7° Pihak ketiga

1.7K 225 11
                                    

Kuy di vote and comment! 🖤

Saat sampai di rumah sakit, Siyeon segera memeluk kakaknya sambil menangis. Jaehyun mencoba menenangkan Siyeon namun tangisan Siyeon malah semakin pecah.

Selang beberapa menit keluarga Jeno sampai di rumah sakit, Bunda Jeno langsung menghampiri kursi yang siyeon dan jaehyun duduki, pipi nya sudah basah karena air mata.

Keadaan Jeno memang tidak separah yang bunda nya pikirkan namun tetap saja perasaan khawatir seorang ibu kepada anaknya sangat lah besar, Jeno itu jarang sakit, karena dia aktif dalam olahraga. Jadi, melihat keadaan Jeno saat ini cukup untuk membuat seorang bunda menangis.

"Jeno kenapa nak? Siapa yang buat Jeno bunda sakit seperti ini? Bilang sama bunda nak! Jeno- hiks hiks" Bunda Siyeon menggenggam bahu Siyeon erat.

"Maaf, bunda" Siyeon berkata dengan suara bergetar dan air mata yang masih turun dari kedua matanya.

"Maafin Siyeon yang udah buat Jeno seperti ini" Suara Siyeon semakin bergetar. Air mata tak henti membasahi pipinya.

Bunda menatap Siyeon tidak percaya. Bunda lantas menjatuhkan kedua tangannya dari bahu Siyeon. Melihat reaksi Bunda, Siyeon kembali menangis sambil menundukkan kepalanya, seluruh badannya sekarang bergetar akibat isakannya.

"Ya Allah, apa yang terjadi dengan Jeno?" Seorang wanita paruh baya yang merupakan teman bunda Jeno menghampiri mereka. Ia datang bersama anaknya, Wonyoung. Siyeon tentu mengenali mereka karena sering bertamu ke rumah Jeno.

"Bunda harus kuat bun, biar kak Jeno cepat sembuh" kali ini ucapan Wonyoung langsung disambut pelukan oleh bunda. Bunda kemudian menangis di bahu Wonyoung. Melepaskan segala kesedihannya kepada anak dari temannya, bukannya pacar dari anaknya.

"Jeno, jeno lagi sakit wonyoung, hiks hiks...jeno--hiks" bunda kembali terisak. Siyeon yang melihat adegan di depannya kembali merasakan sakit yang amat sangat. Ia gagal, ia gagal menjaga Jeno. Ia bahkan menjadi penyebab Jeno terluka. Jaehyun yang melihat Siyeon semakin terisak menghampiri adiknya.

"Pulang dulu Yeon, kakak tau Jeno lagi sakit. Tapi kakak juga tau kamu dalam keadaan yang sakit juga". Jaehyun menggenggam tangan Siyeon. Siyeon menatap mata kakaknya dengan wajah yang masih berurai air mata.

"Kak, Gara-gara aku... Gara-gara aku Jeno jadi kayak gini" isak Siyeon di depan kakaknya.

"Ini gak sepenuhnya salah kamu Siyeon. Disini kamu juga dalam posisi tersakiti. Kita pulang dulu ya? Kakak gak akana tega liat kamu nangis mulu disini. Besok baru kita kesini lagi jenguk Jeno, ya? " tutur Jaehyun sembari menghapus air mata adiknya. Siyeon pun mengangguk.

Tak ada gunanya lagi ia disini. Wonyoung bahkan sudah menggantikan posisinya. Atau bahkan dari awal memang itu bukan posisi Siyeon? Entahlah.

Setelah Jaehyun berpamitan mereka pun menuju rumah mereka dengan Siyeon yang masih mengeluarkan air mata.

***

Keesokan harinya Siyeon bangun lebih awal, ia pergi ke supermarket untuk membeli bahan untuk membuat camilan kesukaan jeno, kue cubit. Siyeon sebelumnya belum pernah membuat nya dengan tangannya sendiri, ia harap rasanya tidak buruk. Ia juga akan membawa lauk buatan mamahnya nanti untuk Jeno supaya bisa makan siang bersama di rumah sakit.

Setelah membeli bahan-bahan untuk kue cubit Siyeon bergegas menguncir rambutnya dan memakai apron kemudian menuju dapur. Ia membuka resep kue cubit di ponselnya. Ia langsung mencoba memasak resep tersebut. Setelah cukup lama berkutat dengan bahan, Siyeon menyelesaikan kue cubit buatannya.

Religion | Jeno lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang