KELIMA PULUH LIMA : BERBAJU HITAM

2.8K 251 35
                                    

Sorry agak telat Updatenya, but enjoy the story.

MR : Marshmello, Bastille - Happier

———

HAPPY READING!!!

———

Waktu berlalu dengan lambat ketika seseorang yang di sayangi tak berada di sekitar kita dan Rama menyadarinya saat ini.

Ini sudah hari ke-5 Ara koma. Dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda jika adiknya itu akan terbangun.

Rama menatap Ara sedih begitu dirinya teringat dengan penjelasan yang di berikan ayahnya tak lama ketika dirinya tiba di Bandung malam itu.

Ara, adik perempuannya mengidap kelainan jiwa dan kanker yang sudah berada pada stadium akhir.

Ingin rasanya Rama tak mempercayai keduanya. Ingin rasanya Rama terbangun dari mimpi buruknya ini.

Tapi sayangnya, segala hal yang terjadi saat ini adalah kenyataan.

Sejak Rama tahu penyakit yang di derita Ara. Rama mulai mencari tahu penyebab utamanya. Karena Ara tak bisa menjelaskan maka satu-satunya jawaban berada pada orang yang menjadi tumpuan Ara menggantikan kewajiban dirinya dan kedua orang tuanya.

Zona Agalingga

Lelaki yang umurnya berbeda beberapa tahun dari Ara itulah yang berhasil menjelaskan penyebabnya pada Rama.

Flashback On

"Sedeket apa lo sama adik gue?" Rama menatap Zona yang sejak kemarin setia menunggu adiknya di kamar rawatnya, kemarin malam lebih tepatnya.

"Hubungan gue sama dia—"

Zona bingung, jawaban apa yang harus di berikannya?

"Kita gak bisa di sebut sahabat tapi bukan temen juga. Mungkin hampir kayak brother-sister."

"Sejak kapan lo deket sama dia?"

Zona sadar jika sekarang Rama sedang menggali informasi darinya dengan cara mengintrogasi.

"Belum lama. Tapi lumayan lah."

"Gimana bisa lo sedeket itu sama dia? Bukankah dia tipe yang susah dekat dengan seseorang?"

"Ya, sejak gadis bernama Anina Narahandi meninggalkannya. Sejak skandal adek bungsu lo dan semakin menjadi ketika kakak perempuannya memilih kost."

Rama tersenyum kecil mendengar jawaban rinci Zona. Ara pasti menceritakan semuanya, semua dari sudut pandang sakitnya. Maka dia telah bertanya pada orang yang tepat.

"Lo hafal banget kayaknya."

"Gue harus inget. Karena butuh perjuangan buat seseorang cerita masalahnya, dan pendengar gak berhak melupakannya gitu aja. Buat apa seseorang cerita kalau akhirnya di lupain."

Rama menganggukan kepalanya, "Lo punya saudara?"

"Pernah. Dia mirip kayak Nadhine, karena itulah gue sayang sama Nadhine."

Rama masih merasa asing mendengar panggilan lelaki itu pada adiknya. "Sayang?"

"hmm."

"Lo tau alasan kenapa Ara kayak gini?"

"Gue tau, tapi kayaknya Ara yang lebih pantes cerita itu."

15th Voltage [Tegangan 15] ✔(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang