Aku yakin, kalian pasti tahu bagaimana caranya menghargai penulis.
Btw aku mau ucapain makasih banyak buat kalian yang selalu vote dan baca ceritaa inii, dan sekarang udah 1000 pembacaaa, bahagia bangett akutuuu, tapi sedih juga karena makin kesini yang vote makin sedikit:(
Selamat membacaaa!♡
•
•
•
Hari ini, jeno sudah boleh pulang. Terhitung sudah 3 hari jeno di rawat di rumah sakit city 127. Sekarang Jeno sedang berjalan menuju kamarnya. Saat sampai di depan pintu kamarnya Wonyoung muncul dari balik pintu dengan sapu di genggaman tangannya.
"Tadi bunda suruh aku beresin kamar kak Jeno, maaf kalau ngelanggar privasi kakak. Tapi aku cuma beresin kok gak ngapa-ngapain lagi". Ujar wonyoung sambil tersenyum. Jeno hanya mengangguk lantas masuk ke dalam kamarnya.
"Duh, makasih ya wonyoung. Kamu udah cantik, rajin lagi. Makin sayang deh bunda". Ujar bunda di depan kamar Jeno yang tentu masih dapat di dengar oleh Jeno. Entah mengapa belakangan ini bunda selalu saja meminta wonyoung menjaga Jeno di rumah sakit. Siyeon? Siyeon tidak menghubungi apalagi mengunjungi Jeno di rumah sakit. Setidaknya itu yang ada di pikiran Jeno.
***
Flashback on
Hari ini Siyeon kembali mengunjungi Jeno. Kemarin Ia menanyakan jadwal pemberian obat pada Jeno kepada suster agar ia tahu waktu Jeno biasa tertidur dan datang untuk sekedar menatapnya dan menaruh makanan kesukaan Jeno. Ia melakukan hal tersebut saat tidak ada siapapun di ruangan Jeno, ia juga berpakaian tertutup sekali sehingga keluarga jeno tidak akan mengenalinya jika tak sengaja berpapasan. Ia melakukannya setiap hari saat Jeno sedang dirawat.
Seperti sekarang ini, ia meletakkan kue cubit dan memperbaiki rambut yang menutupi dahi Jeno. Ia menatap Jeno yang tertidur pulas akibat efek samping dari obatnya. Setelah beberapa menit, siyeon bergegas keluar dari ruangan Jeno dan pulang.
Jeno membuka mata perlahan dan mendapati wonyoung duduk di kursi tepat di sampingnya.
"Ini ada kue cubit kak" wonyoung menyodorkan kue cubit di atas meja kecil di samping ranjang Jeno.
"Dari siapa? " tanya Jeno.
"Ga penting dari siapanya, dimakan aja kak ga beracun kok" ujar wonyoung.
Flashback off
***
Setelah 2 hari beristirahat di rumah, Jeno kembali masuk ke sekolah. Pagi ini bundanya mendesak Jeno agar berangkat dengan wonyoung.
"Apa salah nya si No? Udah kamu hari ini bawa mobil aja". Ujar bunda
"Tapi bun, Siyeon?"
"No, wonyoung udah nunggu di depan. Lagian wonyoung yang jagain kamu selama di rumah sakit. Bunda ga lihat siyeon sama sekali, kalo gaada wonyoung bunda gak tau harus gimana jagain kamu. Udah, buruan berangkat"
Jeno pun mengangguk dan berpamitan.
"Makasih kak udah boleh nebeng berangkat bareng. Seneng deh" wonyoung tersenyum. Jeno mengiyakan dan bergegas masuk ke mobil.
***
Saat sampai di sekolah, jeno segera memarkirkan mobil nya dan berjalan keluar tanpa memperdulikan wonyoung, namun usaha jeno untuk mendahului wonyoung gagal karena wonyoung mengejar jeno sambil berteriak dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Religion | Jeno lee ✔
Short Story[SLOW UPDATE] Mereka bilang cinta mempertemukan dua insan yang berbeda untuk saling melengkapi. Namun ada kalanya kata 'beda' menguji asa dua insan untuk saling mengasihi. Sama-sama memuji Tuhan namun Tuhan yang ber 'beda'. "Tanyakan pada tuhanmu...
