat. Dirinya tak begitu senang menggunakan Taxi dan juga tak berminat menaiki grab untuk saat ini.

Sedangkan di tempat lain seorang gadis hanya menatap lautan awan di balik jendela dengan senyuman.

Gadis dengan rambut berwarna hitam tapi tak begitu pekat. Jangan lupakan kulitnya yang berwarna putih sedikit kecoklatan. Matanya yang memiliki satu buah kelopak dengan eyeliner hitam di atasnya.

Pergelangan tangannya terlilit sebuah gelang berwarna coklat dengan bandul A dalam sebuah bel kecil. Tangannya yang munggil mulai meraih benda pipih berbentuk persegi panjang dan mulai menekannya di beberapa tempat.

Senyuman manis terbit dari sudut bibirnya saat dirinya menatap sebuah potret yang di dalamnya terdiri atas dirinya dan seseorang yang berharga.

Dirinya sangat merindukan orang itu. Bahkan rasanya dia tak yakin jika orang itu masih mengingatkannya.

Tatapan matanya beralih kembali menatap lautan awan.

Ku harap maaf masih ada, Nad

———

Waktu sudah menunjukan pukul 17.22 ketika pesawat tujuan Spanyol-Indonesia berhasil mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Di antara jutaan manusia yang berada di sana, terlihat seorang gadis sedikit lebih mencolok karena pakaiannya yang terlihat sangat anggun jika di lihat sekilas, apalagi di antaranya terlihat lebih banyak manusia berjenis kelamin pria di bandingankan wanita sepertinya.

Namun sebenarnya bukan itu yang menarik perhatian, tapi pilihan sepatu miliknyalah yang terlihat sangat mengganggu pemandangan.

Boots

15th Voltage [Tegangan 15] ✔(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang