Samuel POV
"Loh?" seru gue dan Sabri berbarengan. Udah kaya backing vocal aja dah
kaget pas liat siapa yang nanya barusan. Seketika rasa sakit nyut-nyut di pinggang gue sirnah begitu saja.
Dia mantan gue gais... Ya Allah kuatkan Mue.
"Buk Berta kan?" tanya Sabri yang udah berdiri dari Jungkooknya. Eh! Kok malah bawa-bawa idola mak gue sih. Jongkok bego! Ah Elu mah!
Buk Berta mengangguk. "Iya, itu nama saya, anak berdua ini siapa ya?" tanya Buk Berta bingung, sambil menatap gue dan Sabri bergantian.
"Ini aku ibuku, Aku ini anakmu," sela gue dengan gaya lebay menawan andalan gue.
Kening buk Berta yang emang udah berkerut, bertambah berkerut karena bingung sama ucapa gue yang aneh.
"Ini aku buk Sabrina, dan ini Samuel," ucap Sabri memperkenalkan diri.
Buk Berta masih belum konek. Pake kartu paket apa sih buk? Lelet amat signalnya.
Makanya, buat lo, lo pada yang baca cerita ini, beli kartu perdana sama gue, signalnya di jamin kenceng, porji bukan botol-botol!
"Sabrina mana ya? saya lupa," ucap ibuk Berta yang sudah mulai menua.
"Sabrina Naomi Yulianda buk, anak murid ibuk waktu SD," ucap Sabrina berusaha mengingatkan.
Buk Berta terkejut "Oh Sabrina. Iya ibuk inget, kamu kan murid Ibuk yang paling pinter. Ya ampun Nana, udah besar dan makin cantik sekarang," puji buk Berta sambil memeluk dan mengelus-elus pipi Sabri.
Duh! Buk Berta apaan sih?! Bikin iri gue aja! Gue kan juga mau ngelus-ngelus Sabri kaya gitu.
"Kamu kesini sama siapa? Ini tukang ojek kamu?" tanya buk Berta beruntun sambil nunjuk gue.
Tapi tunggu, sepertinya ada yang salah dengan pertanyaan terakir. Tukang ojek? Gue disamain sama tukang ojek?!
Wah! Cari marmut nih buk Berta. Cakep-cakep gini dibilang kang ojek! Muka gue ini cocok buat jadi cover majalah, jangan sembarangan dong. Walaupun cuma cover majalah Bobo, yang penting gue eksis!
Sabri terkekeh "Bukan buk, Ini Samuel Al Haidar, murid Ibuk juga," ucap Sabri menyadarkan buk Berta dari jalan yang sesat.
"Oh Samuel yang bandel itu ya?" tebak buk Berta, sangat tepat pada sasaran.
Gue mendekat dan mengambil tangan buk Berta, lalu meletakanya ke kening gue "Assalamualaikum, buk Berta yang cantik walaupun udah tua," ucap gue dengan santai.
"Waalaikumussalam, Samuel yang bandel," balas Buk Berta Sambil terkekeh.
Gue juga ikut-ikutan nyegir, sampai saat.
"AWWHH!! Buk, kok saya ditabok sih buk? Salah saya apa coba?" tanya gue bingung.
Heran deh gue sama Buk Berta ini, pas sama Sabri aja dipeluk-peluk, dipuji-puji. Lah, giliran Gue? jangankan dipeluk sama dipuji, yang ada gue dikasi tampolan manjah.
Buk berta menggeleng "Enggak papa, ibuk kangen aja pengen nabok kamu, udah berahun-tahun enggak ketemu murid paling bikin pusing kaya kamu," ucap Buk Berta, lalu terkekeh bersama Sabri.
Dari sekian banyak kenangan yang bisa buk Berta rindu tentang gue, kenapa harus rindu pengen nabok.
Aah, bener-bener nih mantan guru!
***
"Jadi kalian ini mau menikah?" ulang buk Berta seolah tak percaya dengan apa yang gue ucapin, kalo gue dan Sabri akan menikan dua minggu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Somplak Wedding
Romansa[COMPLETED] - Repost Amazing Cover by pinterest WARNING 18+ [Sebagian chapter diprivate acak, follow sebelum membaca] Ini semua gara-gara insiden konyol yang gak sengaja gue lakuin. Gue harus nikah sama musuh bebuyutan gue sendiri. Musuh dari jama...