BAGIAN 11 "Dikejar Monster kepiting"

5.9K 327 30
                                    

"Gue gak cakep dan gak kaya. Tapi gue jamin kalo gue bisa bikin Lo bahagia"

•••

"Morning all.  papa, mama, Montok."

Gue menyapa seluruh anggota keluarga dan duduk dengan manis di meja makan. Sambil perhatiin Sabri yang mondar mandir dari dapur bawa makanan ke meja makan.

"Masak apa lu Sab?" tanya gue saat liat Sabri meletakan semangkuk sayur asem di meja makan.

"Masak cicak balado, kata Mama lo suka itu kan?" jawab Sabri duduk di samping gue.

Cicak balado?

Gue menatap dia dengan tatapan heran "Lah? Sejak kapan gue suka cicak balado?"

Perasaan gue gak pernah makan cicak. Yang pernah gue makan itu ayam, sapi, kambing ikan, pipinya si Montok, sama makan temen.

Abaikan aja makanan yang terakhir gue sebut. Gue gak pernah mamam temen. Lagian buat apa gue makan, orang mereka semua banyak dosa udah pasti daging mereka pait.

Tidak! Menjijikan! Wueek!

Tak...! Ada yang nemplok di kening gue.

"Auh ...!" ah benda asing apa yang menimpa kepala emas sang sultan?

Gue menoleh pada pelaku yang sedang makan bubur lumpur dengan wajah tanpa dosanya.

Gue mengelap kening yang kena cipratan bubur bayam rasa cokelat milik si Montok.

"Lo mau makan apa? Biar gue ambilin," tanya Sabri membalik piring di depan gue.

"Yakin lo?"

"Iya!"

Gue tersenyum lebar, menatap Montok dengan tatapan permusuhan "Gue mau makan bubur Montok. Lo ambilin gih yang dari tangan nya." tunjuk gue pada cewek sekseh yang lagi makan.

Haha gak sabar liat Montok berantem sama Sabri. Rasain lo Montok! itu akibatnya lempar muka ganteng Mue pake bubur, gue aduin ke bini gue lu.

"Kalau gitu lo gak usah makan!" ketus Sabri melengos pergi ke dapur nyusul Mama dan gue hanya bisa menatap dengan wajah cengo.

"Pffttt ... Emang enak dapat bini galak?"

Ini lagi si bapak, ngeledek orang dengan seenak jidat bagong. Kaya bininya baik hati aja dah.

Tak lama setelah itu, Mama datang dengan sepiring udang goreng. Gue melihat ekspresi wajah Papa yang berubah seketika jadi kecut kek ketek bencong.

"Kenapa masak udang sih mah? Kan mama tau Papa jijik sama bau udang," protes Papa dengan wajah berkerut.

"Ya udah, papa makan yang lain aja kalo gitu. Masih banyak tuh," jawab mama lembut.

Papa mencebik sebal "Harusnya gak usah masak udang, kamu tau aku gak bisa makan kalo ada bau udang."

Mama menghela napas berat "Ya gimana lagi mas udah kebeli, sayang kalo gak dimasak." Masih lembut.

"Harusnya gak udah dibeli."

Mama langsung menatap tajam pada pak Fandi yang kebanyakan bacot dari tadi "Ya udah! Kamu gak usah makan sekalian!"

Waduh perang nih! Asik ribut lagi, Haha bahagia rasanya hati ini liat bapak gue terlonjak kaget dengar bentakan Mama. Dasar otak gue emang udah kempes kayanya.

Dimana-mana orang kalo Mak-Bapaknya berantem bakalan sedih, lah gue tertawa bahagia.

"Oke! Aku gak ikut sarapan hari ini!"

The Somplak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang