MINE #1

22.2K 494 13
                                    

Wanita cantik itu kini sedang sibuk mondar-mandir untuk menyiapkan perlengkapan sang suami untuk berangkat kerja sekitar satu jam lagi didalam kamar utama. Wanita itu mendesah pelan ketika menyadari sang suami masih berada di kamar mandi dari beberapa menit yang lalu.

"Apakah kau baik-baik saja bee? Aku harap kejadian semalam tak membuatmu kehabisan nafas, padahal itu bukan yang pertama lagi bee." Selena terkekeh pelan lalu berjalan keluar kamar untuk menyiapkan beberapa keperluan lainnya, termasuk menyiapkan sarapan untuk sang suami.

20 menit berlalu, selena masih berkutat dengan perlengkapan dapur dan tidak menyadari bahwa dari beberapa menit yang lalu sang suami sudah mengamati gerak-garik wanitanya hingga menimbulkan senyum tipis dibibir milik pria tampan itu.

"Oh maafkan aku bee-" Selena berjalan dan menaruh roti bakar serta kopi pahit kesukaan justin, sesaat menyadari ada pria tampan itu dipintu masuk dapur. "-Kau tau banyak yang harus aku urus. Selalu seperti itu." Ucap wanita itu lalu mengecup bibir sang suami singkat dan beralih pada kursi tempat biasa selena duduki.

"Tidak masalah. Aku mengerti."

"Kau memang pengertian." Selena memandang justin lama sambil memutar bola matanya malas.

Justin mengangguk seolah tidak terpengaruh dengan sindiran selena sambil menyesap kopi yang berada ditangan kiri dan benda pipih canggih ditangan kanan.

"Bee, apakah kau sibuk hari ini?" Justin mengalihkan pandangannya sebentar lalu mengangguk dan kembali menatap layar datar digenggamannya. "Jadi kau benar-benar sibuk?" Ulang sang istri kembali membuat justin menaruh benda itu melirik lembut kearah selena.

"Ya."

"Itu singkat, tuan."

"Yaaaaaaaaaaaaaaaaaa." Justin menarik nafas dalam lalu tersenyum membuat selena menepuk pipi justin gemas dan terkekeh.

"Aku akan kerumah sakit." Justin mengangguk. "Apakah kau tidak ingin bertanya sesuatu?" Justin mengernyit dengan tatapan bertanya, alhasil membuat selena mau tak mau menghembuskan nafas berat. Selalu dingin seperti biasa.

"Bulan ini aku belum-" Selena menundukkan kepalanya sambil memainkan jemarinya pertanda ia mulai gugup.

"Belum apa?" Tuntut justin penasaran.

"Hm, be- pokoknya aku ingin kerumah sakit. Jangan banyak pertanyaan dan protes bee." Selena mengangkat piring bekas lalu berjalan menuju dapur.

Justin yang sudah mengerti dengan sikap selena hanya menggeleng kecil lalu berdiri. "Mungkin aku pulang setelah makan malam, jadi kau akan diantar Max nanti." Justin berkata tegas dan berjalan kearah pintu utama.

Seketika justin merasakan sesuatu dipergelangan tangannya. "Cis. Aku ingin menyetir sendiri, bee." Rengek selena manja. Justin menggeleng satu kali, menandakan bahwa ia tidak setuju.

"Terakhir kali kau menyetir, satu komplek protes padaku karena tiang listrik diseberang jalan kau tabrak yang menyebabkan satu komplek rumah padam listrik. Jadi se-"

"Itu kan bar-"

"Bersama Max atau tidak sama sekali?" Ancam justin membuat selena menghembuskan nafas tak suka lalu menghentakkan kakinya kasar. "Aku rasa, ibumu tidak pernah mengajarkan sikap tidak sopan seperti itu kepadamu sel. Ingat?" Justin menyindir sambil melangkah maju untuk mengecup kening serta bibir sang istri.

"Hati-hati."

"Itu singkat Nyonya Watson." Justin mengingatkan membuat selena mencibir masam.

"Haaatttiii-haaatttiii, bee." Selena mengecup dan memeluk sang suami dengan erat.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang